Kamis, 06 Februari 2014

Abdul Karim Al-Jili, Syekh Sufi yang Cemerlang

Abdul Karim Al-Jili, Syekh Sufi yang Cemerlang

Kita sering mend354713144engar istilah Insan Kamil atau Insan Paripurna. Dalam Bahasa Inggris disebut the Perfect Man (Manusia Sempurna). Istilah ini popular karena menjadi sebuah judul kitab al-Insân al-Kâmil karya Syekh Abdul Karim al-Jili.  Tapi sebenarnya, menurut para ahli, konsep Insan Kamil pertama kali dikenalkan oleh Syaikhul Akbar Ibnu ‘Arabi ((1165-1240), sufi besar penggagas doktrin wahdatul wujud.
Siapakah Syekh Abdul Karim al-Jili? Di kalangan para sufi, nama ini tidak asing lagi. Beliau lahir pada 1365 di Baghdad, Irak. Namun orangtuanya bermigrasi ke Yaman untuk mencari perlindungan. Karena saat itu Baghdad tengah dilanda krisis politik dan keamanan akibat invasi tentara Mongol.
Menurut pengakuannya, beliau masih memiliki garis keturunan kepada Syekh Abdul Qadir al-Jailani (1077–1166 M). Nama lengkapnya Abd al-Karim ibn Ibrahim ibn Abd al-Karim ibn Khalifah ibn Ahmad ibn Mahmud al-Jili. Pertemuan nasabnya dengan Syekh Abdul Qadir adalah pada salah satu cucu perempuan beliau. Nama al-Jili sendiri menurut para ahli dinisbatkan pada nama desa ‘Jil’ di distrik Baghdad, yang penduduknya mayoritas adalah imigran dari Jilan/Kilan, Persia.
Dalam perjalanannya mencari ilmu, beliau pernah singgah di India, Mekkah, Persia dan Kairo. Beliau memiliki banyak guru. Yang paling utama adalah Syekh Isma’il bin Ibrahim al-Jabati. Melalui beliaulah Syekh Al-Jili mengenal dan mendalami dunia tasawuf.
Syekh Al-Jili tergolong ulama sufi yang produktif. Beliau menulis lebih dari dua puluh karya. Yang paling terkenal adalah kitab dua jilid al-Insân al-Kâmil.  Berikut beberapa yang bisa disebutkan:
  1. ‘Aqidah al-Akabir al-Muqtabasahmin Ahzab wa Shalawa
  2. Arba’un Mautinan
  3. Bahr al-Hudus wa al-Qidam wa Mauj al-Wujud  wa  al-’Adam
  4. Al-Insan al-Kamil fi Ma’rifat al-Awakhir wa al-Awail
  5. Al-Kahf wa al-Raqim al-Kasyif ‘an Asrar bi Ism Allah al-Rahman al-Rahim
  6. Maratib al-Wujud wa Haqiqat al-Kull Maujud
  7. Al-Isfar ‘an al-Risalah al-Anwar fi ma Yatajalla li Ahl al-Zikr min Asrar li al-Syeikh al-Akbar
  8. Al-Marqum fi Sirr al-Tawhid al-Majhul wa al-Ma’lum
  9. Haqiqah al-Haqaiq
  10. Gunyah Arbab al-Sama’ fi Kasyf al-Ghina’ ‘an Wajh al-Istma’
Sebagian kitab-kitab ini masih berupa manuskrip. Sebagian lainnnya belum ditemukan. Namun dari beberapa judul itu, bisa dilihat Syekh Al-Jili tergolong sufi filosof seperti halnya Ibnu ‘Arabi. Sejarah  juga mencatat, Syekh Al-Jabati, guru utama Syekh Al-Jili, terkenal sebagai penganut aliran wahdatul wujud Ibnu ‘Arabi.
Terlepas dari catatan tentang kehidupannya yang tidak banyak diketahui, Syekh Al-Jili berkontribusi besar dalam perkembangan pemikiran sufi di dunia termasuk di nusantara. Menurut penilaian Yunasril Ali, professor bidang tasawuf dari UIN Syarif Hidayatullah, pengaruh pemikiran Syekh Al-Jili di nusantara terlihat jika meneliti kitab-kitab karya ulama-ulama sufi generasi awal, seperti Zînat al-Wâhidîn dan Asrâr al-‘Ārifîn karya Syekh Hamzah Fansuri, Anwâ al-Daqâiq fî Kasyf al-Haqâiq karya Syekh Syamsuddin al-Sumatrani, Jawâhir al-‘Ulûm fî Kasyf al-Ma’lûm karya Syekh Nuruddin al-Raniri, dan masih banyak lagi. Di Jawa, pengaruh ini terasa dari pemikiran Raden Ngabehi Ronggowarsito dan Mangkunegara IV.

Sumber:
Ahmadi Isa, Al-Jili, http://ahmadiisa.blogspot.com/2011/12/al-jili.html
Yunasril Ali, Al-Insan al Kamir karya Abd al Karim Al Jili, makalah pada Seminar Nasional Filsafat Islam dan Tasawuf, PMIAI UPM-ICAS Jakarta, Jumat 3 Januari 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar