Sabtu, 12 Februari 2022

DOA FUTUH DARI MALAIKAT JIBRIL AS

Menurut Al-Hafizh Ibnul Jauzi, kebodohan itu dapat dilihat dari dua macam indikasi : Pertama, indikasi wajah. Kedua, indikasi keadaan dan perbuatan.

Salah satu indikasi wajah yang menjadi ciri khas untuk mengetahui kualitas akal seseorang adalah dari jenggotnya.

"SEMAKIN PANJANG SEMAKIN BDOH", mungkin ucapan ini tidaklah berlebihan bila kita tujukan kepada mereka yang gagal paham dalam memaknai mafhum jenggot.

Simplenya begini. Dalam bahasa nahwu, kalau kita mau terjemahkan kalimat "Jenggot yang panjang" kedalam bahasa arab, minimal kita bisa memakai dua kategori siyaq :

[Pertama]. AL-LIHYAH ATH-THOWILAH (اللِّحْيَةُ الطَّوِيْلَةُ), terdiri dari maushuf dan sifat atau man'ut dan na'at, dengan mengikuti susunan asal bahasa arab.
[Kedua]. THOWIL AL-LIHYAH (طَوِيْلُ اللِّحْيَةِ), dengan menyandarkan sifat/na'at kepada maushuf/man'ut. 

Yang ingin saya kritisi disini bukanlah dzat jenggotnya, tapi hanya ukuran panjangnya. Artinya, saya hanya mengomentari sifat/na'at dari jenggot itu sendiri, bukan mengkritisi maushuf/man'ut nya.

Jadi, sebelum kalian membaca postingan ini lebih lanjut, saya harap kalian lebih dulu memahami kata-kata saya diatas. Yang saya kritik bukanlah jenggotnya (maushuf/man'ut), tapi hanya ukuran panjangnya (sifat/na'at) saja. 
___
BUKAN MITOS, SEMAKIN PANJANG JENGGOT SEMAKIN BDOH.

Al-Hafizh Ibnul Jauzi mengatakan :

و من العلامات التى لا تخطئ طولُ اللحية ، فإن صاحبها لا يخلو من الحمق 
"Sebagian dari tanda kebodohan yang jarang tersalah ialah PANJANG JENGGOT, maka pemiliknya dapat dipastikan tidak sunyi dari kebodohan".

و قد روى أنه مكتوب فى التوراة ؛ إن اللحية مخرجها من الدماغ ، فمن أفرط عليه طولها قل دماغه ، و من قل دماغه قل عقله ، و من قل عقله كان أحمق 
Telah diriwayatkan bahwa telah tertulis didalam kitab Taurat : "Sesungguhnya jenggot merupakan indikator bagi otak. Barangsiapa berlebihan memanjangkan jenggot, niscaya dangkallah otaknya. Barangsiapa yang dangkal otaknya, pastilah kurang akalnya. Dan barangsiapa yang kurang akalnya, pastilah ia dungu".

قال بعض الحكماء ؛ الحمق سماد اللحية ، فمن طالت لحيته كثر حمقه
Telah berkata sebagian ulama ahli hikmah : "Kedunguan itu biangnya dari jenggot. Orang yang makin panjang jenggotnya, niscaya makin dominan dungunya".

و قال معاوية لرجل عتب عليه ؛ كفانا فى الشهادة عليك فى حماقتك و سخافة عقلك ، و ما نراه من طول لحيتك 
Muawiyah pernah berkata kepada seorang laki-laki : "Cukuplah bagi kami mengetahui kebodohanmu dan keburukan akalmu dari apa yang kami lihat melalui panjangnya jenggotmu".

و قال عبد المالك بن مروان ؛ من طالت لحيته فهو كوسج فى عقله 
Berkata Abdul Malik bin Marwan (tabi'in) : "Barangsiapa yang panjang jenggotnya, berarti dia pendek akalnya".

و قال غيره ؛ من قصرت قامته و صغرت هامته و طالت لحيته فحقيقا على المسلمين أن يعزوه فى عقله
Berkata ulama lain : "Barangsiapa pendek perawakannya, kecil kepalanya, dan panjang jenggotnya, maka itu petunjuk nyata bagi kaum muslimin atas kualitas akalnya".

و قال أصحاب الفراسة ؛ إذا كان الرجل طويل القامة و اللحية ، فاحكم عليه بالحمق ، و إذا انضاف إلى ذالك أن يكون رأسه صغيرا فلا تشك فيه 
Para ulama ahli firasat menyatakan : "Apabila ada lelaki berbadan jangkung dan berjenggot panjang, berarti dia itu orang bodoh. Dan apabila itu semua terkumpul pada lelaki yang kepalanya kecil, maka jangan ragukan lagi atas kebodohannya".

و قال بعض الحكماء ؛ موضع العقل الدماغ ، و طريق الروح الأنف ، و موضع الرعونة طويل اللحية
Sebagian ahli hikmah mengatakan : "Tempatnya akal adalah otak, dan jalannya ruh adalah hidung, sementara tempat kedunguan ialah panjangnya jenggot".

 و عن سعد بن منصور أنه قال ؛ قلت لابن إدريس ؛ أرأيت سلام بن أبى حفصة ؟؟؟ قال ؛ نعم ، رأيته طويل اللحيه و كان أحمق 
Dari Sa'ad bin Manshur (tabi'in) : Aku pernah bertanya kepada Ibnu Idris : "Apa kamu melihat Salam bin Abi Hafshoh ???". Ia menjawab : "Ya, aku lihat dia jenggotnya panjang, dan dia orang dungu".

و عن ابن سيرين أنه قال ؛ إذا رأيت الرجل طويل اللحية ، فاعلم ذالك فى عقله 
Dari Ibnu Sirin (tabi'in) berkata : "Jika kamu melihat lelaki jenggotnya panjang, maka ketahuilah bahwa itu gambaran (pendeknya) akalnya".

قال زياد ابن أبيه ؛ ما زادت لحية رجل على قبضته ، إلا كان ما زاد فيها نقصا من عقله 
Berkata Ziyad : "Tidaklah jenggot itu melebihi seukuran genggaman tangan, kecuali lebihannya itu menunjukkan kurangnya akalnya".

Sebagian penyair bersenandung :

إِذَا عَرِضَتْ لِلْفَتَى لِحْيَةٌ وَ طَالَتْ فَصَارَتْ إِلَى سُرَّتِهْ 
فَنُقْصَانُ عَقْلِ الْفَتَى عِنْدَنَا بِمِقْدَارِ مَا زَادَ فِى لِحْيَتِهْ 
# Apabila seseorang mempunyai jenggot membentang dan panjang sampai ke pusarnya, # Maka menurut kami, berkuranglah akalnya sekedar panjang jenggotnya itu.

📖 : [AKHBARUL HAMQA WAL MUGHAFFILIN, Al-Hafizh Ibnul Jauzi, Hal.30 sd 33 dengan keringkasan]

Note : Informasi serupa dapat juga kita temukan pada kitab-kitab lainnya, seperti Ihya' Ulumiddin karya Imam Al-Ghazali, 
Hasyiah Al-Jamal karya Syekh Sulaiman Al-Jamal, dan sebagainya. Wallaahu A'lam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar