Rabu, 23 Februari 2022

Mengenal Karya Mama Sempur Idhohul-Karothoniyyah, Tentang Kesesatan Wahabi (Salafi Wahabi diindonesia)

بسم الله الرحمن الرحيم
_______

Maraknya ustadz-ustadz salafi wahabi dan ustadz2 Sunnah yg mengklaim kembali langsung kepada kepada Alquran dan sunnah diindonesia, yang dengan menggunakan nama Ahlussunnah atau Ahlussunnah waljamaah (Sejatinya mereka adalah Wahabi, salafi wahabi). Yg tanpa berdasar sengaja mengharamkan, membid'ahkan, mengkafirkan, yg lambat laun akan menghalalkan darah. admin sedikit mengutip bagaimana Peran Ulama2 sebelumnya dalam meng counter Bahayanya ajaran ini, 

Kajian kitab mengenai kesesatan kaum Wahabi (Salafi saat ini diindonesia) yang dipelopori oleh Muhammad bin Abdul Wahab (1701-1793 M) tidak sedikit ulama yang telah membahasnya, Salah satu ulama yang menaruh perhatian akan bahayanya ajaran tersebut adalah Syaikhuna KH. Tubagus Ahmad Bakri bin KH. Tb. Sayida atau yang akrab dipanggil Mama Sempur (1839-1975 M)

Beliau, membagi pembahasan kitabnya dalam delapan pasal, terkadang beliau menggunakan bahasa Arab, terkadang pula menggunakan pegon bahasa Sunda.

• Pasal pertama, menjelaskan hadits-hadits tentang prediksi Nabi bahwa kelak akan ada seseorang dari umat Nabi Muhammad yang memporak-porandakan agama Islam. 
Tidak lain orang itu adalah Muhammad bin Abdul Wahab At-Tamimi An-Najdi.

• Pasal kedua, menjelaskan urgensinya berpegang teguh kepada kelompok Ahlussunnah wal Jama’ah, yakni dalam ihwal bolehnya ziarah kubur serta tawasul kepada Nabi, Sahabat dan ulama-ulama salafush-shalih. 
Muallif juga menghadirkan dalil-dalil yang kredibel atas kebolehannya. 
Berbeda dengan kepercayaan golongan “minhum” (Salafi Wahabi) mereka menyatakan bahwa ritual ziarah dan tawasul merupakan kegiatan bid’ah yang tidak pernah ada sejak zaman Nabi.

• Pasal ketiga, menjelaskan tentang gerakan takfiri (tuduhan kafir) kaum Wahabi yang disponsori oleh Muhammad bin Abdul Wahab bin Sulaiman bin Ali bin Tamim. Mereka melancarkan gerakan takfiri-nya kepada sesama Muslim yang melakukan tawasul,

• Pasal keempat, Mama Sempur menjelaskan tentang apa yang dimaksud dengan tawasul. Di sini beliau membeberkan hal-hal yang terkait dengan tawasul yang telah dijalankan oleh ulama-ulama madzhab empat. Bagaimana para Sahabat di masa Rosululloh hidup mereka saling berlomba-lomba mengharap dan mendapatkan barokah dari Rosululloh.

• Pasal kelima dan keenam, menjelaskan tentang bagaimana cara mendapakan Ilmun-Nafi’ (ilmu yang bermanfaat) dan hukum diwajibkannya laki-laki dan perempuan untuk mengikuti سِوَادُ اْلأَعْظَمْ, di sini Mama Sempur menyebut siwadul-a’zhom adalah madzhab empat (Hanafi, Maliki, Syafi’i dan Hanbali) karena keempat madzhab ini merupakan golongan madzhab yang terbanyak pengikutnya.

• Pasal ketujuh adalah pasal yang menjelaskan tentang hadis Nabi Saw yang melarang berteman atau mengikuti seseorang yang membenci kepada para Sahabat dan keturunan Rosululloh. 

• Pasal terakhir, Mama Sempur menjelaskan secara singkat atas ketidak sepemahaman beliau dengan Tuan Ahmad bin Muhammad Surkati (1875-1943 M), pendiri Jam’iyah Al-Irsyad. Mama menganggap Ahmad Surkati ini kontroversi terhadap kalangan Ahlusunnah Waljamaah. 

Terlepas dari semua itu, Mama Sempur turut mengingatkan kepada kita semua untuk senantiasa berpegang teguh pada golongan Ahlussunnah Waljamaah serta tidak saling merendahkan sesama muslim yang berbeda pandangan dengan kita, tetap menaruh sikap toleran dan tidak menyimpan rasa hasud (iri dengki) terhadap muslim lainnya.
_____

روى ابن عساكر عن مالك “لاَ تَحْمِلِ اْلعِلْمَ عَنْ اَهْلِ اْلبِدَعِ وَلَا تَحْمِلْهُ عَمَّنْ لَمْ يُعْرَفْ بِالطَّلَبِ وَلَا عَمَّنْ يَكْذِبُ فِيْ حَدِيْثِ النَّاسِ وَاِنْ كَانَ فِي حَدِيْثِ رَسُوْلِ الله صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا يَكْذِبُ”.

Ibnu ‘Asakir meriwayatkan dari Imam Malik: “Janganlah mengambil ilmu dari orang yang suka membid’ahkan, jangan pula dari orang yang belum diketahui dari mana ia mendapatkan ilmu tersebut, juga dari orang yang suka berdusta kepada orang banyak meskipun ia benar dalam menyampaikan hadits-hadits Rosululloh”

Sumber : Dari berbagai sumber, 

الفاتحة...

Selasa, 22 Februari 2022

AMALAN AGAR RUMAH TANGGA BAHAGIA

بسم الله الرحمن الرحيم

MasyaAllah MasyaAllah MasyaAllah MasyaAllah MasyaAllah MasyaAllah MasyaAllah MasyaAllah  
Shollallahu'ala Muhammad
Shollallahu'ala Muhammad
Shollallahu'ala Muhammad

Untuk muslimin wal musliman wal mukminin wal mukminan
-Semoga diberi kenikmatan hidup 
-semoga di beri rezeki yang berlimpah dan barokah  
-semoga diberi keluarga damai, tentram dan sejahtera 
-semoga diberi keberuntungan di dunia dan akhirat 
aamiin ya rabbal Al-Amin
Allahumma sholli Ala Sayyidina Muhammad.

KESAKSIAN MAMA FALAK TENTANG BENGISNYA WAHABI TAHUN 1924

_____
Pada 1924, Syekh Muhammad Falak (1848-1972) berangkat lagi ke Makkah. Tapi suasana Makkah sudah berbeda. Beliau menyaksikan sendiri penyerbuan bengis kaum wahabi ke Makkah. Makkah yang sebelumnya lautan ulama Aswaja, mulai digerogoti kebengisan kaum wahabi. 

Syekh Tubagus Muhammad Falak menyaksikan penyerbuan bengis wahabi yang dipimpin Ibn Saud ke Makkah. Penyerbuan itu yang kelak mengalahkan dan mengkudeta pemerintahan Syarif Husain. Inilah cikal bakal suasana Makkah yang semula Ahlusunnah waljamaah, menjadi wahabi

Selain menyaksikan kejahatan Ibn Saud pada pemerintahan Syarif Husain, Syekh Falak juga menyaksikan betapa pemerintahan Ibn Saud melarang segala bentuk amalan wirid dan tarekat. Penghancuran makbaroh para ulama. Hingga melarang ziarah kubur dan melarang peringatan Maulid Nabi Saw.

Kebengisan Ibn Saud itu membuat hati Syekh Falak sangat sedih dan prihatin. Kesedihan itu benar-benar memicu beliau lebih intensif berkonsolidasi dan menjalin hubungan silaturahim dengan ulama-ulama Ahlusunnah Waljamaah Nusantara yang sezaman dengan beliau.

Diantara ulama-ulama yang beliau temui kala itu adalah; KH Hasyim Asy'ari, KH Abbas Buntet, KH Wahab Hasbullah, dan sejumlah kyai-kyai nusantara lainnya, yang pernah belajar di Makkah (di era Ahlusunnah Waljamaah) dan selalu berupaya menjaga Ahlussunah wal Jamaah... ila yaumil kiamah

الفا تحة... 
#Maktabah_rizkiawaniyah
___
Mari memperbanyak membaca Sholawat, 

اَللَّٰہُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَیٰ سَیِّدِنَا مُحَمَّدِِ عَبْدِڪَ وَرَسُوْلِڪَ النَّبِيِّ الْأُمِّيِّ وعَلَی آلِــهِہ وَصَحْبِـهِہ وَسَلِّمْ تَسْلِيـمََا ڪَثِيْـرََا

Sabtu, 12 Februari 2022

AMALAN BARANG HILANG BISA KEMBALI

بسم الله الرحمن الرحيم

(Karomah kyai ma'shum ahmad lasem)

Jika kehilangan barang lekaslah membaca amalan dari mbah ma'shum ahmad yang insyaa Allah mujarab,
Sudah banyak orang yang membuktikannya.

Buktikan sendri keajaiban dalam hidupmu setelah mengamalkan amalan dari beliau.

Barang yang hilang entah sekian lama sekian bulan atas izin Allah SWT tiba2 kembali.

Dengan membaca penggalan ayat dari surat ad'dhuha.

"WA WAJADAKA DHOOOLAN FA HADAA."

(Dan dia mendapatimu seseorang yg bingung lalu DIA memberikan petunjuk).

Lebih baiknya kirim Faatihah dulu kepada Kyai Ma'shum Ahmad Lasem ar.

Ayat tersebut dibaca 8x.

Dengan membaca surah ayat tsb insyaa Allah barang kita yg hilang akan kembali, setidaknya Allah SWT akan mengganti barang yang sesuai persis dengan barang yang hilang.

ucapakan QOBILTU sebelum mengamalkannya.

Wallahua'lam bi shawaab

SEMOGA BERMANFAAT..

DOA FUTUH DARI MALAIKAT JIBRIL AS

Menurut Al-Hafizh Ibnul Jauzi, kebodohan itu dapat dilihat dari dua macam indikasi : Pertama, indikasi wajah. Kedua, indikasi keadaan dan perbuatan.

Salah satu indikasi wajah yang menjadi ciri khas untuk mengetahui kualitas akal seseorang adalah dari jenggotnya.

"SEMAKIN PANJANG SEMAKIN BDOH", mungkin ucapan ini tidaklah berlebihan bila kita tujukan kepada mereka yang gagal paham dalam memaknai mafhum jenggot.

Simplenya begini. Dalam bahasa nahwu, kalau kita mau terjemahkan kalimat "Jenggot yang panjang" kedalam bahasa arab, minimal kita bisa memakai dua kategori siyaq :

[Pertama]. AL-LIHYAH ATH-THOWILAH (اللِّحْيَةُ الطَّوِيْلَةُ), terdiri dari maushuf dan sifat atau man'ut dan na'at, dengan mengikuti susunan asal bahasa arab.
[Kedua]. THOWIL AL-LIHYAH (طَوِيْلُ اللِّحْيَةِ), dengan menyandarkan sifat/na'at kepada maushuf/man'ut. 

Yang ingin saya kritisi disini bukanlah dzat jenggotnya, tapi hanya ukuran panjangnya. Artinya, saya hanya mengomentari sifat/na'at dari jenggot itu sendiri, bukan mengkritisi maushuf/man'ut nya.

Jadi, sebelum kalian membaca postingan ini lebih lanjut, saya harap kalian lebih dulu memahami kata-kata saya diatas. Yang saya kritik bukanlah jenggotnya (maushuf/man'ut), tapi hanya ukuran panjangnya (sifat/na'at) saja. 
___
BUKAN MITOS, SEMAKIN PANJANG JENGGOT SEMAKIN BDOH.

Al-Hafizh Ibnul Jauzi mengatakan :

و من العلامات التى لا تخطئ طولُ اللحية ، فإن صاحبها لا يخلو من الحمق 
"Sebagian dari tanda kebodohan yang jarang tersalah ialah PANJANG JENGGOT, maka pemiliknya dapat dipastikan tidak sunyi dari kebodohan".

و قد روى أنه مكتوب فى التوراة ؛ إن اللحية مخرجها من الدماغ ، فمن أفرط عليه طولها قل دماغه ، و من قل دماغه قل عقله ، و من قل عقله كان أحمق 
Telah diriwayatkan bahwa telah tertulis didalam kitab Taurat : "Sesungguhnya jenggot merupakan indikator bagi otak. Barangsiapa berlebihan memanjangkan jenggot, niscaya dangkallah otaknya. Barangsiapa yang dangkal otaknya, pastilah kurang akalnya. Dan barangsiapa yang kurang akalnya, pastilah ia dungu".

قال بعض الحكماء ؛ الحمق سماد اللحية ، فمن طالت لحيته كثر حمقه
Telah berkata sebagian ulama ahli hikmah : "Kedunguan itu biangnya dari jenggot. Orang yang makin panjang jenggotnya, niscaya makin dominan dungunya".

و قال معاوية لرجل عتب عليه ؛ كفانا فى الشهادة عليك فى حماقتك و سخافة عقلك ، و ما نراه من طول لحيتك 
Muawiyah pernah berkata kepada seorang laki-laki : "Cukuplah bagi kami mengetahui kebodohanmu dan keburukan akalmu dari apa yang kami lihat melalui panjangnya jenggotmu".

و قال عبد المالك بن مروان ؛ من طالت لحيته فهو كوسج فى عقله 
Berkata Abdul Malik bin Marwan (tabi'in) : "Barangsiapa yang panjang jenggotnya, berarti dia pendek akalnya".

و قال غيره ؛ من قصرت قامته و صغرت هامته و طالت لحيته فحقيقا على المسلمين أن يعزوه فى عقله
Berkata ulama lain : "Barangsiapa pendek perawakannya, kecil kepalanya, dan panjang jenggotnya, maka itu petunjuk nyata bagi kaum muslimin atas kualitas akalnya".

و قال أصحاب الفراسة ؛ إذا كان الرجل طويل القامة و اللحية ، فاحكم عليه بالحمق ، و إذا انضاف إلى ذالك أن يكون رأسه صغيرا فلا تشك فيه 
Para ulama ahli firasat menyatakan : "Apabila ada lelaki berbadan jangkung dan berjenggot panjang, berarti dia itu orang bodoh. Dan apabila itu semua terkumpul pada lelaki yang kepalanya kecil, maka jangan ragukan lagi atas kebodohannya".

و قال بعض الحكماء ؛ موضع العقل الدماغ ، و طريق الروح الأنف ، و موضع الرعونة طويل اللحية
Sebagian ahli hikmah mengatakan : "Tempatnya akal adalah otak, dan jalannya ruh adalah hidung, sementara tempat kedunguan ialah panjangnya jenggot".

 و عن سعد بن منصور أنه قال ؛ قلت لابن إدريس ؛ أرأيت سلام بن أبى حفصة ؟؟؟ قال ؛ نعم ، رأيته طويل اللحيه و كان أحمق 
Dari Sa'ad bin Manshur (tabi'in) : Aku pernah bertanya kepada Ibnu Idris : "Apa kamu melihat Salam bin Abi Hafshoh ???". Ia menjawab : "Ya, aku lihat dia jenggotnya panjang, dan dia orang dungu".

و عن ابن سيرين أنه قال ؛ إذا رأيت الرجل طويل اللحية ، فاعلم ذالك فى عقله 
Dari Ibnu Sirin (tabi'in) berkata : "Jika kamu melihat lelaki jenggotnya panjang, maka ketahuilah bahwa itu gambaran (pendeknya) akalnya".

قال زياد ابن أبيه ؛ ما زادت لحية رجل على قبضته ، إلا كان ما زاد فيها نقصا من عقله 
Berkata Ziyad : "Tidaklah jenggot itu melebihi seukuran genggaman tangan, kecuali lebihannya itu menunjukkan kurangnya akalnya".

Sebagian penyair bersenandung :

إِذَا عَرِضَتْ لِلْفَتَى لِحْيَةٌ وَ طَالَتْ فَصَارَتْ إِلَى سُرَّتِهْ 
فَنُقْصَانُ عَقْلِ الْفَتَى عِنْدَنَا بِمِقْدَارِ مَا زَادَ فِى لِحْيَتِهْ 
# Apabila seseorang mempunyai jenggot membentang dan panjang sampai ke pusarnya, # Maka menurut kami, berkuranglah akalnya sekedar panjang jenggotnya itu.

📖 : [AKHBARUL HAMQA WAL MUGHAFFILIN, Al-Hafizh Ibnul Jauzi, Hal.30 sd 33 dengan keringkasan]

Note : Informasi serupa dapat juga kita temukan pada kitab-kitab lainnya, seperti Ihya' Ulumiddin karya Imam Al-Ghazali, 
Hasyiah Al-Jamal karya Syekh Sulaiman Al-Jamal, dan sebagainya. Wallaahu A'lam.

BUKAN MITOS, SEMAKIN PANJANG JENGGOT SEMAKIN BODOH

Menurut Al-Hafizh Ibnul Jauzi, kebodohan itu dapat dilihat dari dua macam indikasi : Pertama, indikasi wajah. Kedua, indikasi keadaan dan perbuatan.

Salah satu indikasi wajah yang menjadi ciri khas untuk mengetahui kualitas akal seseorang adalah dari jenggotnya.

"SEMAKIN PANJANG SEMAKIN BDOH", mungkin ucapan ini tidaklah berlebihan bila kita tujukan kepada mereka yang gagal paham dalam memaknai mafhum jenggot.

Simplenya begini. Dalam bahasa nahwu, kalau kita mau terjemahkan kalimat "Jenggot yang panjang" kedalam bahasa arab, minimal kita bisa memakai dua kategori siyaq :

[Pertama]. AL-LIHYAH ATH-THOWILAH (اللِّحْيَةُ الطَّوِيْلَةُ), terdiri dari maushuf dan sifat atau man'ut dan na'at, dengan mengikuti susunan asal bahasa arab.
[Kedua]. THOWIL AL-LIHYAH (طَوِيْلُ اللِّحْيَةِ), dengan menyandarkan sifat/na'at kepada maushuf/man'ut. 

Yang ingin saya kritisi disini bukanlah dzat jenggotnya, tapi hanya ukuran panjangnya. Artinya, saya hanya mengomentari sifat/na'at dari jenggot itu sendiri, bukan mengkritisi maushuf/man'ut nya.

Jadi, sebelum kalian membaca postingan ini lebih lanjut, saya harap kalian lebih dulu memahami kata-kata saya diatas. Yang saya kritik bukanlah jenggotnya (maushuf/man'ut), tapi hanya ukuran panjangnya (sifat/na'at) saja. 
___
BUKAN MITOS, SEMAKIN PANJANG JENGGOT SEMAKIN BDOH.

Al-Hafizh Ibnul Jauzi mengatakan :

و من العلامات التى لا تخطئ طولُ اللحية ، فإن صاحبها لا يخلو من الحمق 
"Sebagian dari tanda kebodohan yang jarang tersalah ialah PANJANG JENGGOT, maka pemiliknya dapat dipastikan tidak sunyi dari kebodohan".

و قد روى أنه مكتوب فى التوراة ؛ إن اللحية مخرجها من الدماغ ، فمن أفرط عليه طولها قل دماغه ، و من قل دماغه قل عقله ، و من قل عقله كان أحمق 
Telah diriwayatkan bahwa telah tertulis didalam kitab Taurat : "Sesungguhnya jenggot merupakan indikator bagi otak. Barangsiapa berlebihan memanjangkan jenggot, niscaya dangkallah otaknya. Barangsiapa yang dangkal otaknya, pastilah kurang akalnya. Dan barangsiapa yang kurang akalnya, pastilah ia dungu".

قال بعض الحكماء ؛ الحمق سماد اللحية ، فمن طالت لحيته كثر حمقه
Telah berkata sebagian ulama ahli hikmah : "Kedunguan itu biangnya dari jenggot. Orang yang makin panjang jenggotnya, niscaya makin dominan dungunya".

و قال معاوية لرجل عتب عليه ؛ كفانا فى الشهادة عليك فى حماقتك و سخافة عقلك ، و ما نراه من طول لحيتك 
Muawiyah pernah berkata kepada seorang laki-laki : "Cukuplah bagi kami mengetahui kebodohanmu dan keburukan akalmu dari apa yang kami lihat melalui panjangnya jenggotmu".

و قال عبد المالك بن مروان ؛ من طالت لحيته فهو كوسج فى عقله 
Berkata Abdul Malik bin Marwan (tabi'in) : "Barangsiapa yang panjang jenggotnya, berarti dia pendek akalnya".

و قال غيره ؛ من قصرت قامته و صغرت هامته و طالت لحيته فحقيقا على المسلمين أن يعزوه فى عقله
Berkata ulama lain : "Barangsiapa pendek perawakannya, kecil kepalanya, dan panjang jenggotnya, maka itu petunjuk nyata bagi kaum muslimin atas kualitas akalnya".

و قال أصحاب الفراسة ؛ إذا كان الرجل طويل القامة و اللحية ، فاحكم عليه بالحمق ، و إذا انضاف إلى ذالك أن يكون رأسه صغيرا فلا تشك فيه 
Para ulama ahli firasat menyatakan : "Apabila ada lelaki berbadan jangkung dan berjenggot panjang, berarti dia itu orang bodoh. Dan apabila itu semua terkumpul pada lelaki yang kepalanya kecil, maka jangan ragukan lagi atas kebodohannya".

و قال بعض الحكماء ؛ موضع العقل الدماغ ، و طريق الروح الأنف ، و موضع الرعونة طويل اللحية
Sebagian ahli hikmah mengatakan : "Tempatnya akal adalah otak, dan jalannya ruh adalah hidung, sementara tempat kedunguan ialah panjangnya jenggot".

 و عن سعد بن منصور أنه قال ؛ قلت لابن إدريس ؛ أرأيت سلام بن أبى حفصة ؟؟؟ قال ؛ نعم ، رأيته طويل اللحيه و كان أحمق 
Dari Sa'ad bin Manshur (tabi'in) : Aku pernah bertanya kepada Ibnu Idris : "Apa kamu melihat Salam bin Abi Hafshoh ???". Ia menjawab : "Ya, aku lihat dia jenggotnya panjang, dan dia orang dungu".

و عن ابن سيرين أنه قال ؛ إذا رأيت الرجل طويل اللحية ، فاعلم ذالك فى عقله 
Dari Ibnu Sirin (tabi'in) berkata : "Jika kamu melihat lelaki jenggotnya panjang, maka ketahuilah bahwa itu gambaran (pendeknya) akalnya".

قال زياد ابن أبيه ؛ ما زادت لحية رجل على قبضته ، إلا كان ما زاد فيها نقصا من عقله 
Berkata Ziyad : "Tidaklah jenggot itu melebihi seukuran genggaman tangan, kecuali lebihannya itu menunjukkan kurangnya akalnya".

Sebagian penyair bersenandung :

إِذَا عَرِضَتْ لِلْفَتَى لِحْيَةٌ وَ طَالَتْ فَصَارَتْ إِلَى سُرَّتِهْ 
فَنُقْصَانُ عَقْلِ الْفَتَى عِنْدَنَا بِمِقْدَارِ مَا زَادَ فِى لِحْيَتِهْ 
# Apabila seseorang mempunyai jenggot membentang dan panjang sampai ke pusarnya, # Maka menurut kami, berkuranglah akalnya sekedar panjang jenggotnya itu.

📖 : [AKHBARUL HAMQA WAL MUGHAFFILIN, Al-Hafizh Ibnul Jauzi, Hal.30 sd 33 dengan keringkasan]

Note : Informasi serupa dapat juga kita temukan pada kitab-kitab lainnya, seperti Ihya' Ulumiddin karya Imam Al-Ghazali, 
Hasyiah Al-Jamal karya Syekh Sulaiman Al-Jamal, dan sebagainya. Wallaahu A'lam.

Rabu, 26 Januari 2022

IJAZAH TERBEBAS DARI KANTONG KERING

بسم الله الرحمن الرحيم

Dalam suatu kesempatan KH. Kholil Bisri (kakak kandung KH. Musthofa Bisri (Gus Mus)) 
Memberikan ijazah 'aam kepada para santri muda berupa "vitamin" anti Kanker.

Ijazah ini beliau dapatkan langsung dari ibunda beliau sendiri, Nyai Ma'rufah. 

KANKER yang dimaksud bukanlah penyakit yang sudah kita mafhum selama ini, melainkan KANTONG KERING.

Kaifiyatnya sederhana:

1. Sholat sunnah Dhuha
 (terserah mau minimalis 2 rakaat atau maksimalis 8 rakaat);

2️. Baca doa shalat dhuha sebagaimana biasanya.

3️. Wirid surat Al Kautsar yang pendek itu
 (cuma) 14 kali.

4️. Selesai.

Kata beliau, yang mengamalkan ini insya ALLAH, tidak akan punya Kantong Kering, dan selalu dicukupi ALLAH kebutuhannya.
 Tentu saja, INSYA ALLAH.

Saya bagikan kembali ijazah ini karena beliau dulu mempersilahkan pula untuk diamalkan oleh masyarakat umum.

Sumber:
#alanumedia