بسم الله الرحمن الرحيم
Memberi amplop setelah sholat jenazah adalah suatu adat istiadat. Tidak ada anjuran khusus dari syariat mengenai hal tersebut.
Karena ini adat istiadat maka tinggal dilihat esensi amalan ini apakah sesuai dengan syariat atau bertentangan.
Menurut pandangan saya pribadi yg berdasarkan dari mereka yg melakukannya, adat ini hanya merupakan *sedekah yg pahalanya dihadiahkan untuk mayit* serta bentuk *terima kasih* pada jamaah yg sudah mendoakan dan mensholati mayit.
1. Sedekah yg pahalanya dihadiahkan untuk mayit.
Rasulullah shollallahu'alaihi wasallam bersabda kepada Amr bin 'Ash Radhiyallahu'anhu ketika ayahnya wafat :
ﻟﻮ ﻛﺎﻥ ﻣﺴﻠﻤﺎ ﻓﺄﻋﺘﻘﺘﻢ ﻋﻨﻪ ﺃﻭ ﺗﺼﺪﻗﺘﻢ ﻋﻨﻪ ﺃﻭ حججتم ﻋﻨﻪ ﺑﻠﻐﻪ ﺫﻟﻚ
"Selama dia (ayahmu) muslim, maka jika kamu memerdekakan hamba sahaya untuk dia atau *bersedekah untuknya* atau Haji untuknya, maka *pahalanya sampai kepada-nya* (HR. Abu Dawud no. 2883 : Hasan)
2. Membalas jasa baik orang lain :
Rasulullah shollallahu'alaihi wasallam bersabda:
ﻣﻦ ﺻﻨﻊ ﺇﻟﻴﻜﻢ ﻣﻌﺮﻭﻓﺎ ﻓﻜﺎﻓﺌﻮﻩ، ﻓﺈﻥ ﻟﻢ ﺗﺠﺪﻭا ﻣﺎ ﺗﻜﺎﻓﺌﻮﻧﻪ , ﻓﺎﺩﻋﻮا ﻟﻪ ﺣﺘﻰ ﺗﺮﻭا ﺃﻧﻜﻢ ﻗﺪ ﻛﺎﻓﺄﺗﻤﻮﻩ
Siapa yang berbuat baik kepada kalian hendaklah kalian membalasnya. Jika kalian tidak mendapati hal untuk membalasnya, maka doakanlah dia sampai kalian rasa kalian sudah membalasnya". (HR. Abu Dawud no.1672 : Shohih)
Dan keluarga mayit yang berterima kasih seharusnya malah merasa orang yg mendoakan justru lebih berjasa dari berapapun yg mereka berikan. Sebab jika salah satu doa jamaah ada yg dikabulkan Allah untuk mayit sehingga Allah memasukkan nya ke dalam surga, maka seluruh dunia dan isinya tidak akan mampu membayar kebaikan pendoa tersebut.
Maka jika ada sisi negatif dari adat istiadat semacam ini, hendaklah dihindari sisi negatifnya tanpa menghilangkan tradisi yg baik ini.
Di antara sisi negatifnya :
1. "katanya" keluarga mayit sampai ada yg memaksakan diri untuk melakukan adat semacam ini.
Jawaban :
- memaksakan diri untuk ibadah adalah suatu hal yg terpuji. Pernahkah mendengar bahwa Rosul sering memaksakan diri untuk bersedakah hingga beliau harus berhutang? Beliau memaksakan diri untuk sholat jamaah padahal beliau sakit hingga pingsan beberapa kali? Silahkan baca kitab2 hadis untuk sifat Baginda ini.
- yang tidak boleh adalah memaksakan orang lain melakukan hal ini. Namun faktanya tidak ada yg memaksa keluarga mayit untuk bersedekah. Ukurannya pun sesuai kemampuan mereka. Sebab tidak disebut paksaan jika tidak ada ancaman. Sedangkan tidak ada seorang pun tetangga yg mengancam keluarga mayit.
Kalau pun keluarga mayit melakukannya karena takut dipandang sinis oleh masyarakat, maka itu salah niatnya bukan salah perbuatan bagi2 sedekah tersebut. Tinggal luruskan niat.
2. "Katanya" budaya ini membuat orang jadi tidak ikhlas untuk mendoakan mayit.
Jawaban :
Ikhlas atau tidak itu masalah pribadi orang yg mendoakan. Apa motifnya untuk ikut mensholati. Tugas kita husnuzhon, berbaik sangka dengan orang muslim.
Jika "khawatir" memang ada yg kurang ikhlas, maka beri saja peringatan kepada jamaah agar doa dan sholat ikhlas karena Allah. Sebab seberapapun hadiah yg diberikan keluarga mayit, tidak sebanding dengan pahala yg Allah berikan utk mereka yg mensholati jenazah muslim.
Tidak perlu sampai melarang budaya ini hanya landasan "kekhawatiran" yg tidak pasti.
Jawaban seperti ini berlaku juga untuk *makanan tahlilan*.
Wallahu a'lam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar