Kamis, 06 Februari 2014

Pengikut Tarekat di Pentas Nasional : Dahlan Iskan

Pengikut Tarekat di Pentas Nasional : Dahlan Iskan

Dahlan IskanSiapa yang tak kenal dengan Dahlan Iskan? Menteri BUMN ini sering menjadi sorotan media massa karena keberaniannya dalam berkata, bertindak dan bersikap yang membuat gerah pihak-pihak tertentu namun disukai masyarakat karena ia dikenal dekat dengan rakyat kecil, santun dan murah senyum. Begitu popular dirinya, dalam berbagai survey mengenai calon presiden RI untuk pemilu tahun 2014 mendatang namanya selalu masuk nominasi. Namun bagaimana kelengkapan riwayat hidup dari sosok CEO Surat Kabar Jawa Pos dan Jawa Pos News Network yang bermarkas di Surabaya ini? Dan amalan apa yang ia lakukan sehingga dapat menjadi sosok yang sukses dan berani seperti sekarang ini?. Dikarenakan Dahlan Iskan adalah seorang pengikut tarekat yang berkibar di pentas nasional, Redaksi akan mengulasnya untuk Anda sekalian yang datanya berasal dari berbagai sumber. Semoga kisahnya dapat menjadi inspirasi bagi kita, para pengikut tarekat.
Riwayat Hidup
Dahlan Iskan lahir tanggal 17 Agustus 1951 di Magetan, Jawa Timur. Tanggal lahirnya ia karang sendiri agar mudah diingat karena orang tuanya tidak ingat tanggal berapa ia dilahirkan. Masa kecilnya ia lalu dengan kondisi serba kekurangan karena ia tinggal di desa dan orang tuanya hanya seorang buruh tani dan tukang kayu..
Dahlan Iskan memang sudah terbiasa bekerja keras sejak ia masih kecil. Itu dibuktikannya saat masih duduk di bangku sekolah. Ia sering bekerja nguli nyeset atau menyabut daun tebu yang menguning di kebun tebu dekat rumahnya. Itu semua dikerjakannya untuk membantu keluarganya yang miskin. Kelaparan merupakan hal yang sudah biasa dirasakan olehnya. Tak jarang perutnya diikat oleh sarung agar rasa lapar yang dirasakannya hilang.
Dahlan kecil mengawali pendidikan sekolah dasarnya di Sekolah Rakyat. Setelah lulus dari Sekolah Rakyat, Dahlan berniat untuk melanjutkan sekolahnya di SMP Magetan. Namun keinginannya tidak disetujui oleh Bapaknya. Akhirnya, atas keinginan Bapaknya ia meneruskan pendidikan Tsanawiyah di Pesantren Sabilil Muttaqien. Pada saat masih duduk di bangku Tsanawiyah, Dahlan harus rela kehilangan Ibunya, Lisna, yang wafat pada tanggal 21 Maret 1963.
Sewaktu remaja, Dahlan juga sudah memiliki prestasi yang membanggakan. Itu dibuktikannya dengan menjadi santri dengan predikat nilai terbaik ketika masih duduk di kelas dua Tsanawiyah. Selain itu, ia juga menjadi kapten tim voli Tsanawiyah Pesantren Sabilil Muttaqien saat menjuarai kejuaraan bola voli se-Kabupaten Magetan. Lulus dari Tsanawiyah, Dahlan melanjutkan pendidikan Aliyah di Pesantren Sabilil Muttaqien.
Karir Dahlan Iskan dimulai sebagai calon reporter sebuah surat kabar kecil di Samarinda(Kalimantan Timur) pada tahun 1975. Tahun 1976, ia menjadi wartawan majalah Tempo. Sejak tahun 1982, Dahlan Iskan memimpin surat kabar Jawa Pos hingga sekarang.
Dahlan Iskan adalah sosok yang menjadikan Jawa Pos yang waktu itu hampir mati dengan oplah 6.000 ekslempar, dalam waktu 5 tahun menjadi surat kabar dengan oplah 300.000 eksemplar.
Lima tahun kemudian terbentuk Jawa Pos News Network (JPNN), salah satu jaringan surat kabar terbesar di Indonesia, dimana memiliki lebih dari 80 surat kabar, tabloid, dan majalah, serta 40 jaringan percetakan di Indonesia. Pada tahun 1997 ia berhasil mendirikan Graha Pena salah satu gedung pencakar langit di Surabaya, dan kemudian gedung serupa di Jakarta.
Pada tahun 2002, ia mendirikan stasiun televisi local JTV di Surabaya, yang kemudian diikuti Batam TV di Batam dan Riau TV di Pekanbaru. Dikarenakan pernah mengalami sakit pada bagian hati yang parah, ia pernah menulis buku berjudul Ganti Hati pada tahun 2008. Buku ini berisi tentang penglaman Dahlan Iskan dalam melakukan operasi cangkok hati di Cina.
Sejak awal 2009, Dahlan adalah sebagai Komisaris PT. Fangbian Iskan Corporindo (FIC) membangun Sambungan Komunikasi Kabel Laut (SKKL). SKKL ini menghubungkan Surabaya di Indonesia dan Hong Kong. Dengan panjang serat optik 4.300 kilometer.
Sejak akhir 2009, Dahlan diangkat menjadi direktur utama PLN menggantikan Fahmi Mochtar yang dikritik karena selama kepemimpinannya banyak terjadi mati lampu di daerah Jakarta. Semenjak memimpin PLN, Dahlan membuat beberapa gebrakan diantaranya bebas byar pet se Indonesia dalam waktu 6 bulan, gerakan sehari sejuta sambungan. Dahlan juga berencana membangun PLTS di 100 pulau pada tahun 2011. Sebelumnya, tahun 2010 PLN telah berhasil membangun PLTS di 5 pulau di Indonesia bagian Timur yaitu Pulau Banda, Bunaken Manado, Derawan Kalimantan Timur, Wakatobi Sulawesi Tenggara, dan Citrawangan. Selain sebagai pemimpin Grup Jawa Pos, Dahlan juga merupakan presiden direktur dari dua perusahaan pembangkit listrik swasta: PT Cahaya Fajar Kaltim di Kalimantan Timur dan PT Prima Electric Power di Surabaya.
Pada tanggal 17 Oktober 2011, Dahlan Iskan ditunjuk sebagai pengganti Menteri BUMN yang menderita sakit. Ia terisak dan terharu begitu dirinya dipanggil menjadi menteri BUMN karena ia berat meninggalkan PLN yang menurutnya sedang pada puncak semangat untuk melakukan reformasi.
Dahlan Iskan dan Tarekat Syattariyah
Namun yang menarik jika ditanya mengapa dalam beberapa kasus ia begitu berani bahkan masuk kategori nekad, ia menjawab bahwa semua itu dilandasi keikhlasan. Keikhlasan ini ia tempa melalui amalan tarekat yang ia jalankan, yaitu Tarekat Syattariyah yang pengikutnya termasuk minoritas di Indonesia dibandingkan tarekat-tarekat lainnya. Ia sangat akrab dengan Tarekat Syattariyah karena ayahnya, keluarga dan leluhurnya juga pengikut tarekat ini. Dikarenakan ketekunannya dalam mengamalkan amalan tarekatnya, atas izin Allah, pada saat ia terkena musibah dalam kecelakaan tunggal mobil listrik mobil listrik Tucuxi (sekelas Ferrari) di Desa Ngerong Magetan, Jawa Timur, Sabtu, 5 Januari 2013, ia selamat dalam kecelakaan itu tanpa lecet sekalipun dan tanpa mengabaikan unsur medis ia menyatakan bahwa hal ini dikarenakan amalan Tarekat Syattariyah ada pada setiap nafasnya. Subhanallah!
Lalu, apa itu Tarekat Syattariyah dan bagaimana amalannya? Tarekat Syattariyah pertama kali muncul di India pada abad ke-15. Tarekat ini dinisbahkan kepada tokoh yang memopulerkan dan berjasa mengembangkannya, Abdullah Asy-Syattar. Awalnya, tarekat ini lebih dikenal di Iran dan Transoksania (Asia Tengah) dengan nama Isyqiyah. Sedangkan di wilayah Turki Utsmani, tarekat ini disebut Bistamiyah. Seperti tarekat lainnya, amalan ulama Tarekat Syattariyah adalah dzikir. Pelaksanaan dzikir bagi penganut tarekat Syattariyah dibagi menjadi tiga tataran, yaitu: mubtadi (tingkat permulaan), mutawasitah (tingkat menengah), dan muntahi (tingkat terakhir). Tataran ini dapat dicapai oleh seseorang yang mampu mengumpulkan dua makrifat, yaitu ma’rifat tanziyyah dan ma’rifat tasybiyyah. Ma’rifat tanziyyah adalah ‘suatu iktikad bahwa Allah tidak dapat diserupakan dengan sesuatu apapun’. Pada makrifat ini segala sesuatu dilihat dari segi batiniah/hakikatnya. Sedangkan ma’rifat tasybiyyah adalah ‘mengetahui dan mengiktikadkan bahwa Allah Maha Melihat dan Maha Mendengar’, dalam makrifat ini segala sesuatu dilihat dari segi lahiriahnya.
Di dalam tarekat ini, dikenal tujuh macam dzikir muqaddimah, sebagai tangga untuk masuk ke dalam Tarekat Syattariyah, yang disesuaikan dengan tujuh macam nafsu pada manusia. Ketujuh macam dzikir ini diajarkan agar cita-cita manusia untuk kembali dan sampai ke Allah dapat selamat dengan mengendalikan tujuh nafsu itu. Ketujuh macam dzikir itu sebagai berikut:
1) Dzikir Thawaf, yaitu dzikir dengan memutar kepala, mulai dari bahu kiri menuju bahu kanan, dengan mengucapkan laa ilaha sambil menahan nafas. Setelah sampai di bahu kanan, nafas ditarik lalu mengucapkan illallah yang dipukulkan ke dalam hati sanubari yang letaknya kira-kira dua jari di bawah susu kiri, tempat bersarangnya nafsu lawwamah.
2) Dzikir Nafi Itsbat, yaitu dzikir dengan laa ilaha illallah, dengan lebih mengeraskan suara nafi-nya, laa ilaha, ketimbang itsbat-nya, illallah, yang diucapkan seperti memasukkan suara ke dalam yang Empu-Nya Asma Allah.
3) Dzikir Itsbat Faqat, yaitu berdzikir dengan Illallah, Illallah, Illallah, yang dihujamkan ke dalam hati sanubari.
4) Dzikir Ismu Dzat, dzikir dengan Allah, Allah, Allah, yang dihujamkan ke tengah-tengah dada, tempat bersemayamnya ruh yang menandai adanya hidup dan kehidupan manusia.
5) Dzikir Taraqqi, yaitu dzikir Allah-Hu, Allah-Hu. Dzikir Allah diambil dari dalam dada dan Hu dimasukkan ke dalam bait al-makmur (otak, markas pikiran). Dzikir ini dimaksudkan agar pikiran selalu tersinari oleh Cahaya Illahi.
6) Dzikir Tanazul, yaitu dzikir Hu-Allah, Hu-Allah. Dzikir Hu diambil dari bait al-makmur, dan Allah dimasukkan ke dalam dada. Dzikir ini dimaksudkan agar seorang salik senantiasa memiliki kesadaran yang tinggi sebagai insan Cahaya Illahi.
7) Dzikir Isim Ghaib, yaitu dzikir Hu, Hu, Hu dengan mata dipejamkan dan mulut dikatupkan kemudian diarahkan tepat ke tengah-tengah dada menuju ke arah kedalaman rasa.
Ketujuh macam dzikir di atas didasarkan kepada firman Allah SWT di dalam Surat al-Mukminun ayat 17: “Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan di atas kamu semua tujuh buah jalan, dan Kami sama sekali tidak akan lengah terhadap ciptaan Kami (terhadap adanya tujuh buah jalan tersebut)”. ***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar