Untuk mendekatkan diri kepada Allah, seseorang hendaknya bisa menjaga
mulutnya; tidak banyak bicara kecuali
ada perlu). Rasulllah bersabda;
"Siapa yang ingin selamat
agamanya, hendaknya diam".
Peribahasa
mengatakan,
berbicara adalah perak sedang diam
adalah emas.
Artinya, diam lebih baik daripada
berbicara. Dalam thoriqot,
sebagaimana
dikatakan
Al-Qusyairi, para murid juga
disuruh diam, sebab berbicara sebenarnya
adalah cobaan. Dengan banyak bicara, nafsu menjadi
memperoleh alat dan
kesempatan untuk menyalurkan hasrat-hasrat jahatnya; menunjukkan kebaikan
diri, sombong, congkak dan lain-lain. Sedemikian, sehingga banyak bicara bisa
menyerap kebaikan-kebaikan yang dilakukan sebagaimana tanah kering menyerap
air
hujan.
"Banyak bicara menyerap kebaikan-kebaikan sebagaimana bumi menyerap
air"
(Abu Bakar ibn Ayyas).
Selain itu, nur Ilahy juga akan keluar dari diri manusia ketika mereka
banyak berbicara bohong. Sehingga, hatinya
menjadi gelap, mati dan dirinya
menjadi terlempar
dari jalan Ilahy.
"Gedung kewalian
tiang-tiangnya
telah terbagi
Para
pemimpin kita
yaitu,
dari para wali abdal
Mereka selalu diam
menjauhkan
diri (uzlah) selamanya
Menjaga lapar dan tidur
untuk
membersihkan hati yang mahal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar