1. Masalah Bukti OTENTIK
Saya Analogikan ada seoarang yang datang bertamu dan disuguhi air, sebelum diminum Si Tamu tersebut bertanya kepada Tuan Rumah : "Maaf apa boleh saya tahu, ini gelas ada struk pembeliannya apa tidak ?" (Struk; Bukti otentik pembelian gelas). Apa kira-kira yang ada di benak Tuan rumah ketika Si Tamu tersebut menanyakan hal seperti itu ?
Mungkin bisa jadi dibenak si Tuan Rumah tersebut berkata; " dasar Sableng, tidak tahu sopan santun, kurang Adab dan lebih parahnya lagi bisa dikatakan orang gila atau kurang waras ".
Begitu juga dengan
kita, apakah pantas menanyakan sebuah bukti otentik kepada Guru Agung
Pangersa Abah Anom Qs dan penerusnya Syaikh Muhammad Abdul Gaos
Saefulloh Maslul Ra, padahal sudah jelas-jelas dan nyata dan tidak samar
lagi. Sekiranya mereka melek, sesungguhnya bukti otentik
kemursyidan itu sudah jelas dan terang dengan adanya pemberian nama "SIRNARASA" yang berada Di dusun Cisirri, beliau adalah "Syekh M. Abdul
Gaos Saefulloh Maslul R.A" seorang "Mujaddid",
Salah satu bukti
bahwa beliau adalah penerus kemursyidan Tqn Suryalaya yang ke 38 dapat
kita saksikan dan lihat dengan kepala telanjang adalah beliau selalu
mempertahankan
sunah-sunah Guru Agung dan menyempurnakannya sampai kemasjid-masjid ibu
kota bahkan sampai ke palestina dan tempat yang belum diijak oleh
manusia kecuali oleh pangersa Abah Anom,
beliau diperintahkan untuk mendatangi dan beliau menginjak tapak (napak
tilas) bekas Abah Anom, mustahil kita bisa mengenal sepenuhnya siapa
guru kita "Abah Anom" kalau bukan dari beliau (Abah Gaos).
40 tahun tidak bergeser sedikitpun walaupun badai menerjang dari atas bawah kanan dan kiri tetap khidmat dan istiqomah hingga kini, berdiri kokoh menembus bumi, tidak tidur, beliau penyelamat dunia (Rohmatan Lil alamin) apabila tidak seperti itu dan tidak ada satupun dimuka bumi ini maka semua akan berdosa.
"Saefulloh Maslul" Panglima Cholid bin Walid 15 abad pada zaman Rosululloh SAW yang lalu kini telah dihidupkan kembali oleh Guru kita "Syekh Ahmad Shohibul Wafa Tajul Arifin QS" untuk menghadapi 100 tahun kedepan, "ada saksinya" yang masih hidup. Seorang yang sudah teruji kesetiaan hidmatnya , seorang figur yg sangat kita hormati bersama, seorang pengamal TQN terpanjang pada masanya, Seorang yang sudah terbukti kesucian qalbunya, yaitu Pangersa Akeh, kita tunggu keberanian beliau.
Patut kita syukuri seorang Abah Gaos Ra sudah membuka mata hati kita dengan sejarah dan peradaban. Inilah Panglima Cholid bin Walid versi Guru Agung Pangersa Abah Anom Qs. Saat ini bumi terus berguncang "gemas" melihat perilaku-perilaku munafik seseorang dan pura-pura tidak tau, dengan dalih mengklaim tidak ada bukti otentik.
Akan tetapi semakin ditutup-tutupi maka semakin banyak bala dan bencana di muka bumi ini. Sunah Rosul akan selalu berulang, setebal apapun upaya menutup bumi ini dengan beton kedengkian, tunas akan tetap menembus permukaan bumi seperti rembesan air. Pohon itu tumbuh tidak dibarat dan di timur tapi ujung-ujung di Cisirri. "Terbit di Suryalaya terbenam di Sirnarasa".
Pangersa Abah Gaos pernah berkata di hadapan beberpa ikhwan di bekasi ba'da sholat ashar sebelum manakib dibulan Rojab. Sabda Beliau" Nanti akan saya suruh malaikat dan jin berkumpul di Suryalaya untuk mendengarkan apa yang akan saya sampaikan pada tanggal 11 Sya'ban1433 H ". Coba kita simak ini adalah mankobah 39-40.Manusia ada gurunya, malaikat ada gurunya, jin ada gurunya dan aku guru semuanya. Kalau bukan seorang Wali Mursyid tidak akan mungkin berani berkata seperti diatas.
Inilah dia seorang maestro pada zamannya yang sudah dicetak oleh Guru Agung, ibarat Molding atau alat pencetak pasti ngeplak/klop dengan cetakannya. silahkan para ikhwan dan Akhwat perhatikan dari segi amaliah beliau itu sangat ngeplak/klop banget sama Pangersa Abah Anom Qs. Pangersa Abah Gaos sangat produktif menulis kitab-kitab padahal beliau manusia super sibuk dan beliau juga tidak pernah tidur malam kalau bukan seorang Wali pasti sulit rasanya.
2. Jangan bergeser semilipun dari kloter 37
Jangan bergeser semilipun dari kloter 37 maksudnya "Jangan bergeser pada sunahnya", Abah sudah memberikan panduannya ada di "SUNANUL MARDIYAH", barangsiapa yang mengingkari ini "MURTAD" Jangan pindah kloter ; pindah berarti berhenti, dan meneruskan bukan berarti pindah.
YSB
PP. Suryalaya saja meminta Syaikh. M. Abdul Gaos Saefulloh Maslul agar
memberikan penjelasan tentang Sunanul Mardiyah, coba anda tanya ke kampus LATIFAH MUBAROKIYYAH, cari makalah
tentang "KIAT MENELADANI MURSYID", makanya guru kita Abah Anom pernah bersabda : "Mun aya nanaon mah (permasalahan yang berkenaan dengan
"THORIQOH" tanya saja "AOS", kata Abah Ilmu Abah ada di badannya Abah
Gaos, sudah Manunggal....Roso hatinya ?
Itu kata-kata yang harus diolah dan di artikan lagi tidak seadanya begitu, kalau langsung disantap dikhawatirkan terdapat bibit penyakit yang berbahaya. Makanan yang bentuknya masih bahan baku seperti daging ayam tanpa di proses maka akan terasa bau amis dan dipastikan tidak enak bila dimakan, begitu juga sebaliknya jika kita mendengar ucapan seorang Guru yang tidak bisa kita pahami dan dicerna jangan langsung memvonis.
3. Ada juga ikhwan dan Akhwat yang berkata kita harus sabar menunggu pelimpahan kemursyidan
Sabar itu bukan menunggu, kalau sabar adalah menunggu, tidak bakal ada yang bekerja. Semua orang bakal menunggu datangnya uang. Semua orang bakal menunggu datangnya ridho Alloh tanpa harus beribadah, semua hal itu kan harus dicari?
Menunggu juga bukan sekedar menunggu tetapi harus memproses apa yang dikehendaki supaya menjadi hasil yang sesuai dengan maksud kalimat itu. Ada waktunya pelimpahan kemursyidan dari Abah Anom qs, bukan berarti kita menunggu waktunya datang, ingat bukan waktu yang mengatur kita tetapi kita yang harus bisa mengatur waktu tersebut. Wali muryid itu bagaikan bunga yang harum semerbak wanginya ada yang sudah mencium bau wanginya bunga dengan kuat ada yang samar-samar ada pula yang belum mencium sama sekali. Jadi tergantung hidung hatinya masing-masing insan yang mengalaminya.
Dari penyebab inilah tanpa disadari kita ini sedang terkena penyakit phobia adalah
sejenis suatu penyakit takut kehilangan sesuatu. Dan lebih parahnya
lagi banyak dihinggapi para pengamal thoriqoh ? Mereka takut jika
beralih mencintai ke Mursyid penerusnya dikhawatirkan akan
mengenyampingkan Guru Terdahulunya.
mungkin mereka berangkapan dengan adanya Abah Gaos sebagai penerus ke Mursyidan Tuan Syaikh Ahmad Sohibul Wafa Tajul Arifin Qs mereka takut kehilangan PP. Suryalaya. Padahal Tuan Syaikh Muhammad Abdul Gaos Saefulloh Maslul Ra bersabda : " Suryalaya tetap di Suryalaya ". Sebenarnya Suryalaya tetep di Suryalaya tidak kemana-mana, Jangan khawatir dan bimbang yang bertugas sekarang sudah Guru Agung Pangersa Abah Anom Qs lengkapi dengan pedang-Nya "SAEFULLOH MASLUL',.
Bagi saya ikut Beliau ( Abah Gaos ) sama juga ikut Abah Anom Qs dan saya tidak melihat Abah Gaos yang saya lihat beliau adalah Abah Anom Qs. Semua dari Guru, bersama Guru untuk Guru. Abah Gaos memuji Guru karena didiri Abah Gaos ada Guru.. "Puji Qodiim liqodim ". Rasa Abah Gaos Ra hilang tengelam didalam rasa Abah Anom Qs, makanya beliau kapan pun dan di manapun selalu Abah Anom Qs yang beliau sebut-sebut. Kita ini belum bisa seperti itu makannya Guru Agung Pangersaa Abah Anom Qs bersabda :..IKUTI AOS (405) ini jelas dan terang dan tidak samar lagi alias blak-blakan. Seorang salik berkata :
Mungkin dengan Motivasi dari seorang mario teguh tentang hidup kita bisa memperoleh suatu gambaran sekaligus obat dari penyakit phobia yang sedang melanda keluarga Besar Tqn Suryalaya :
Anda hanya dekat dengan mereka yang anda
sukai. Dan seringkali anda menghindari orang
yang tidak tidak anda sukai, padahal dari dialah
Anda akan mengenal sudut pandang yang baru.
Dan selanjunya pula Ia berkata :
Jangan menolak perubahan hanya karena anda
takut kehilangan yang telah dimiliki, karena
dengannya anda merendahkan nilai yang bisa
anda capai melalui perubahan itu.
Apakah kita sudah siap menjadi pengembala nafsu-nafsu diri sendiri?
Ketika sang mursyid mendidik "bocah angon". Pangersa Abah Anom Qs berkata,"hai jalu cuci kandang domba, terus angon dombanya". Kucuci kandang domba sampai bersih,walaupun baunya sangat menyengat sekali. Tapi pekerjaan ini kulakukan juga, tidak terasa air mata pun bercucuran, dan hatiku berkata, " wahai robbul'alamin, ampuni dosa diri ini yang hina dan kotor, kotoran domba ini walaupun bau tapi bermanpaat untuk alam, tapi diriku ini yang penuh dengan kotoran dan bau serta banyak dosa tidak bermanfaat untuk diri sendiri apalagi untuk orang lain, malahan menambah kerusakan didunia ini."
Astaghfirullohal 'adzim, astaghfirullohal 'adzim..., aku tersungkur menangis tak kuat menahan sedih. Lalu aku kembalakan domba-domba itu, agar tidak sembarangan memakan atau merusak lahan orang lain. Didalam hati aku bertanya? "Domba milik orang saja aku tuntun supaya jangan makan punya orang. Tapi kenapa diri ini tidak mampu menuntun domba-domba nafsu diri sendiri supaya tidak memakan barang-barang yang diharamkan. Meleleh lagi air mataku membasahi pipi yang mulai keriput sambil melanjutkan pengembalaanku.
Apakah kita sudah siap menjadi pengembala nafsu-nafsu diri sendiri? mari kita renungkan sabda Syaikh abdul Gaos Saefulloh Maslul Ra: " Jangan tergoda oleh nikmatnya kasur yang empuk...tapi latihlah matamu untuk prihatin (melek malam) ". Sabda Guru Agung Pangersa Abah Qs kepada Syaikh Abdul Gaos Saefulloh Maslul Ra : " Jangan naik ring kalau tidak kuat dijotos "
mungkin mereka berangkapan dengan adanya Abah Gaos sebagai penerus ke Mursyidan Tuan Syaikh Ahmad Sohibul Wafa Tajul Arifin Qs mereka takut kehilangan PP. Suryalaya. Padahal Tuan Syaikh Muhammad Abdul Gaos Saefulloh Maslul Ra bersabda : " Suryalaya tetap di Suryalaya ". Sebenarnya Suryalaya tetep di Suryalaya tidak kemana-mana, Jangan khawatir dan bimbang yang bertugas sekarang sudah Guru Agung Pangersa Abah Anom Qs lengkapi dengan pedang-Nya "SAEFULLOH MASLUL',.
Bagi saya ikut Beliau ( Abah Gaos ) sama juga ikut Abah Anom Qs dan saya tidak melihat Abah Gaos yang saya lihat beliau adalah Abah Anom Qs. Semua dari Guru, bersama Guru untuk Guru. Abah Gaos memuji Guru karena didiri Abah Gaos ada Guru.. "Puji Qodiim liqodim ". Rasa Abah Gaos Ra hilang tengelam didalam rasa Abah Anom Qs, makanya beliau kapan pun dan di manapun selalu Abah Anom Qs yang beliau sebut-sebut. Kita ini belum bisa seperti itu makannya Guru Agung Pangersaa Abah Anom Qs bersabda :..IKUTI AOS (405) ini jelas dan terang dan tidak samar lagi alias blak-blakan. Seorang salik berkata :
Mungkin dengan Motivasi dari seorang mario teguh tentang hidup kita bisa memperoleh suatu gambaran sekaligus obat dari penyakit phobia yang sedang melanda keluarga Besar Tqn Suryalaya :
Anda hanya dekat dengan mereka yang anda
sukai. Dan seringkali anda menghindari orang
yang tidak tidak anda sukai, padahal dari dialah
Anda akan mengenal sudut pandang yang baru.
Dan selanjunya pula Ia berkata :
Jangan menolak perubahan hanya karena anda
takut kehilangan yang telah dimiliki, karena
dengannya anda merendahkan nilai yang bisa
anda capai melalui perubahan itu.
Apakah kita sudah siap menjadi pengembala nafsu-nafsu diri sendiri?
Ketika sang mursyid mendidik "bocah angon". Pangersa Abah Anom Qs berkata,"hai jalu cuci kandang domba, terus angon dombanya". Kucuci kandang domba sampai bersih,walaupun baunya sangat menyengat sekali. Tapi pekerjaan ini kulakukan juga, tidak terasa air mata pun bercucuran, dan hatiku berkata, " wahai robbul'alamin, ampuni dosa diri ini yang hina dan kotor, kotoran domba ini walaupun bau tapi bermanpaat untuk alam, tapi diriku ini yang penuh dengan kotoran dan bau serta banyak dosa tidak bermanfaat untuk diri sendiri apalagi untuk orang lain, malahan menambah kerusakan didunia ini."
Astaghfirullohal 'adzim, astaghfirullohal 'adzim..., aku tersungkur menangis tak kuat menahan sedih. Lalu aku kembalakan domba-domba itu, agar tidak sembarangan memakan atau merusak lahan orang lain. Didalam hati aku bertanya? "Domba milik orang saja aku tuntun supaya jangan makan punya orang. Tapi kenapa diri ini tidak mampu menuntun domba-domba nafsu diri sendiri supaya tidak memakan barang-barang yang diharamkan. Meleleh lagi air mataku membasahi pipi yang mulai keriput sambil melanjutkan pengembalaanku.
Apakah kita sudah siap menjadi pengembala nafsu-nafsu diri sendiri? mari kita renungkan sabda Syaikh abdul Gaos Saefulloh Maslul Ra: " Jangan tergoda oleh nikmatnya kasur yang empuk...tapi latihlah matamu untuk prihatin (melek malam) ". Sabda Guru Agung Pangersa Abah Qs kepada Syaikh Abdul Gaos Saefulloh Maslul Ra : " Jangan naik ring kalau tidak kuat dijotos "
Syekh
Abdul Wahab Asy-Sya’rani dalam Al-Anwaarul Qudsiyyah [ Kitab ini
diterjemahkan oleh Ustadz Haji Ali bin Haji Mohammad seorang Wakil
Talqin TQN Suryalaya dari Singapore dan diterbitkan oleh PT. Mudawwamah
Warohmah Pondok Pesantren Suryalaya ]. Beliau menjelaskan bahwa; “Mencari
Syekh Mursyid yang baru jika yang lama meninggal dunia” Abah Anom pun
memberikan sambutan yang hangat. Menurut kami itu adalah “akhir pendidikan
dari seorang mursyid”
Syekh
Abdul Qodir Al-Jailani dalam kitabnya Sirrul Asrar, kitab ini
diterjemahkan oleh KH. Zezen Zaenal Abidin Zayadi Bazul Asyhab (Wakil
Talqin TQN Suryalaya). Dalam kitab tersebut pada Fasal 22 ( hal-hal
ketika tidur dan mengantuk ), Beliau menyampaikan; “Di saat Nabi hidup di
dunia manusia tidak memerlukan bimbingan orang lain, tetapi setelah
beliau berpindah ke alam akhirat, maka ruh putuslah sifat keterkaitan
dan beliau berada pada maqam Tajarrud Murni”.
Nabi saw. bersabda :
مَنْ مَاتَ وَلَمْ يَعْرِفْ ِامَامَ زَماَنِهِ مَاتَ مِيْتَةً جَاهِلِيّةً
“ Siapa yang mati sedang ia tidak mengenal imam zamannya maka ia mati dalam keadaan jahiliyyah ”.
Hadis di atas telah disepakati kesahihannya, baik oleh Ahlusunnah wal Jama’ah maupun Syi’ah dapat anda jumpai dalam banyak kitab-kitab mu’tabarah para ulama Ahlusunnah.
Syekh Ahmad Shohibul Wafa Tajul ‘Arifin (Pangersa Abah Anom) dalam karya teragungnya kitab Miftahus Shudur yang diterjemahkan oleh Prof. Dr. KH. Aboebakar Atjeh, dan diterbitkan oleh PT. Mudawwamah Warohmah, menyampaikan:“ Demikian dari zaman ke zaman, pindah berpindah sampai kepada ahli-ahli hikmat dan wali-wali Allah dalam segala zaman, semua memperoleh bekas pandangan yang penuh hikmah dan penuh musyahadah, semua berasal dari Junjungan kita Nabi Muhammad SAW sampai kepada sahabatnya dalam segala perbedaan zaman, semua satu corak, semua satu hal keadaan, dan dengan demikian berjalanlah bekas-bekas pandangan ini daripada guru kepada murid-murid sampai akhir masa, karena sandaran atau isnad sama dengan isnad hukum dan silsilah sama dengan pelaksanaan guru-guru ilmu ketuhanan itu merupakan pancaran cahaya, merupakan seluruh hikmat daripada lautan Muhammad dan pandangan rahasia malaikat yang suci pandangan kenyataan Tuhan, yang merupakan tangga murid-murid, jenjang orang-orang salik, yang ingin mendaki ke tingkat alam malaikat, ke alam jabarut, ke alam lahut, sambung menyambung dengan arwah dari syekh-syekh yang masih hidup kepada Rasulullah SAW dan kepada ke Hadirat Allah SWT. Peningkatan silsilah ini menghamburkan berbagai rahasia tajaliyat dan berkat yang ditunjukan dengan tawajjuh kepada-Nya, dengan niat yang bulat dan kehendak yang satu tunggal untuk menyampaikannya. Maka guru-guru atau Syekh itulah yang merupakan Thoreqat atau jalan kepada Allah, petunjuk liku-liku daripada jalan itu. Mereka merupakan pintu terakhir yang akan membawa muridnya masuk menempuh jalan mencapai Tuhan ”.
6. Mengapa harus bermusyid kepada syaikh yang masih hidup ?
Karena isnad (menghubungkan mata rantai pemberi ijazah) adalah menghubungkan mata rantai pemerintahan, sedangkan silsilah merupakan tempat jendela keinginan luhur para syaikh untuk dekat Rabb, tempat mengalir berbagai limpahan karunia Allah, tempat mengalir hikmah dari lautan Muhammadiyyah, tempat melihat (berbagai rahasia suci) malaikat, tempat penampakan kekuasaan Ilahiyah, tangga para murid, dan lift para salik menuju alam Malakat, Jabarut, dan Lahut, dan sambung menyambung yang harmoni antara ruh para Syaikh yang sudah meninggal dengan syaikh yang masih hidup untuk sampai kepada Rasulullah SAW kemudian kepada hadirat Allah SWT.
Para Syaikh yang sudah meninggal ini turut “mengucurkan” berbagai rahasia kepada para syaikh yang masih hidup, juga tajalli dan keberkahan. Para syaikh ini menghadap kepada Allah dengan niat yang bulat dan keyakinan yang kokoh bahwa maksud mereka akan tercapai.
Jadi, para syaikh ini sesungguhnya thariqat (jalan) menuju Allah SWT, sekaligus penunjuk jalan menuju Allah, serta pintu masuk menuju Allah.
Syaikh Mursyid yang masih hidup tugasnya adalah mengantar para salik, dan Syaikh Mursyid yang telah meninggal tugasnya adalah menjemput para salik. Karena ada sinergi yang harmoni antara ruh syaikh yang masih hidup dan ruh para syaikh yang sudah meninggal.
KEYAKINnanmu kepada Syekh Mursyidmu akan hancur jika kau tak pernah memperbaiki hubungan batinmu dengannya.
Nabi saw. bersabda :
مَنْ مَاتَ وَلَمْ يَعْرِفْ ِامَامَ زَماَنِهِ مَاتَ مِيْتَةً جَاهِلِيّةً
“ Siapa yang mati sedang ia tidak mengenal imam zamannya maka ia mati dalam keadaan jahiliyyah ”.
Hadis di atas telah disepakati kesahihannya, baik oleh Ahlusunnah wal Jama’ah maupun Syi’ah dapat anda jumpai dalam banyak kitab-kitab mu’tabarah para ulama Ahlusunnah.
Syekh Ahmad Shohibul Wafa Tajul ‘Arifin (Pangersa Abah Anom) dalam karya teragungnya kitab Miftahus Shudur yang diterjemahkan oleh Prof. Dr. KH. Aboebakar Atjeh, dan diterbitkan oleh PT. Mudawwamah Warohmah, menyampaikan:“ Demikian dari zaman ke zaman, pindah berpindah sampai kepada ahli-ahli hikmat dan wali-wali Allah dalam segala zaman, semua memperoleh bekas pandangan yang penuh hikmah dan penuh musyahadah, semua berasal dari Junjungan kita Nabi Muhammad SAW sampai kepada sahabatnya dalam segala perbedaan zaman, semua satu corak, semua satu hal keadaan, dan dengan demikian berjalanlah bekas-bekas pandangan ini daripada guru kepada murid-murid sampai akhir masa, karena sandaran atau isnad sama dengan isnad hukum dan silsilah sama dengan pelaksanaan guru-guru ilmu ketuhanan itu merupakan pancaran cahaya, merupakan seluruh hikmat daripada lautan Muhammad dan pandangan rahasia malaikat yang suci pandangan kenyataan Tuhan, yang merupakan tangga murid-murid, jenjang orang-orang salik, yang ingin mendaki ke tingkat alam malaikat, ke alam jabarut, ke alam lahut, sambung menyambung dengan arwah dari syekh-syekh yang masih hidup kepada Rasulullah SAW dan kepada ke Hadirat Allah SWT. Peningkatan silsilah ini menghamburkan berbagai rahasia tajaliyat dan berkat yang ditunjukan dengan tawajjuh kepada-Nya, dengan niat yang bulat dan kehendak yang satu tunggal untuk menyampaikannya. Maka guru-guru atau Syekh itulah yang merupakan Thoreqat atau jalan kepada Allah, petunjuk liku-liku daripada jalan itu. Mereka merupakan pintu terakhir yang akan membawa muridnya masuk menempuh jalan mencapai Tuhan ”.
6. Mengapa harus bermusyid kepada syaikh yang masih hidup ?
Karena isnad (menghubungkan mata rantai pemberi ijazah) adalah menghubungkan mata rantai pemerintahan, sedangkan silsilah merupakan tempat jendela keinginan luhur para syaikh untuk dekat Rabb, tempat mengalir berbagai limpahan karunia Allah, tempat mengalir hikmah dari lautan Muhammadiyyah, tempat melihat (berbagai rahasia suci) malaikat, tempat penampakan kekuasaan Ilahiyah, tangga para murid, dan lift para salik menuju alam Malakat, Jabarut, dan Lahut, dan sambung menyambung yang harmoni antara ruh para Syaikh yang sudah meninggal dengan syaikh yang masih hidup untuk sampai kepada Rasulullah SAW kemudian kepada hadirat Allah SWT.
Para Syaikh yang sudah meninggal ini turut “mengucurkan” berbagai rahasia kepada para syaikh yang masih hidup, juga tajalli dan keberkahan. Para syaikh ini menghadap kepada Allah dengan niat yang bulat dan keyakinan yang kokoh bahwa maksud mereka akan tercapai.
Jadi, para syaikh ini sesungguhnya thariqat (jalan) menuju Allah SWT, sekaligus penunjuk jalan menuju Allah, serta pintu masuk menuju Allah.
Syaikh Mursyid yang masih hidup tugasnya adalah mengantar para salik, dan Syaikh Mursyid yang telah meninggal tugasnya adalah menjemput para salik. Karena ada sinergi yang harmoni antara ruh syaikh yang masih hidup dan ruh para syaikh yang sudah meninggal.
KEYAKINnanmu kepada Syekh Mursyidmu akan hancur jika kau tak pernah memperbaiki hubungan batinmu dengannya.
(((
dikutip dari kitab Miftahusshudur Juz 1 Fasal 4, hal 74-76. Buah karya
Tuan Syaikh Ahmad Shohibul wafa Tajul ‘Arifin QS, diterjemahkan oleh
Drs. Anding Mujahidin, M.Ag, dengan Editor K.H. Noor Anom Mubarok, BA
)))
7. Ciri Thoriqoh yang Mu'tabroh
Ciri utama thoriqot yang Mu'tabarok yaitu ada regenerasi kemursyidan. Mursyid penerus diangkat oleh Mursyid sebelumnya ketika masih hidup. Pengangkatan tidak harus pakai surat menyurat dan caranya terserah Mursyid sebelumnya. Dan ingat jumlah Wali itu hrs tetap 124000 karena kalau 1 saja berkurang niscaya tidak ada satu tetes air pun di bumi ini," kata Ajengan Zezen B.A.
Ini Artinya sebelum Pangersa Abah wafat pasti Beliau sudah mempersiapkan penerusnya. Omong kosong kalau ada yang mengatakan mencintai Pangersa Abah Anom tapi tidak mengakui hasil karya beliau yang telah mencetak seorang murid sebagai penerus beliau. Cinta semu namanya ? Penerus Abah belum tentu dari keluarga Ahlul Bait. Lihat sejarah dari Syekh Sambas ke Syekh Tolhah kenapa tidak ke ahlul bait Syekh Sambas. Begitu juga sebaliknya dari Syekh Tolhah ke Abah Sepuh ( Syaikh Abdulloh Mubarok bin Nur Muhammad Ra ). Tentunya yang ditunjuk sebagai penerus itu pasti murid TERBAIK dari yang paling baik.
Makanya kalau manakiban di Suryalaya ikuti juga acara MHTM di Nurul Ulum biar ga tulalit. Jadi kita berthoriqoh tidak ikut ikutan melainkan ada dilengkapi dengan ilmunya juga. Dan kalau ke Suryalaya tujuannya harus satu ke Pangersa Abah saja jangan nemplok ke sana ke mari cari tambahan riadhoh. Supaya dalam menanggapi masa gonjang ganjing ini kita tidak subjektif. Sungguh sebelumnya pun saya berfikir penerus Abah Anom Qs pastinya dari keluarga Abah ( anak Abah ), tapi alhamdulillah Alloh menuntun saya ke arah yang saya yakin kebenaranya. Alhamdulillah kami masih ikut 37 dan mengikuti 38 dengan kata lain ikut kepada yang ikut. Tidak ada paksaan didalam kata ikut:
SILAHKAN...Ikut Abah Anom melalui hawa nafsunya, silahkan!
Ikut Abah Anom melalui maklumat, silahkan!
Ikut Abah Anom melalui wakil talqin, silahkan!
Ikut Abah Anom melalui penerusnya (Abah Gaos), silahkan!
Suka-suka saja yach....?
Tapi kalau saya akan mengikuti Abah Anom Qs melalui penerusnya ( Abah Gaos ) sesuai dengan isyarah sabda Guru Agung Pangersa Abah Anom Qs: IKUTI AOS...Insya Alloh selamat dunia dan akhirat, aamiin
Ciri utama thoriqot yang Mu'tabarok yaitu ada regenerasi kemursyidan. Mursyid penerus diangkat oleh Mursyid sebelumnya ketika masih hidup. Pengangkatan tidak harus pakai surat menyurat dan caranya terserah Mursyid sebelumnya. Dan ingat jumlah Wali itu hrs tetap 124000 karena kalau 1 saja berkurang niscaya tidak ada satu tetes air pun di bumi ini," kata Ajengan Zezen B.A.
Ini Artinya sebelum Pangersa Abah wafat pasti Beliau sudah mempersiapkan penerusnya. Omong kosong kalau ada yang mengatakan mencintai Pangersa Abah Anom tapi tidak mengakui hasil karya beliau yang telah mencetak seorang murid sebagai penerus beliau. Cinta semu namanya ? Penerus Abah belum tentu dari keluarga Ahlul Bait. Lihat sejarah dari Syekh Sambas ke Syekh Tolhah kenapa tidak ke ahlul bait Syekh Sambas. Begitu juga sebaliknya dari Syekh Tolhah ke Abah Sepuh ( Syaikh Abdulloh Mubarok bin Nur Muhammad Ra ). Tentunya yang ditunjuk sebagai penerus itu pasti murid TERBAIK dari yang paling baik.
Makanya kalau manakiban di Suryalaya ikuti juga acara MHTM di Nurul Ulum biar ga tulalit. Jadi kita berthoriqoh tidak ikut ikutan melainkan ada dilengkapi dengan ilmunya juga. Dan kalau ke Suryalaya tujuannya harus satu ke Pangersa Abah saja jangan nemplok ke sana ke mari cari tambahan riadhoh. Supaya dalam menanggapi masa gonjang ganjing ini kita tidak subjektif. Sungguh sebelumnya pun saya berfikir penerus Abah Anom Qs pastinya dari keluarga Abah ( anak Abah ), tapi alhamdulillah Alloh menuntun saya ke arah yang saya yakin kebenaranya. Alhamdulillah kami masih ikut 37 dan mengikuti 38 dengan kata lain ikut kepada yang ikut. Tidak ada paksaan didalam kata ikut:
SILAHKAN...Ikut Abah Anom melalui hawa nafsunya, silahkan!
Ikut Abah Anom melalui maklumat, silahkan!
Ikut Abah Anom melalui wakil talqin, silahkan!
Ikut Abah Anom melalui penerusnya (Abah Gaos), silahkan!
Suka-suka saja yach....?
Tapi kalau saya akan mengikuti Abah Anom Qs melalui penerusnya ( Abah Gaos ) sesuai dengan isyarah sabda Guru Agung Pangersa Abah Anom Qs: IKUTI AOS...Insya Alloh selamat dunia dan akhirat, aamiin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar