Jumat, 18 Januari 2013

TIDAK BANYAK BICARA


Untuk mendekatkan diri kepada Allah, seseorang hendaknya bisa menjaga
mulutnya; tidak banyak bicara kecuali ada perlu). Rasulllah bersabda;
"Siapa yang ingin selamat agamanya, hendaknya diam".
Peribahasa mengatakan, berbicara adalah perak sedang diam adalah emas.
Artinya, diam lebih baik daripada berbicara. Dalam thoriqot, sebagaimana
dikatakan Al-Qusyairi, para murid juga disuruh diam, sebab berbicara sebenarnya
adalah cobaan. Dengan banyak bicara, nafsu menjadi memperoleh alat dan
kesempatan untuk menyalurkan hasrat-hasrat jahatnya; menunjukkan kebaikan
diri, sombong, congkak dan lain-lain. Sedemikian, sehingga banyak bicara bisa
menyerap kebaikan-kebaikan yang dilakukan sebagaimana tanah kering menyerap
air hujan.
"Banyak bicara menyerap kebaikan-kebaikan sebagaimana bumi menyerap air"
(Abu Bakar ibn Ayyas).
Selain itu, nur Ilahy juga akan keluar dari diri manusia ketika mereka
banyak berbicara bohong. Sehingga, hatinya menjadi gelap, mati dan dirinya
menjadi terlempar dari jalan Ilahy.
"Gedung kewalian
tiang-tiangnya telah terbagi
Para pemimpin kita
yaitu, dari para wali abdal
Mereka selalu diam
menjauhkan diri (uzlah) selamanya
Menjaga lapar dan tidur
untuk membersihkan hati yang mahal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar