Senin, 17 Januari 2022

MEMBERIKAN AMPLOP KETIKA SHOLAT JENAZAH

بسم الله الرحمن الرحيم

 Memberi amplop setelah sholat jenazah adalah suatu adat istiadat. Tidak ada anjuran khusus dari syariat mengenai hal tersebut.

Karena ini adat istiadat maka tinggal dilihat esensi amalan ini apakah sesuai dengan syariat atau bertentangan.

 Menurut pandangan saya pribadi yg berdasarkan dari mereka yg melakukannya, adat ini hanya merupakan *sedekah yg pahalanya dihadiahkan untuk mayit* serta bentuk *terima kasih* pada jamaah yg sudah mendoakan dan mensholati mayit.

 1. Sedekah yg pahalanya dihadiahkan untuk mayit.
Rasulullah shollallahu'alaihi wasallam bersabda kepada Amr bin 'Ash Radhiyallahu'anhu ketika ayahnya wafat :
ﻟﻮ ﻛﺎﻥ ﻣﺴﻠﻤﺎ ﻓﺄﻋﺘﻘﺘﻢ ﻋﻨﻪ ﺃﻭ ﺗﺼﺪﻗﺘﻢ ﻋﻨﻪ ﺃﻭ حججتم ﻋﻨﻪ ﺑﻠﻐﻪ ﺫﻟﻚ
"Selama dia (ayahmu) muslim, maka jika kamu memerdekakan hamba sahaya untuk dia atau *bersedekah untuknya* atau Haji untuknya, maka *pahalanya sampai kepada-nya* (HR. Abu Dawud no. 2883 : Hasan)

 2. Membalas jasa baik orang lain :
Rasulullah shollallahu'alaihi wasallam bersabda:
ﻣﻦ ﺻﻨﻊ ﺇﻟﻴﻜﻢ ﻣﻌﺮﻭﻓﺎ ﻓﻜﺎﻓﺌﻮﻩ، ﻓﺈﻥ ﻟﻢ ﺗﺠﺪﻭا ﻣﺎ ﺗﻜﺎﻓﺌﻮﻧﻪ , ﻓﺎﺩﻋﻮا ﻟﻪ ﺣﺘﻰ ﺗﺮﻭا ﺃﻧﻜﻢ ﻗﺪ ﻛﺎﻓﺄﺗﻤﻮﻩ
Siapa yang berbuat baik kepada kalian hendaklah kalian membalasnya. Jika kalian tidak mendapati hal untuk membalasnya, maka doakanlah dia sampai kalian rasa kalian sudah membalasnya". (HR. Abu Dawud no.1672 : Shohih)
 Dan keluarga mayit yang berterima kasih seharusnya malah merasa orang yg mendoakan justru lebih berjasa dari berapapun yg mereka berikan. Sebab jika salah satu doa jamaah ada yg dikabulkan Allah untuk mayit sehingga Allah memasukkan nya ke dalam surga, maka seluruh dunia dan isinya tidak akan mampu membayar kebaikan pendoa tersebut.

Maka jika ada sisi negatif dari adat istiadat semacam ini, hendaklah dihindari sisi negatifnya tanpa menghilangkan tradisi yg baik ini.

Di antara sisi negatifnya :

1. "katanya" keluarga mayit sampai ada yg memaksakan diri untuk melakukan adat semacam ini.

Jawaban :
- memaksakan diri untuk ibadah adalah suatu hal yg terpuji. Pernahkah mendengar bahwa Rosul sering memaksakan diri untuk bersedakah hingga beliau harus berhutang? Beliau memaksakan diri untuk sholat jamaah padahal beliau sakit hingga pingsan beberapa kali? Silahkan baca kitab2 hadis untuk sifat Baginda ini.

- yang tidak boleh adalah memaksakan orang lain melakukan hal ini. Namun faktanya tidak ada yg memaksa keluarga mayit untuk bersedekah. Ukurannya pun sesuai kemampuan mereka. Sebab tidak disebut paksaan jika tidak ada ancaman. Sedangkan tidak ada seorang pun tetangga yg mengancam keluarga mayit.

Kalau pun keluarga mayit melakukannya karena takut dipandang sinis oleh masyarakat, maka itu salah niatnya bukan salah perbuatan bagi2 sedekah tersebut. Tinggal luruskan niat.

 2. "Katanya" budaya ini membuat orang jadi tidak ikhlas untuk mendoakan mayit.

Jawaban :
Ikhlas atau tidak itu masalah pribadi orang yg mendoakan. Apa motifnya untuk ikut mensholati. Tugas kita husnuzhon, berbaik sangka dengan orang muslim.

Jika "khawatir" memang ada yg kurang ikhlas, maka beri saja peringatan kepada jamaah agar doa dan sholat ikhlas karena Allah. Sebab seberapapun hadiah yg diberikan keluarga mayit, tidak sebanding dengan pahala yg Allah berikan utk mereka yg mensholati jenazah muslim.
Tidak perlu sampai melarang budaya ini hanya landasan "kekhawatiran" yg tidak pasti.

Jawaban seperti ini berlaku juga untuk *makanan tahlilan*.

Wallahu a'lam

IJAZAH AGAR MEMILIKI ANAK YG SHOLEH

Ijazah dari Habib Abdullah Al Muhdhor untuk suami-istri agar pasangan dan anak-anaknya menjadi orang yang saleh-salihah:
.
•  Setiap kali masuk rumah ucapkan salam, baca ayat kursi 1x, surat إنا أنزلناه في ليلة القدر  3x, surat al Ikhlas 3x, surat al Falaq dan surat an Nas.
.
•  Suami sering-sering baca doa ini:
.
اَللهم يَا مُصْلِحَ الصَّالِحِينْ، بِجَاهِ سَيِّدِ الصَّالِحِينْ، مُحَمَّدٍ الرَّؤُوْفِ الرَّحِيمْ، أَصْلِحْنِيْ وَأَصْلِحْ لِيْ زَوْجَتِيْ وَأَوْلَادِيْ
.
"Ya Allah wahai Dzat yang mensalehkan orang-orang sholih, dengan keberkahan derajat penghulunya orang saleh Sayyidina Muhammad yang amat penyantun lagi penyayang, salehkan lah aku dan salehkan istriku juga anak-anakku."
.
•  Istri sering-sering baca doa ini:
.
اَللهم يَا مُصْلِحَ الصَّالِحِينْ، بِجَاهِ سَيِّدِ الصَّالِحِينْ، مُحَمَّدٍ الرَّؤُوْفِ الرَّحِيمْ، أَصْلِحْنِيْ وَأَصْلِحْ لِيْ زَوْجِيْ وَأَوْلَادِيْ
.
"Ya Allah wahai Dzat yang mensalehkan orang-orang saleh, dengan keberkahan derajat penghulunya orang saleh Sayyidina Muhammad yang amat penyantun lagi penyayang, salehkanlah aku dan salehkan suamiku juga anak-anakku."
.
Ijazah agar putra-putri dijadikan anak-anak yang saleh/salihah:
•  Pendidikan yang baik sejak dini
•  Diajari Al Qur`an dan ilmu agama
•  Diajari taat kepada Allah dan Rasulullah
•  Sering di doakan terutama setiap sehabis shalat, setelah Adzan, akhir malam dan di waktu-waktu mustajab,
•  Sering-sering baca doa berikut ini khususnya setelah baca doa adzan:
.
اللهم بَارِكْ لِيْ فِيْ أَوْلَادِيْ، وَاحْفَظْهُمْ وَلَا تَضُرَّهُمْ، وَوَفِّقْنِيْ وَوَفِّقْهُمْ لِطَاعَتِكَ، وَارْزُقْنِيْ بِرَّهُمْ
.
"Ya Allah berikanlah keberkahan untukku pada anak-anakku, jagalah mereka jangan jadikan mereka mudhorot, berikanlah Taufiq kepadaku dan mereka agar bisa selalu melakukan ketaatan kepadamu, dan berikanlah kepadaku kebaktian mereka."
.
Semoga bermanfaat
.
#UlamaNusantara

SHOLAWAT MENYELAMATKAN 70 RIBU ORANG YANG SEDANG DISIKSA KUBUR


ﻭﺟﺎﺀﺕ ﺍﻣﺮﺃﺓ ﺇﻟﻰ ﺍﻟﺤﺴﻦ ﺍﻟﺒﺼﺮﻱ ﻓﻘﺎﻟﺖ : ﺗﻮﻓّﻴﺖ ﻟﻲ ﺑﻨﺖ، ﻭﺃﺭﻳﺪ ﺃﻥ ﺃﺭﺍﻫﺎ ﻓﻲ ﺍﻟﻨﻮﻡ، ﻓﺄﻣﺮﻫﺎ ﺃﻥ ﺗﺼﻠّﻲ ﺃﺭﺑﻊ ﺭﻛﻌﺎﺕ ﺑﻌﺪ ﺻﻼﺓ ﺍﻟﻌﺸﺎﺀ، ‏[ ﺗﻘﺮﺃ ‏] ﻓﻲ ﻛﻞ ﺭﻛﻌﺔ ‏( ﺍﻟﻔﺎﺗﺤﺔ ‏) ﻭ ‏( ﺃﻟﻬﺎﻛﻢ ﺍﻟﺘﻜﺎﺛﺮ ‏) ﻣﺮﺓ، ﺛﻢ ﺗﻀﻄﺠﻊ ﻭﺗﺼﻠّﻲ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﺇﻟﻰ ﺃﻥ ﺗﻨﺎﻡ ،

Ada seorang perempuan yang mendatangi Al Hasan Basri kemudian berkata :

" putriku telah meninggal dan aku ingin melihat keadaannya dalam mimpi ".
Hasan Bisri kemudian menyuruhnya untuk sholat empat rokaat setelah sholat isya', setiap rokaat membaca surat al fatihah dan surat at takatsur sekali, kemudian tiduran sambil membaca sholawat kepada Nabi shollallohu alaihi wasallam sampai tertidur.

ﻓﻔﻌﻠﺖ ﻓﺮﺃﺗﻬﺎ ﻓﻲ ﺃﻗﺒﺢ ﺍﻟﻌﺬﺍﺏ ﻭﺃﺷﺪﻩ، ﻓﺎﻧﺘﺒﻬﺖ ﻭﺟﺎﺀﺕ ﺍﻟﺤﺴﻦ، ﻓﺄﻣﺮﻫﺎ ﺑﺼﺪﻗﺔ ﻋﻨﻬﺎ ﻟﻌﻞ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﺰ ﻭﺟﻞ ﻳﻌﻔﻮ ﻋﻨﻬﺎ، ﻭﻧﺎﻡ ﺍﻟﺤﺴﻦ ﺗﻠﻚ ﺍﻟﻠﻴﻠﺔ، ﻓﺮﺃﻯ ﺍﻣﺮﺃﺓ ﻓﻲ ﺃﺣﺴﻦ ﺍﻟﻨﻌﻴﻢ، ﻓﻘﺎﻟﺖ ﻟﻪ : ﺃﺗﻌﺮﻓﻨﻲ؟ ﺃﻧﺎ ﺍﺑﻨﺔ ﺗﻠﻚ ﺍﻟﻤﺮﺃﺓ ﺍﻟﺘﻲ ﺃﻣﺮﺗﻬﺎ ﺑﺎﻟﺼﻼﺓ ﻋﻠﻰ ﻣﺤﻤﺪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ،

kemudian si ibu tadi melakukannya, dia mimpi melihat putrinya sedang dalam siksaan yg terburuk dan sangat parah.
lalu dia terbangun dan mendatangi Al Hasan. Al Hasan menyuruhnya untuk bersedekah atas nama putrinya agar Allah SWT mengampuninya.

Malamnya Al Hasan tidur dan melihat dalam mimpinya seorang perempuan yg sedang dalam keadaan merasakan nikmat yg terindah,
Al Hasan berkata kepadanya :
" siapa kau, apa kau mengenalku ?"
perempuan tersebut menjawah :
" aku adalah putrinya perempuan yg kau perintahkan untuk membaca sholawat kepada Nabi Muhammad shollallohu alaihi wasallam "

Al Hasan berkata :

" sesunguhnya ibumu telah memberikan ciri2 keadaanmu dengan selain yg kulihat sekarang ini "
perempuan tersebut berkata :
" keadaanku sebelumnya memang seperti yg dikatakan ibuku "
" lalu, sebab apakah engkau bisa sampai derajat seperti ini ?" tanya Al Hasan.

perempuan menjawab :

" sebelumnya kami berjumlah 70 ribu orang dalam keadaan tersiksa, 
kemudian ada seorang lelaki sholeh yg melewati kuburan kami dan dia membaca sholawat kepada Nabi shollallohu alaihi wasallam satu kali, 
lalu dia menjadikan pahalanya sholawat kepada kami, 
maka ALLAH SWT menerimanya dan membebaskan kami semua dari siksaan itu 
sebab berkahnya orang sholeh yg baca sholawat tadi, 
dan bagianku telah sampai sebagaimana kau telah melihat dan menyaksikannya

Menurut sebagian ulama, di antara amalan yang bisa menyelamatkan ahli kubur dari siksa kubur dan neraka adalah membaca shalawat atas Nabi Saw.

Ini sebagaimana disebutkan oleh 
Habib Abdullah bin Muhammad Al-Haddar
 dalam kitab Al-Masyrab Al-Shafi Al-Hani berikut;

فائدة: من كلام الحبيب علي بن عبد الرحمن المشهور رحمه الله: 
هذه الصيغة اذا قرئت على الميت خرج من النار ولو كان في قعر جهنم:

 اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ وَكَرِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الكَامِلِ
 وَعَلَى اَلِهِ صَلاَةً لاَ نِهَايَةَ لها كَمَا لَا نِهَايَةَ لِكَمَالِكَ وَعَدَدَ كَمَالِهِ

Faidah; 
Di antara perkataan Habib Ali bin Abdurrahman; 
Bentuk shalawat ini jika dibacakan pada mayit, maka dia keluar dari neraka meskipun berada di dasar neraka jahannam;

 Allohumma sholli wa sallim wa baarik wa karrim
 ‘alaa sayyidinaa muhammadinil kaamili 
wa ‘alaa aalih, sholaatan laa nihaayata lahaa 
kamaa laa nihaayata likamaalika wa ‘adada kamaalih.

Arti Sholawat nya:

YA ALLAH, limpahkanlah rahmat, keselamatan dan keberkahan, dan kemuliaan 
atas junjungan kami Nabi Muhammad yang sempurna,
 juga atas keluarganya,  
dengan rahmat yang tiada batas akhirnya, 
sebagaimana tiada batas akhir bagi kesempurnaan-Mu,
 sebagai hitungan kesempurnaannya.

Qobiltu Ijazah  ❤
ALFATIHAH  Khususon
Habib Abdullah bin Muhammad Al-Haddar

KESALAHAN FATAL SYEKH ALBANI

KESALAHAN FATAL Al Bani..

SKANDAL HADITS AL ALBANI DI SINI SHOHIH DI SONO DHO'IF, DI SONO SHOHIH DI SINI DHO'IF
_____________________________

Albani medhoifkan hadis yang shohih

ما شاء الله

a. 7.000 Karomah Al-Albani Diungkap Oleh Al-Habib Hasan bin Ali Assegaf
Tulisan al-Habib Hasan bin Ali Assegaf yang berjudul Tanaqudhat al-Albani al-Wadhihat merupakan kitab yang menarik dan mendalam dalam mengungkapkan kesalahan fatal al-Albani. Beliau mencatat 1.500 kesalahan yang dilakukan al-Albani lengkap dengan data dan faktanya. Bahkan menurut penelitian ilmiah beliau, ada 7.000 kesalahan fatal dalam buku-buku yang ditulis al-Albani. Pada kitab Tanaqudhat al-Albani al-Wadhihat dalam juz pertama beliau memuat 249 kesalahan al-Albani, baik dari shahih ke dha’if maupun sebaliknya.

Berikut beberapa bukti kongkrit kontradiksi al-Albani dalam menilai hadits yang telah diteliti oleh al-Habib Hasan bin Ali Assegaf (cucunda as-Sayyid al-Habib Abdurrahman Assegaf pengarang kitab Tarsyih al-Mustafidin Syarh Fath al-Mu’in) dalam kitab beliau yang berjudul Tanaqudhat al-Albani al-Wadhihat:

1. Hadits Pertama

حديث عن محمود بن لبيد قال : أخبر رسول الله صلى الله عليه وآله عن رجل طلق امرأته ثلاث تطليقات جميعا ، فقام غضبان ، ثم قال : (أيلعب بكتاب الله عزوجل وأنا بين أظهركم ؟ !) حتى قام رجل فقال : يا رسول الله ألا أقتله ؟ ! رواه النسائي . ضعفه الالباني في تخريج (مشكاة المصابيح) الطبعة الثالثة ، بيروت - سنة 1405 ه المكتب الاسلامي (2 / 981) فقال : ورجاله ثقات لكنه من رواية مخرمة عن أبيه ولم يسمع منه . اه ثم تناقض فصححه في كتاب (غاية المرام تخريج أحاديث الحلال والحرام) طبعة المكتب الاسلامي ، الطبعة الثالثة 1405 ه صفحة (164) حديث رقم (261)

“Al-Albani menilainya dha’if dalam Misykat al-Mashabih juz 2 halaman 981 cetakan III Beirut, 1405 H, al-Maktab al-Islami. Kemudian ia menilainya shahih dalam kitab Ghayat al-Maram Takhrij Ahadits al-Halal wa al-Haram halaman 164 hadis no. 261 cetakan III, Maktab al-Islami, 1405 H.”

2. Hadits Kedua

حديث : إذا كان أحدكم في الشمس فقلص عنه الظل وصار بعضه في الظل وبعضه في الشمس فليقم) أقول : صححه الالباني فقال في صحيح الجامع الصغير وزيادته (1 / 266 / 761) صحيح الاحاديث الصحيحة : 835 . اه ثم تناقض فضعفه في : تخريج (مشكاة المصابيح) (3 / 1337 / برقم 4725 الطبعة الثالثة) وقد عزاه في كل من الموضعين إلى سنن أبي داود .

“Al-Albani menilainya shahih dalam kitab Shahih al-Jami’ ash-Shaghir wa Ziyadatuhu juz 1 halaman 266 dan dalam Shahih al-Hadits ash-Shahihah hadits no. 835. Kemudian al-Albani menilainya dha’if dalam kitab Misykat al-Mashabih juz 3 halaman 1337 hadis no. 4725 Cetakan III.”

3. Hadits Ketiga

حديث : الجمعة حق واجب على كل مسلم ... ضعفه الالباني في : تخريج (مشكاة المصابيح) (1 / 434) : فقال : رجاله ثقات وهو منقطع كما أشار أبو داود اه بمعناه ومن التناقضات أنه : أورد الحديث في إرواء الغليل (3 / 54 / برقم 592) وقال : صحيح . اه فتدبروا يا أولي الالباب .

“Al-Albani menilai dha’if dalam kitab Misykat al-Mashabih juz 1 halaman 434, ia berkata: “Perawinya terpercaya tetapi hadits ini terputus sebagaimana isyarah Abu Dawud.” Namun hadits ini dicantumkan oleh al-Albani dalam kitab Irwa’ al-Ghalil juz 3 halaman 54 hadits no. 592. Al-Albani berkata: “Hadits ini shahih.”

4. Hadits Keempat

حديث : عبد الله بن عمرو مرفوعا : (الجمعة على من سمع النداء) رواه أبو داود . صححه الالباني في : (إرواء الغليل) (3 / 58) فقال : حسن . اه وناقض نفسه فضعفه في : تخريج مشكاة المصابيح 1 / 343) (برقم 1375) حيث قال : سنده ضعيف . اه

“Al-Albani menilai shahih dalam kitab Irwa’ al-Ghalil juz 3 halaman 58. Al-Albani berkata: “Hadits ini hasan.” Tetapi al-Albani menilainya dha’if dalam kitab Misykat al-Mashabih juz 1 halaman 343 hadits no. 1375. Al-Albani berkata: “Sanadnya dha’if.”

5. Hadits Kelima

حديث أنس بن مالك أن رسول الله صلى الله عليه وآله كان يقول : (لا تشددوا على أنفسكم فيشدد الله عليكم فإن قوما شددوا على أنفسهم فشدد الله عليهم . . .) رواه أبو داود . ضعفه الالباني في : (تخريج المشكاة) (1 / 64) فقال : بسند ضعيف اه . ثم تناقض فحسنه في آخر تخريجه في (غاية المرام) ص (141) بعد أن حكم عليه هناك أيضا بالضعف فقال : فلعل حديثه هذا حسن بشاهده المرسل عن أبي قلابة . اه

“Al-Albani menilai dha’if dalam kitab Misykat al-Mashabih juz 1 halaman 64. Al-Albani berkata: “Diriwayatkan dengan sanad yang dha’if.” Tapi al-Albani menilainya hasan dalam kitab Ghayat al-Maram halaman 141, setelah menghukuminya dha’if, al-Albani berkata: “Semoga hadits ini hasan dengan dalil penguat secara mursal dari Abu Qilabah.”

6. Hadits Keenam

حديث السيدة عائشة رضي الله عنها قالت : (من حدثكم أن النبي صلى الله عليه وآله كان يبول قائما فلا تصدقوه ما كان يبول إلا قاعدا) رواه أحمد والترمذي والنسائي . ضعفه الالباني في تخريج (مشكاة المصابيح) (1 / 117) فقال : اسناده ضعيف اه ثم من تناقضاته أنه صححه في سلسلة الاحاديث الصحيحة (1 / 345 برقم 201) فتأمل أخي القارئ

“Al-Albani menilai dha’if dalam kitab Misykat al-Mashabih juz 1 halaman 171. Al-Albani berkata: “Sanadnya dha’if.” Tapi al-Albani menilainya shahih dalam Silsilat al-Ahadits ash-Shahihah juz 1 halaman 345 hadits no. 201.”

7. Hadits Ketujuh

حديث : ثلاثة لا تقربهم الملائكة جيفة الكافر والمتضمخ بالخلوق والجنب إلا أن يتوضأ) رواه أبو داود . صححه الالباني في (صحيح الجامع الصغير وزيادته) (3 / 71 برقم 3056) فقال :حسن تخريج الترغيب (1 / 91) . اه ومن تناقضاته أنه ضعفه في تخريج (مشكاة المصابيح) (1 / 144 برقم 464) فقال : ورجاله ثقات لكنه منقطع بين الحسن البصري وعمار فإنه لم يسمع منه كما قال المنذري في الترغيب (1 / 91) .

“Al-Albani menilainya shahih dalam kitab Shahih al-Jami’ hadits no. 3056, ia berkata: “Hadits ini hasan.” Tetapi al-Albani menilainya dha’if dalam kitab Takhrij Misykat al-Mashabih hadits no. 464. Al-Albani berkata: “Perawinya terpercaya, tetapi hadits ini terputus antara Hasan Bashri dan Ammar.”

b. Persaksian Para Ulama Tentang Karomah Syaikh Al-Albani
Kesalahan al-Albani tidak hanya diakui oleh murid-muridnya sendiri. Kenyataan ini juga diakui oleh Syaikh Yusuf Qardhawi di dalam tanggapan beliau terhadap al-Albani yang mengomentari hadits-hadits di dalam kitabnya berjudul al-Halal wa al-Haram fi al-Islam, sebagai berikut:

“Oleh sebab itu, penetapan Syaikh al-Albani tentang dha’ifnya suatu hadits bukan merupakan hujjah yang qath’i (pasti) dan sebagai kata pemutus. Bahkan dapat saya katakan bahwa Syaikh al-Albani kadang-kadang mendha’ifkan (melemahkan) suatu hadits dalam satu kitab dan mengesahkannya (menshahihkannya) dalam kitab lain.” (Lihat dalam Halal dan Haram karya DR. Yusuf Qardhawi, Robbani Press, Jakarta, 2000, hal. 417).

Syaikh Yusuf Qardhawi juga banyak menghadirkan bukti-bukti kecerobohan al-Albani dalam menilai hadis yang sekaligus menunjukkan sikapnya yang “tanaqudh”.
Dengan demikian, apabila mayoritas ulama sudah menegaskan penolakan tersebut, berarti Nashiruddin al-Albani itu memang tidak layak untuk diikuti dan dijadikan panutan. 

Diantara ulama yang mengkritik al-Albani adalah:

1. Al-Imam al-Jalil al-Musniduddunya asy-Syaikh Muhammad Yasin bin Isa al-Fadani penulis kitab ad-Durr al-Mandhud Syarh Sunan Abi Dawud dan Fath al-‘Allam Syarh Bulugh al-Maram.

2. Al-Hafidz Abdullah al-Ghummari dari Maroko.

3. Al-Hafidz Abdul Aziz al-Ghummari dari Maroko.

4. Al-Hafidz Abdullah al-Harari al-Abdari dari Lebanon pengarang Syarh Alfiyah as-Suyuthi fi Mushthalah al-Hadits.

5. Al-Muhaddits Mahmud Sa’id Mamduh dari Uni Emirat Arab pengarang kitab Raf’u al-Manarah li Takhrij Ahadits at-Tawassul wa az-Ziyarah.

6. Al-Muhaddits Habiburrahman al-A’dzami dari India.

7. Asy-Syaikh Muhammad bin Ismail al-Anshari seorang Peniliti Komisi Tetap Fatwa Wahabi dari Saudi Arabia.

8. Asy-Syaikh Muhammad bin Ahmad al-Khazraji Menteri Agama dan Wakaf Uni Emirat Arab.

9. Asy-Syaikh Badruddin Hasan Dayyab dari Damaskus.

10. Asy-Syaikh Muhammad Arif al-Juwaijati.

11. Asy-Syaikh al-Habib Hasan bin Ali Assegaf dari Yordania.

12. Al-Imam Prof. Dr. Al-Muhaddits al-Haramain as-Sayyid Muhammad bin Alwi al-Maliki dari Mekkah pengarang kitab Mafahim Yajibu an Tushahhah.

13. Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih al-‘Utsaimin dari Najd, seorang ulama Wahabi yang menyatakan bahwa al-Albani tidak memiliki pengetahuan agama sama sekali.

14. Dan lainnya. Yang mana masing-masing ulama tersebut telah mengarang kitab sebagai bantahan terhadap al-Albani.

c. Syaikh Al-Albani Mendha’ifkan Hadits Shahih Bukhari dan Muslim
Kesalahan fatal dan sembrono al-Albani juga nampak jelas ketika ia banyak menilai dha’if dalam kitab Shahih Bukhari dan Shahih Muslim, yang telah dinobatkan oleh umat sebagai kitab hadits yang paling valid (shahih) setelah al-Quran. 

Berikut diantara bukti nyata bahwa al-Albani merasa lebih hebat dari Imam Bukhari dan Imam Muslim:

1. Hadits Pertama

حديث : (قال الله تعالى : ثلاثة أنا خصمهم يوم القيامة : رجل أعطى بي ثم غدر ، ورجل باع حرا فأكل ثمنه ، ورجل استأجر أجيرا فاستوفى منه ولم يعطه أجره)) . قال الالباني في ضعيف الجامع وزيادته) (4 / 111 برقم 4054) : رواه أحمد والبخاري (2114) عن أبي هريرة (ضعيف) ! ! !

“Al-Albani berkata: “Hadits ini dha’if”, dalam kitabnya yang berjudul Dha’if al-Jami’ ash-Shaghir hadits no. 4054. Hadits ini diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari no. 2114.”

2. Hadits Kedua

حديث : (لا تذبحوا إلا بقرة مسنة ، إلا أن تتعسر عليكم فتذبحوا جذعة من الضأن) . قال الالباني في (ضعيف الجامع وزيادته) (6 / 64 برقم 6222) : رواه الامام أحمد ومسلم (1963) وأبو داود والنسائي وابن ماجه عن جابر (ضعيف) ! ! ! .

“Al-Albani berkata: “Hadis ini dha’if”, dalam kitabnya yang berjudul Dha’if al-Jami’ ash-Shaghir hadits no. 6222. Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Muslim no. 1963.”

3. Hadits Ketiga

حديث : (إن من شر الناس عند الله منزلة يوم القيامة الرجل يفضي إلى امرأته ، وتفضي إليه ثم ينشر سرها) . قال الالباني في (ضعيف الجامع وزيادته) (2 / 197 برقم 2005) : رواه مسلم (1437) عن أبي سعيد " (ضعيف) ! ! ! .

“Al-Albani berkata: “Hadits ini dha’if”, dalam kitabnya yang berjudul Dha’if al-Jami’ ash-Shaghir hadits no. 2005. Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Muslim no. 1437.”

4. Hadits Keempat

حديث : (إذا قام أحدكم من الليل فليفتتح صلاته بركعتين خفيفتين) قال الالباني في (ضعيف الجامع وزيادته) (1 / 213 برقم 718) : رواه الامام أحمد ومسلم (768) عن أبي هريرة (ضعيف) ! !

“Al-Albani berkata: “Hadits ini dha’if”, dalam kitabnya yang berjudul Dha’if al-Jami’ ash-Shaghir hadits no. 719. Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Muslim no. 769.”

5. Hadits Kelima

حديث : (أنتم الغر المحجلون يوم القيامة ، من إسباغ الوضوء ، فمن استطاع منكم فليطل غرته وتحجيله) (1) قال الالباني في (ضعيف الجامع وزيادته) (14 / 2 برقم 1425) : رواه مسلم (246) عن أبي هريرة (ضعيف بهذا التمام) .

“Al-Albani berkata: “Hadits ini dha’if”, dalam kitabnya yang berjudul Dha’if al-Jami’ ash-Shaghir hadits no. 1425. Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Muslim no. 246.”

6. Hadits Keenam

حديث : (إن من أعظم الامانة عند الله يوم القيامة الرجل يفضي إلى امرأته . . .) (2) . قال الالباني في (ضعيف الجامع وزيادته) (2 / 192 برقم 1986) : رواه أحمد ومسلم (1437) وأبو داود عن أبي سعيد (ضعيف) ! ! .

“Al-Albani berkata: “Hadits ini dha’if”, dalam kitabnya yang berjudul Dha’if al-Jami’ ash-Shaghir hadits no. 1986. Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Muslim no. 1437.”

7. Hadits Ketujuh

حديث : (من قرأ العشر الاواخر من سورة الكهف عصم من فتنة الدجال). قال الالباني في (ضعيف الجامع وزيادته) (5 / 233 برقم : 5772 رواه أحمد ومسلم (809) والنسائي عن أبي الدرداء (ضعيف) ! !

“Al-Albani berkata: “Hadits ini dha’if”, dalam kitabnya yang berjudul Dha’if al-Jami’ ash-Shaghir hadits no. 1986. Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Muslim no. 1437.”

8. Hadits Kedelapan

حديث : (كان له صلى الله عليه وسلم فرس يقال له اللحيف) . قال الالباني في ضعيف الجامع وزيادته) (4 / 208 برقم 4489 : رواه البخاري (2855) عن سهل بن سعد (ضعيف) ! ! ! .

“Al-Albani berkata: “Hadits ini dha’if”, dalam kitabnya yang berjudul Dha’if al-Jami’ ash-Shaghir hadits no. 4489. Hadits ini diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari no. 2855.”

Walhasil, Syaikh Nashiruddin al-Albani bukanlah al-Hafidz yang berhak memberi penilaian status suatu hadits. Jangankan menjadi al-Hafidz, untuk memenuhi kriteria sebagai al-Muhaddits saja masih sangat jauh.

Masihkah Anda lebih percaya pada takhrijnya al-Albani yang berlumur kontradiksi dengan mengalahkah ulama sekaliber al-Hafidz Ibnu Hajar al-Asqalani, al-Hafidz as-Suyuthi, al-Hafidz adz-Dzahabi dan para ahli hadits lainnya?

ISYARAT PANGERSA ABAH SEPUH RA UNTUK PANGERSA ABAH ANOM QS

بسم الله الرحمن الرحيم

Pangersa Abah Sepuh di dlm sejarah TQN Suryalaya pernah mengangkat beberapa wakil talqin sebagai berikut:

1. KH Abu Bakar Faqih (Abah Faqih) dari Cinambo Talaga Majalengka
2. KH Abdullah bin H Sanusi (Abah Dulah) dari Dayeuh Kolot Bandung
3. KH Usman Sumantapura (Abah Endi) dari Cisayong Tasikmalaya
4. KH Mukhtar bin Abdul Ghani (Mamak Mukhtar) dari Cijulang Ciamis
5. Ghulam Nabi dari Tasikmalaya
6. KH Najmuddin dari Salopa Tasikmalaya
7. Kiai M. Abidin dari Ciawi Tasikmalaya
8. Kiai Ahmad Ali Hidayat bin Soemadimadja (Abah Dayat) dari Ciawi Tasikmalaya
9. KH Ahmad Syaehudin dari Cianjur (Ayah mertua KH Kankan Zulkarnaen T.A.)
10. KH Ahmad Shohibul Wafa Tajul Arifin qs (Pangersa Abah Anom) 

Para wakil talqin Pangersa Abah Sepuh ini terkenal ahli riyadhah & tampak karamahnya. Namun selain itu ada juga murid unggulan lainnya yg masyhur krn ilmunya yg tabahhur. Murid unggulan itu bernama KH Ma'mun dari Buniwangi Sukabumi (Ajengan Ma'mun).

Ajengan Ma'mun pernah bermukim menuntut ilmu di Makkah-Madinah selama 9 thn. Oleh krn itu Ajengan Ma'mun dianggap sbg murid Pangersa Abah Sepuh yg paling 'alim. Bahkan muncul rumor di kalangan ikhwan-akhwat, bahwa calon penerus Pangersa Abah Sepuh adalah Ajengan Ma'mun. 

Mendengar rumor tsb, Pangersa Abah Sepuh lalu mengundang para wakil talqin & para murid unggulan, termasuk Ajengan Ma'mun. Mereka semua diperintahkan utk membentuk formasi duduk tawajjuh. Lalu kpd Ajengan Ma'mun diperintahkan utk mengangkat tubuh mereka. 

Pangersa Abah Sepuh menyatakan: "Maka yg tubuhnya bisa terangkat berarti bukan calon mursyid.."

Kemudian Ajengan Ma'mun mencoba mengangkat tubuh mereka yg sedang tawajjuh itu. Satu per satu para wakil talqin & para murid unggulan Pangersa Abah Sepuh bisa terangkat tubuhnya. Tapi ketika tiba pd giliran yg terakhir, Ajengan Ma'mun sama sekali tdk sanggup mengangkat tubuhnya. 

Dgn menggunakan ilmu & amalan apa pun Ajengan Ma'mun tdk mampu mengangkat tubuh Pangersa Abah Anom qs. Ketika itu usia Pangersa Abah Anom qs belum mencapai 40 thn. Sedangkan para wakil talqin lainnya sdh berusia di atas 60 thn. 

Ajengan Ma'mun kemudian menyatakan: "Tubuh Cep Haji Shohib lebih berat dari langit & bumi.."

Subhaanallaah.. Wallaahu a'lam..

Minggu, 16 Januari 2022

WALISONGO BERDAKWAH MENGETUK FITRAH KEMANUSIAAN

ISLAM Indonesia itu unik. Ia bukan hanya manifestasi dari kitab suci, tapi juga nilai-nilai dan tradisi lokal yang disandingkan dengan nilai-nilai tauhid dan keramah-tamahan.
Kalau Anda belajar sejarah, Anda pasti makin heran dengan Walisongo. Silakan Anda baca dengan teliti isi buku Atlas Walisongo karya sejarawan Agus Sunyoto.
Menurut catatan Dinasti Tang China, pada waktu itu (abad ke-6 M), jumlah orang Islam di nusantara (Indonesia) hanya kisaran ribuan orang. Dengan klasifikasi yang beragama Islam hanya orang Arab, Persia, dan China. Para penduduk pribumi tidak ada yang mau memeluk agama Islam.
Bukti sejarah kedua, catatan Marco Polo singgah ke Indonesia pada tahun 1200-an M. Dalam catatannya, komposisi umat beragama di nusantara masih sama persis dengan catatan Dinasti Tang; penduduk lokal nusantara tetap tidak ada yang memeluk agama Islam.
Bukti sejarah ketiga, dalam catatan Laksamana Cheng Ho pada tahun 1433 M, tetap tercatat hanya orang asing yang memeluk agama Islam. Jadi, kalau kita kalkulasi ketiga catatan tersebut, sudah lebih dari 8 abad agama Islam tidak diterima penduduk pribumi. Agama Islam hanya dipeluk oleh orang asing.
Selang beberapa tahun setelah kedatangan Laksamana Cheng Ho, rombongan Sunan Ampel datang dari daerah Champa (Vietnam).
Beberapa dekade sejak hari kedatangan Sunan Ampel, terutamanya setelah dua anaknya tumbuh dewasa (Sunan Bonang dan Sunan Drajat) dan beberapa muridnya juga sudah tumbuh dewasa (misalnya Sunan Giri), maka dibentuklah suatu dewan yang bernama Walisongo. Misi utamanya adalah mengenalkan agama Islam ke penduduk pribumi.
Anehnya, sekali lagi anehnya, pada dua catatan para penjelajah dari Benua Eropa yang ditulis pada tahun 1515 M dan 1522 M, disebutkan bahwa bangsa nusantara adalah sebuah bangsa yang mayoritas memeluk agama Islam.
Para sejarawan dunia hingga kini masih bingung, kenapa dalam tempo tak sampai 50 tahun, Walisongo berhasil mengislamkan banyak sekali manusia nusantara.
Harap diingat zaman dahulu belum ada pesawat terbang dan telepon genggam. Jalanan kala itu pun tidak ada yang diaspal, apalagi ada motor atau mobil. Dari segi ruang maupun dari segi waktu, derajat kesukarannya luar biasa berat. Tantangan dakwah Walisongo luar biasa berat.
Para sejarawan dunia angkat tangan saat disuruh menerangkan bagaimana bisa Walisongo melakukan mission impossible: Membalikkan keadaan dalam waktu kurang dari 50 tahun, padahal sudah terbukti 800 tahun lebih bangsa nusantara selalu menolak agama Islam.
Para sejarawan dunia akhirnya bersepakat bahwa cara pendekatan dakwah melalui kebudayaanlah yang membuat Walisongo sukses besar.
Menurut saya pribadi, jawaban para sejarawan dunia memang betul, tapi masih kurang lengkap. Menurut saya pribadi, yang tentu masih bisa salah, pendekatan dakwah dengan kebudayaan cuma "bungkusnya", yang benar-benar bikin beda adalah "isi" dakwah Walisongo.
WALISONGO menyebarkan agama Islam meniru persis "bungkus" dan "isi" yang dahulu dilakukan Rasulullah SAW. Benar-benar menjiplak mutlak metode dakwahnya kanjeng nabi. Pasalnya, kondisinya hampir serupa, Walisongo kala itu ibaratnya "satu-satunya".
Tetapi, berkat ruh dakwah yang penuh kasih sayang, banyak orang akhirnya mau mengikuti agama baru yang dibawa kanjeng nabi. Dengan dilandasi perasaan yang tulus, Nabi Muhammad SAW amat sangat sabar menerangi orang-orang yang tersesat.
Meski kepala beliau dilumuri kotoran, meski wajah beliau diludahi, bahkan berkali-kali hendak dibunuh, kanjeng nabi selalu tersenyum memaafkan. Walisongo pun mencontoh akhlak kanjeng nabi sama persis. Walisongo berdakwah dengan penuh kasih sayang.
Pernah juga ada murid salah satu anggota Walisongo yang ragu pada konsep tauhid bertanya, "Tuhan kok jumlahnya satu? Apa nanti tidak kerepotan dan ada yang terlewat tidak diurus?"
Sunan yang ditanyai hal tersebut hanya tersenyum sejuk mendengarnya. Justru beliau minta ditemani murid tersebut menonton pagelaran wayang kulit.
Singkat cerita, sunan tersebut berkata pada muridnya, "Bagus
ya cerita wayangnya..." Si murid pun menjawab penuh semangat tentang keseruan lakon wayang malam itu. "Oh iya, bagaimana menurutmu kalau dalangnya ada dua atau empat orang?" tanya sunan tersebut. Si murid langsung menjawab, "Justru lakon wayangnya bisa bubar. Dalang satu ambil wayang ini, dalang lain ambil wayang yang lain, bisa-bisa tabrakan."
Sang guru hanya tersenyum dan mengangguk-angguk mendengar jawaban polos tersebut. Seketika itu pula si murid beristighfar dan mengaku sudah paham konsep tauhid. Begitulah "isi" dakwah Walisongo; menjaga perasaan orang lain.
Di atas ilmu fikih, masih ada ilmu ushul fikih, dan di atasnya lagi masih ada ilmu tasawuf. Maksudnya, menghargai perasaan orang lain lebih diutamakan, daripada sekadar halal-haram.
Dengan bercanda, beliau berkomentar bahwa daging kerbau dan sapi sama saja, makan daging kerbau saja juga enak. Tidak perlu cari gara-gara dan cari benarnya sendiri, jika ada barang halal lain tapi lebih kecil mudharatnya.
Kemudian, ketika berbicara di depan khalayak umum, beliau menyampaikan bahwa agama Islam juga memuliakan hewan sapi. Sunan tersebut kemudian memberikan bukti bahwa kitab suci umat Islam ada yang namanya Surat Al-Baqarah (Sapi Betina).
Dakwah artinya adalah "mengajak", bukan perintah. Jadi cara berdakwah yang betul adalah dengan hikmah dan nasehat yang baik. Apabila harus berdebat, pendakwah harus menggunakan cara membantah yang lebih baik. Sifat "lebih baik" di sini bisa diartikan lebih sopan, lebih lembut, dan dengan kasih sayang. Sekali lagi, apabila harus berdebat, harap diperhatikan.
Para pendakwah justru seharusnya menghindari perdebatan. Bukannya tidak ada angin tidak ada hujan, tiba-tiba ada ustadz yang mengajak debat para pendeta, biksu, orang atheis, dan sebagainya.
Berdakwah tidak boleh berlandaskan hawa nafsu. Harus ditikari ilmu, diselimuti rasa kasih sayang, dan berangkat niat yang tulus. 
Ayat dakwah itulah yang dipegang Nabi Muhammad SAW dan para pewarisnya saat berdakwah. Maka dari itu, kita jangan kagetan seperti para sejarawan dunia, karena kesuksesan dakwah Walisongo sebenarnya bukanlah hal yang aneh.
Agama Islam adalah agama anugerah untuk umat manusia, maka para wali tersebut selalu berusaha praktek menjadi anugerah bagi umat manusia di sekitarnya.
Semuanya dimanusiakan, karena Walisongo mempraktekkan inti ajaran agama Islam; rahmatan lil ‘alamin. Islam tidak mengenal konsep rahmatan lil muslimin.
Begitulah... Jadi, saya sangat senang kalau bisa berwisata ke Candi Prambanan atau Candi Borobudur, karena di kedua tempat tersebut saya jadi bisa bertemu Walisongo. Pertemuan secara batin.
Tulisan ini bukan untuk menjawab orang-orang yang sering meremehkan Walisongo. Tulisan ini hanyalah tulisan rindu seseorang yang penuh dosa.
Di tengah ketidakberdayaan menatap gaya dakwah yang terlalu mudah memvonis orang lain masuk neraka, saya seringkali jadi merindukan Walisongo.
Kita bisa bayangkan kalau metode dakwah walisongo anti budaya, radikal, dan intoleran sudah bisa dipastikan agama Islam yang hanif dan penuh rahmah ini kemungkinan besar menjadi agama minoritas di negeri ini.

Copas dari 
(Rahayu Purnomo) 
WAG Al Ma'aarij

MAKAM DI SIRAM AIR KEMBANG

Makam Disiram Air Kembang

Di sini ada 2 yang dilakukan, pertama menyiram air dan kedua kembang mawar.

1. Menyiram Air

ﻭﻋﻦ ﻋﺎﺋﺸﺔ، «ﺃﻥ اﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﺭﺵ ﻋﻠﻰ ﻗﺒﺮ اﺑﻨﻪ ﺇﺑﺮاﻫﻴﻢ». ﺭﻭاﻩ اﻟﻄﺒﺮاﻧﻲ ﻓﻲ اﻷﻭﺳﻂ، ﻭﺭﺟﺎﻟﻪ ﺭﺟﺎﻝ اﻟﺼﺤﻴﺢ ﺧﻼ ﺷﻴﺦ اﻟﻄﺒﺮاﻧﻲ.

Dari Aisyah bahwa Nabi shalallahu alaihi wa sallam menyiram kubur putranya, Ibrahim (HR Thabrani para perawinya sahih kecuali guru Thabrani)

2. Meletakkan Bunga

Pertanyaan ini sudah diajukan kepada Mufti Al-Azhar:

ﻧﺮﻯ ﻛﺜﻴﺮا ﻣﻦ ﺯﻭاﺭ اﻟﻘﺒﻮﺭ ﻳﻀﻌﻮﻥ ﻋﻠﻴﻬﺎ اﻟﺰﻫﻮﺭ ﻭاﻟﺠﺮﻳﺪ، ﻓﻬﻞ ﻫﺬا ﻣﺸﺮﻭﻉ؟

Kami melihat banyak peziarah meletakan bunga dan daun, apakah ini disyariatkan? Mufti Al-Azhar menjawab dengan dalil hadis tentang Nabi shalallahu alaihi wa sallam yang meletakkan 2 tangkai kurma di atas 2 kuburan yang sedang disiksa. Du Hadis tersebut Nabi bersabda:

لعله أن يخفف عنهما ما لم تيبسا

"Semoga keduanya diringankan siksanya selama kedua tangkai kurma belum kering" (HR Bukhari dan Muslim)

Selanjutnya Syekh Athiyyah Shaqr berkata:

ﺇﻥ اﻟﻐﺼﻦ ﻳﺴﺒﺢ ﻣﺎ ﺩاﻡ ﺭﻃﺒﺎ ﻓﻴﺤﺼﻞ اﻟﺘﺨﻔﻴﻒ ﺑﺒﺮﻛﺔ اﻟﺘﺴﺒﻴﺢ، ﻭﻋﻠﻰ ﻫﺬا ﻓﻬﻮ ﻣﻄﺮﺩ ﻓﻰ ﻛﻞ ﻣﺎ ﻓﻴﻪ ﺭﻃﻮﺑﺔ ﻣﻦ اﻷﺷﺠﺎﺭ ﻭﻏﻴﺮﻫﺎ

Pohon akan bertasbih selama basah, maka dapat meringankan karena keberkahan Tasbih tersebut. Ini berlaku untuk semua benda yang basah, baik pohon atau lainnya" (Fatawa Al-Azhar, 8/279)

Lalu bagaimana jika air dicampur dengan mawar? Ternyata dalam Madzhab Syafi'i dihukumi makruh, kecuali jika tidak terlalu banyak maka boleh, seperti penjelasan Syekh Sulaiman Al-Jamal dari Mesir:

يُكْرَهُ رَشُّ الْقَبْرِ بِمَاءِ الْوَرْدِ وَلَا يَحْرُمُ ؛ لِأَنَّهُ لِغَرَضٍ شَرْعِيٍّ وَلَمْ يُفَرِّقُوا بَيْنَ التَّعَيُّنِ وَعَدَمِهِ وَأُجِيبَ عَنْ عَدَمِ التَّحْرِيمِ وَإِنْ كَانَ فِيهِ إضَاعَةُ مَالٍ بِأَنَّهُ خَلْفَنَا شَيْءٌ آخَرُ وَهُوَ إكْرَامُ الْمَيِّتِ وَحُصُولُ الرَّائِحَةِ الطَّيِّبَةِ لِلْحَاضِرِينَ وَحُضُورُ الْمَلَائِكَةِ بِسَبَبِ ذَلِكَ وَمِنْ ثَمَّ قِيلَ لَا يُكْرَهُ الْقَلِيلُ مِنْهُ ا هـ . ع ش

“Makruh menyiram kubur dengan air mawar dan tidak haram, sebab ada tujuan yang sesuai syariat. Para ulama tidak membedakan antara menentukan air bunga mawar atau lainnya. Mengapa tidak haram meski ada bentuk penghamburan harta? Dijawab bahwa setelah kita tinggalkan kuburan, ada sesuatu yang lain, yaitu memuliakan mayit dan supaya harum bagi orang yang hadir di makam, juga untuk kehadiran malaikat. Oleh karenanya dikatakan bahwa tidak makruh jika sedikit” (Hasyiah al-Jamal 9/314)

Dari uraian ulama Mesir ini setidaknya memberikan informasi baru pada kita bahwa kebiasaan menyiramkan bunga mawar sudah ada di negara selain Indonesia. Jadi tidak benar jika ada anggapan bahwa kembang mawar adalah kebiasaan agama sebelum Islam di Indonesia.