Minggu, 16 Januari 2022

WALISONGO BERDAKWAH MENGETUK FITRAH KEMANUSIAAN

ISLAM Indonesia itu unik. Ia bukan hanya manifestasi dari kitab suci, tapi juga nilai-nilai dan tradisi lokal yang disandingkan dengan nilai-nilai tauhid dan keramah-tamahan.
Kalau Anda belajar sejarah, Anda pasti makin heran dengan Walisongo. Silakan Anda baca dengan teliti isi buku Atlas Walisongo karya sejarawan Agus Sunyoto.
Menurut catatan Dinasti Tang China, pada waktu itu (abad ke-6 M), jumlah orang Islam di nusantara (Indonesia) hanya kisaran ribuan orang. Dengan klasifikasi yang beragama Islam hanya orang Arab, Persia, dan China. Para penduduk pribumi tidak ada yang mau memeluk agama Islam.
Bukti sejarah kedua, catatan Marco Polo singgah ke Indonesia pada tahun 1200-an M. Dalam catatannya, komposisi umat beragama di nusantara masih sama persis dengan catatan Dinasti Tang; penduduk lokal nusantara tetap tidak ada yang memeluk agama Islam.
Bukti sejarah ketiga, dalam catatan Laksamana Cheng Ho pada tahun 1433 M, tetap tercatat hanya orang asing yang memeluk agama Islam. Jadi, kalau kita kalkulasi ketiga catatan tersebut, sudah lebih dari 8 abad agama Islam tidak diterima penduduk pribumi. Agama Islam hanya dipeluk oleh orang asing.
Selang beberapa tahun setelah kedatangan Laksamana Cheng Ho, rombongan Sunan Ampel datang dari daerah Champa (Vietnam).
Beberapa dekade sejak hari kedatangan Sunan Ampel, terutamanya setelah dua anaknya tumbuh dewasa (Sunan Bonang dan Sunan Drajat) dan beberapa muridnya juga sudah tumbuh dewasa (misalnya Sunan Giri), maka dibentuklah suatu dewan yang bernama Walisongo. Misi utamanya adalah mengenalkan agama Islam ke penduduk pribumi.
Anehnya, sekali lagi anehnya, pada dua catatan para penjelajah dari Benua Eropa yang ditulis pada tahun 1515 M dan 1522 M, disebutkan bahwa bangsa nusantara adalah sebuah bangsa yang mayoritas memeluk agama Islam.
Para sejarawan dunia hingga kini masih bingung, kenapa dalam tempo tak sampai 50 tahun, Walisongo berhasil mengislamkan banyak sekali manusia nusantara.
Harap diingat zaman dahulu belum ada pesawat terbang dan telepon genggam. Jalanan kala itu pun tidak ada yang diaspal, apalagi ada motor atau mobil. Dari segi ruang maupun dari segi waktu, derajat kesukarannya luar biasa berat. Tantangan dakwah Walisongo luar biasa berat.
Para sejarawan dunia angkat tangan saat disuruh menerangkan bagaimana bisa Walisongo melakukan mission impossible: Membalikkan keadaan dalam waktu kurang dari 50 tahun, padahal sudah terbukti 800 tahun lebih bangsa nusantara selalu menolak agama Islam.
Para sejarawan dunia akhirnya bersepakat bahwa cara pendekatan dakwah melalui kebudayaanlah yang membuat Walisongo sukses besar.
Menurut saya pribadi, jawaban para sejarawan dunia memang betul, tapi masih kurang lengkap. Menurut saya pribadi, yang tentu masih bisa salah, pendekatan dakwah dengan kebudayaan cuma "bungkusnya", yang benar-benar bikin beda adalah "isi" dakwah Walisongo.
WALISONGO menyebarkan agama Islam meniru persis "bungkus" dan "isi" yang dahulu dilakukan Rasulullah SAW. Benar-benar menjiplak mutlak metode dakwahnya kanjeng nabi. Pasalnya, kondisinya hampir serupa, Walisongo kala itu ibaratnya "satu-satunya".
Tetapi, berkat ruh dakwah yang penuh kasih sayang, banyak orang akhirnya mau mengikuti agama baru yang dibawa kanjeng nabi. Dengan dilandasi perasaan yang tulus, Nabi Muhammad SAW amat sangat sabar menerangi orang-orang yang tersesat.
Meski kepala beliau dilumuri kotoran, meski wajah beliau diludahi, bahkan berkali-kali hendak dibunuh, kanjeng nabi selalu tersenyum memaafkan. Walisongo pun mencontoh akhlak kanjeng nabi sama persis. Walisongo berdakwah dengan penuh kasih sayang.
Pernah juga ada murid salah satu anggota Walisongo yang ragu pada konsep tauhid bertanya, "Tuhan kok jumlahnya satu? Apa nanti tidak kerepotan dan ada yang terlewat tidak diurus?"
Sunan yang ditanyai hal tersebut hanya tersenyum sejuk mendengarnya. Justru beliau minta ditemani murid tersebut menonton pagelaran wayang kulit.
Singkat cerita, sunan tersebut berkata pada muridnya, "Bagus
ya cerita wayangnya..." Si murid pun menjawab penuh semangat tentang keseruan lakon wayang malam itu. "Oh iya, bagaimana menurutmu kalau dalangnya ada dua atau empat orang?" tanya sunan tersebut. Si murid langsung menjawab, "Justru lakon wayangnya bisa bubar. Dalang satu ambil wayang ini, dalang lain ambil wayang yang lain, bisa-bisa tabrakan."
Sang guru hanya tersenyum dan mengangguk-angguk mendengar jawaban polos tersebut. Seketika itu pula si murid beristighfar dan mengaku sudah paham konsep tauhid. Begitulah "isi" dakwah Walisongo; menjaga perasaan orang lain.
Di atas ilmu fikih, masih ada ilmu ushul fikih, dan di atasnya lagi masih ada ilmu tasawuf. Maksudnya, menghargai perasaan orang lain lebih diutamakan, daripada sekadar halal-haram.
Dengan bercanda, beliau berkomentar bahwa daging kerbau dan sapi sama saja, makan daging kerbau saja juga enak. Tidak perlu cari gara-gara dan cari benarnya sendiri, jika ada barang halal lain tapi lebih kecil mudharatnya.
Kemudian, ketika berbicara di depan khalayak umum, beliau menyampaikan bahwa agama Islam juga memuliakan hewan sapi. Sunan tersebut kemudian memberikan bukti bahwa kitab suci umat Islam ada yang namanya Surat Al-Baqarah (Sapi Betina).
Dakwah artinya adalah "mengajak", bukan perintah. Jadi cara berdakwah yang betul adalah dengan hikmah dan nasehat yang baik. Apabila harus berdebat, pendakwah harus menggunakan cara membantah yang lebih baik. Sifat "lebih baik" di sini bisa diartikan lebih sopan, lebih lembut, dan dengan kasih sayang. Sekali lagi, apabila harus berdebat, harap diperhatikan.
Para pendakwah justru seharusnya menghindari perdebatan. Bukannya tidak ada angin tidak ada hujan, tiba-tiba ada ustadz yang mengajak debat para pendeta, biksu, orang atheis, dan sebagainya.
Berdakwah tidak boleh berlandaskan hawa nafsu. Harus ditikari ilmu, diselimuti rasa kasih sayang, dan berangkat niat yang tulus. 
Ayat dakwah itulah yang dipegang Nabi Muhammad SAW dan para pewarisnya saat berdakwah. Maka dari itu, kita jangan kagetan seperti para sejarawan dunia, karena kesuksesan dakwah Walisongo sebenarnya bukanlah hal yang aneh.
Agama Islam adalah agama anugerah untuk umat manusia, maka para wali tersebut selalu berusaha praktek menjadi anugerah bagi umat manusia di sekitarnya.
Semuanya dimanusiakan, karena Walisongo mempraktekkan inti ajaran agama Islam; rahmatan lil ‘alamin. Islam tidak mengenal konsep rahmatan lil muslimin.
Begitulah... Jadi, saya sangat senang kalau bisa berwisata ke Candi Prambanan atau Candi Borobudur, karena di kedua tempat tersebut saya jadi bisa bertemu Walisongo. Pertemuan secara batin.
Tulisan ini bukan untuk menjawab orang-orang yang sering meremehkan Walisongo. Tulisan ini hanyalah tulisan rindu seseorang yang penuh dosa.
Di tengah ketidakberdayaan menatap gaya dakwah yang terlalu mudah memvonis orang lain masuk neraka, saya seringkali jadi merindukan Walisongo.
Kita bisa bayangkan kalau metode dakwah walisongo anti budaya, radikal, dan intoleran sudah bisa dipastikan agama Islam yang hanif dan penuh rahmah ini kemungkinan besar menjadi agama minoritas di negeri ini.

Copas dari 
(Rahayu Purnomo) 
WAG Al Ma'aarij

MAKAM DI SIRAM AIR KEMBANG

Makam Disiram Air Kembang

Di sini ada 2 yang dilakukan, pertama menyiram air dan kedua kembang mawar.

1. Menyiram Air

ﻭﻋﻦ ﻋﺎﺋﺸﺔ، «ﺃﻥ اﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﺭﺵ ﻋﻠﻰ ﻗﺒﺮ اﺑﻨﻪ ﺇﺑﺮاﻫﻴﻢ». ﺭﻭاﻩ اﻟﻄﺒﺮاﻧﻲ ﻓﻲ اﻷﻭﺳﻂ، ﻭﺭﺟﺎﻟﻪ ﺭﺟﺎﻝ اﻟﺼﺤﻴﺢ ﺧﻼ ﺷﻴﺦ اﻟﻄﺒﺮاﻧﻲ.

Dari Aisyah bahwa Nabi shalallahu alaihi wa sallam menyiram kubur putranya, Ibrahim (HR Thabrani para perawinya sahih kecuali guru Thabrani)

2. Meletakkan Bunga

Pertanyaan ini sudah diajukan kepada Mufti Al-Azhar:

ﻧﺮﻯ ﻛﺜﻴﺮا ﻣﻦ ﺯﻭاﺭ اﻟﻘﺒﻮﺭ ﻳﻀﻌﻮﻥ ﻋﻠﻴﻬﺎ اﻟﺰﻫﻮﺭ ﻭاﻟﺠﺮﻳﺪ، ﻓﻬﻞ ﻫﺬا ﻣﺸﺮﻭﻉ؟

Kami melihat banyak peziarah meletakan bunga dan daun, apakah ini disyariatkan? Mufti Al-Azhar menjawab dengan dalil hadis tentang Nabi shalallahu alaihi wa sallam yang meletakkan 2 tangkai kurma di atas 2 kuburan yang sedang disiksa. Du Hadis tersebut Nabi bersabda:

لعله أن يخفف عنهما ما لم تيبسا

"Semoga keduanya diringankan siksanya selama kedua tangkai kurma belum kering" (HR Bukhari dan Muslim)

Selanjutnya Syekh Athiyyah Shaqr berkata:

ﺇﻥ اﻟﻐﺼﻦ ﻳﺴﺒﺢ ﻣﺎ ﺩاﻡ ﺭﻃﺒﺎ ﻓﻴﺤﺼﻞ اﻟﺘﺨﻔﻴﻒ ﺑﺒﺮﻛﺔ اﻟﺘﺴﺒﻴﺢ، ﻭﻋﻠﻰ ﻫﺬا ﻓﻬﻮ ﻣﻄﺮﺩ ﻓﻰ ﻛﻞ ﻣﺎ ﻓﻴﻪ ﺭﻃﻮﺑﺔ ﻣﻦ اﻷﺷﺠﺎﺭ ﻭﻏﻴﺮﻫﺎ

Pohon akan bertasbih selama basah, maka dapat meringankan karena keberkahan Tasbih tersebut. Ini berlaku untuk semua benda yang basah, baik pohon atau lainnya" (Fatawa Al-Azhar, 8/279)

Lalu bagaimana jika air dicampur dengan mawar? Ternyata dalam Madzhab Syafi'i dihukumi makruh, kecuali jika tidak terlalu banyak maka boleh, seperti penjelasan Syekh Sulaiman Al-Jamal dari Mesir:

يُكْرَهُ رَشُّ الْقَبْرِ بِمَاءِ الْوَرْدِ وَلَا يَحْرُمُ ؛ لِأَنَّهُ لِغَرَضٍ شَرْعِيٍّ وَلَمْ يُفَرِّقُوا بَيْنَ التَّعَيُّنِ وَعَدَمِهِ وَأُجِيبَ عَنْ عَدَمِ التَّحْرِيمِ وَإِنْ كَانَ فِيهِ إضَاعَةُ مَالٍ بِأَنَّهُ خَلْفَنَا شَيْءٌ آخَرُ وَهُوَ إكْرَامُ الْمَيِّتِ وَحُصُولُ الرَّائِحَةِ الطَّيِّبَةِ لِلْحَاضِرِينَ وَحُضُورُ الْمَلَائِكَةِ بِسَبَبِ ذَلِكَ وَمِنْ ثَمَّ قِيلَ لَا يُكْرَهُ الْقَلِيلُ مِنْهُ ا هـ . ع ش

“Makruh menyiram kubur dengan air mawar dan tidak haram, sebab ada tujuan yang sesuai syariat. Para ulama tidak membedakan antara menentukan air bunga mawar atau lainnya. Mengapa tidak haram meski ada bentuk penghamburan harta? Dijawab bahwa setelah kita tinggalkan kuburan, ada sesuatu yang lain, yaitu memuliakan mayit dan supaya harum bagi orang yang hadir di makam, juga untuk kehadiran malaikat. Oleh karenanya dikatakan bahwa tidak makruh jika sedikit” (Hasyiah al-Jamal 9/314)

Dari uraian ulama Mesir ini setidaknya memberikan informasi baru pada kita bahwa kebiasaan menyiramkan bunga mawar sudah ada di negara selain Indonesia. Jadi tidak benar jika ada anggapan bahwa kembang mawar adalah kebiasaan agama sebelum Islam di Indonesia.

ABAH ANOM QS MENYANBUT KEHADIRAN PUTRANYA

PANGERSA ABAH ANOM QS MENYAMBUT KELAHIRAN PUTRANYA

Menjelang kelahiran putranya yg ke-8 pd thn 1953, Pangersa Abah Anom qs menantikannya sambil bertawajjuh. Ketika sang bayi lahir, Abah Faqih langsung menyampaikan beritanya kpd Pangersa Abah..

Pangersa Abah kemudian mengangkat wajahnya, serta bertanya kpd Abah Faqih: "Apakah bayinya bertanduk..?"

Abah Faqih menjawab: "Sugan wae (mungkin saja).."

Pangersa Abah bertanya demikian krn mengalami mukasyafah di dlm tawajjuhnya. Menyaksikan bayi yg sedang dilahirkan ini memiliki dua tanduk di atas kepalanya..

Maka Pangersa Abah Anom kemudian bertanya kpd Pangersa Abah Sepuh tentang hal ini. Lalu Pangersa Abah Sepuh berkata: "Beri nama Zulkarnaen.."

Demikian kisah kelahiran KH Kankan Zulkarnaen Tajul Arifin. Putra Pangersa Abah yg jantungnya tertulis lafazh "Allah" secara nyata. Subhaanallaah.. Wallaahu a'lam..

AJARAN WAHABI YANG SESAT

AJARAN WAHABI SALAFI/MANHAJ SALAF YG SESAT

Jilid 1.

Fatwa - fatwa Brutal sang Muhadist non Sanad Al- AlBani : 

1]. FATWA TENTANG ALLAH.
مؤسس الدعوة السلفية هو الله
"Pengasas dakwah salafi (baca : wahhabi) adalah Allah".

الله عز و جل له عينان ، لله تبارك و تعالى ساق ، لله تبارك و تعالى يدا حقيقة 
"Allah punya dua mata, satu betis, dan tangan secara hakiki".

الضحك من صفات الله سبحانه و تعالى ، التعجب من صفات الله عز و جل ، الإيمان بأن الله سبحانه و تعالى موجود فى السماء 
"Tertawa dan kaget termasuk sifat Allah Subhanahu Wa Ta'ala, dan harus yaqin bahwa Allah itu berada di langit".

[2]. FATWA TENTANG PARA NABI DAN RASUL.
عصمة الأنبياء ليست عصمة مطلقة ، الأنبياء و الرسل يرتكبون صغائر الذنوب و المعاصى 
"Ma'shumnya para Nabi bukan terus-menerus, tapi para Nabi dan Rasul juga melakukan dosa kecil dan berbagai macam maksiat". 

[3]. FATWA TENTANG NABI MUHAMMAD.
رسول الله صلى الله عليه و آله و سلم كان يجتهد أحيانا و فى الغالب يوفق للصواب ، و أحيانا لا يوفق ، و يكون على خطإ ، و ينزل الوحي ليصوبه ، يجوز أن ينسى رسول الله صلى الله عليه و آله و سلم الآيات التى بلغها للناس
"Rasulullah Shollallahu 'Alaihi Wa Sallam terkadang berijtihad sendiri, dan kebiasaannya ijtihadnya benar, tapi kadang-kadang salah. Beliau juga melakukan kesalahan, sehingga turun wahyu untuk membenarkannya. Rasulullah juga bisa lupa dengan ayat-ayat yang ia sampaikan kepada manusia".

عندما يتعارض قول رسول الله مع فعله ، نقدم قوله على فعله 
"Manakala ucapan dan perbuatan Rasulullah saling kontradiksi, maka kami dahulukan ucapannya dibanding perbuatannya".

القول بجواز الزنا على نساء النبى صلى الله عليه و آله و سلم 
"Zina itu bisa terjadi atas istri-istri Nabi Shollallahu 'Alaihi Wa Sallam".

المطالبة بهدم القبة النبوية و إخراج قبر المصطفى صلى الله عليه و آله و سلم من مسجده 
"Menyuruh menghancurkan qubah hijau, dan mengeluarkan jasad Nabi Muhammad dari masjid nabawi".

رسول الله صلى الله عليه و آله و سلم ليس هو أفضل الخلائق عند الله 
"Rasulullah Shollallahu 'Alaihi Wa Sallam bukanlah seafdhol-afdhol makhluq disisi Allah".

والدي النبى و جده عبد المطلب من أهل النار 
"Kedua orangtua Nabi (Abdullah dan Aminah) beserta kakeknya, -Abdul Muttholib-, termasuk penghuni neraka".

المطالبة بعدم مدح النبى صلى الله عليه و آله و سلم و إطرائه ، تحريم التوسل بالنبى صلى الله عليه و آله و سلم لله تعالى 
"Menyuruh supaya tidak memuji Nabi, dan mengharamkan tawassul dengan Nabi Shollallahu 'Alaihi Wa Sallam kepada Allah Ta'ala".

لا يجوز للمؤذن الجهر بالصلاة و السلام على النبى صلى الله عليه و آله و سلم عقب الأذان ، الجهر بالصلاة و السلام على النبى صلى الله عليه و آله و سلم قبيل الإقامة للصلاة بدعة 
"Tidak boleh bagi muaddzin mengeraskan sholawat dan salam atas Nabi setelah adzan, dan mengeraskan sholawat dan salam atas Nabi Shollallahu 'Alaihi Wa Sallam sebelum iqamah adalah bid'ah".

تحريم تلاوة آية "إن الله و ملائكته يصلون على النبى" فى يوم الجمعة و اعتبار ذالك بدعة 
"Mengharamkan membaca Surah Al-Ahzab ayat 56 di hari jum'at, dan itu bid'ah".

منع الصلاة على النبى صلى الله عليه و آله و سلم عند التعجب من أمر ما ، تحريم السفر لزيارة سيدنا النبى صلى الله عليه و آله و سلم 
"Melarang sholawat atas Nabi ketika kagum dengan suatu perkara, dan mengharamkan safar untuk berziarah ke kubur Nabi Shollallahu 'Alaihi Wa Sallam". 

Kesimpulannya :
Andaikan Pengikut  Wahabi +62 pandai baca Huruf Arab otomatis akan sering membaca Kitab2 Ulama Salaf maupun Khalaf 
Tapi sangat disayangkan mereka ( Wahabi +62 ) belajar Ilmu agama cuma bermodalkan Telingah dan Kuota sampe gk tau Panutan Ulama Acc Hadist(nya) 
Al - Albani  diatas batas Normal 

Naudzubillah min dzalik 

*Dan karena Kebenaran tetap harus disampekan meskipun itu Pahit !
__________
Referensi 📖 : [AL-MUDHIK AL-MUBKI MIN FATAWA AL-ALBANI Karya Syekh 'Adil Kazhim Abdullah Cet.Dar Wadissalam Hal.29 sd 33

Jilid 2 .

Fatwa berikut tak kalah Bar - bar dan Mencengangkan dari Guru Mulia yg tdk Berguru dan Bersanad  Al - AlBani 
Berikut Fatwanya :

[1]. FATWA TENTANG AL-QUR'AN.

تحريم تقبيل المصحف الشريف و جعل تقبيله من البدع و الضلالة 

"Haram mencium mushaf Al-Qur'an, dan menciumnya termasuk bid'ah dan kesesatan".

قول "صدق الله العظيم" بعد قراءة القرآن من البدع 

"Mengucap Shodaqallahul 'Azhim setelah membaca Al-Qur'an adalah bid'ah". 
إباحة قراءة القرآن للمرأة الحائض 

"Boleh membaca Al-Qur'an bagi perempuan haid".

[2]. FATWA TENTANG MASJID DAN SHOLAT JAMA'AH.

لا تجوز إقامة صلاة جماعة ثانية فى المسجد بعد انقضاء الأولى 

"Tidak boleh melakukan sholat jama'ah kedua di masjid seusai sholat jama'ah pertama". 

لا يشرع الأذان فى المسجد أمام المكبّر الصوتى (المايكروفون) ، المنارات فى المساجد للأذان بدعة ، وجود المحراب فى المسجد بدعة 

"Tidak disyariatkan adzan di masjid memakai mikrofon, menara masjid untuk adzan termasuk bid'ah, dan mihrab didalam masjid juga bid'ah". 

منع الداعيات و العالمات من تدريس النساء و تعليمهن فى المساجد 

"Melarang da'i wanita dan ustadzah untuk mengajar dan buka pengajian perempuan di masjid".

إباحة دخول المرأة الحائض للمساجد و المسجد الحرام و الطواف بالكعبة المشرّفة و قراءة كتاب الله 

"Perempuan haid boleh masuk kedalam masjid-masjid ataupun masjidil haram, berthowaf di ka'bah, dan membaca kitabullah".
من يصلى التراويح عشرين ركعةً فقد خالف السنة 

"Barangsiapa yang sholat tarawih 20 rakaat, berarti ia menyalahi sunnah".

[3]. FATWA TENTANG DOA.

تحريم طلب الدعاء من الآخرين بعد الإنتهاء من الدرس أو حلسة المذاكرة ، فلا يجوز أن تقول "يا فلان ، ادع لى أو نسألك الدعاء" . تحريم الدعاء للغزاة و المرابطين و المدافعين من قِبل خطيب صلاة الجمعة 

"Haram meminta doa kepada orang lain seusai belajar atau majelis mudzakaroh, sehingga tidak boleh berkata : "Wahai fulan, doakan aku, aku minta doamu". Dan haram mendoakan ghaza (palestine), mediatornya, ataupun pejuang ghaza setelah khutbah jum'at".

[4]. FATWA TENTANG ORANGTUA.

لا يجوز تقبيل يد الأب أو الأم بل هو من البدع ، زيارة قبر والدين فى كل يوم جمعة عمل غير جائز و من البدع 

"Tidak boleh mencium tangan bapak atau ibu, karena itu bid'ah. Dan menziarahi kubur orangtua tiap hari jum'at, juga termasuk amalan yang tidak boleh dikerjakan, karena itu bid'ah".

[5]. FATWA TENTANG PEREMPUAN.

تحريم الذهب المحلق على النساء من خواتم و أساور و ما شابه 
"Haram memakai emas bagi perempuan, mau berupa cincin, gelang, dan yang serupanya". 

لا يجوز للمرأة التى نبتت لها لحية أن تحلقها 

"Bagi perempuan yang tumbuh janggut, tidak boleh ia memotong janggutnya".

القول بجواز رضاع الكبير و أن يكون مباشرة عبر المص من ثدي المرأة 

"Perempuan boleh menyusui lelaki dewasa yang bukan mahrom, ia juga boleh langsung menghisap puting payudara perempuan tersebut". 

Naudzubillah min dzalik 

Semoga Kita terhindar dari Ajaran Wahabi ( umat akhir zaman ) yang Menyesatkan !          آمِيْن اللّهُمَّ آمِيْن 

*Karena Kebenaran harus disampaikan meskipun itu Pahit !
__________

Referensi 📖 : [AL-MUDHIK AL-MUBKI MIN FATAWA AL-ALBANI Karya Syekh 'Adil Kazhim Abdullah Cet.Dar Wadissalam Hal.39 sd 43]

MENGENAL WAHABI DAN HIZBUT TAHRIR (HIZB)

بسم الله الرحمن الرحيم 

Oleh: KH. Hafizh Abdurrahman 

Soal: 

Siapa sebenarnya Wahabi? Benarkah Hizbut Tahrir Wahabi atau setidaknya mirip Wahabi? Jika tidak, ada apa sebenarnya di balik tuduhan seperti ini? 

Jawab: 

Wahabi adalah gerakan Islam yang dinisbatkan kepada Muhammad bin Abdul Wahhab (1115-1206 H/1701-1793 M). Muhammad bin Abdul Wahhab sebenarnya merupakan pengikut mazhab Hanbali, kemudian berijtihad dalam beberapa masalah, sebagaimana yang diakuinya sendiri dalam kitab, Shiyânah al-Insân, karya Muhammad Basyir as-Sahsawani.
1. Meski demikian, hasil ijtihadnya dinilai bermasalah oleh ulama Sunni yang lainnya. 

Nama Wahabi sendiri telah dikubur oleh para pengikut dan penganutnya. Boleh jadi karena sejarah kelam pada masa lalu. Namun, mereka mempunyai alasan lain. Menurut mereka, ajaran Muhammad bin Abdul Wahhab adalah ajaran Nabi Muhammad, bukan ajarannya sendiri. Karenanya, mereka lebih memilih untuk menyebut diri mereka sebagai Salafi atau Muwahhidûn, yang berarti “orang-orang yang mentauhidkan Allah”, bukan Wahhâbi. 

Secara historis, gerakan Wahabi telah mengalami beberapa kali metamorfosis. Mula-mula adalah gerakan keagamaan murni yang bertujuan untuk memurnikan tauhid dari syirik, tahayul, bid’ah dan khurafat, yang dimulai dari Uyainah, kampung halaman pendirinya tahun 1740 M. Di kampungnya, gerakan ini mendapatkan penentangan. Muhammad bin Abdul Wahhab pun terusir dari kampung halamannya dan berpindah ke Dar’iyyah. Di sini, pendiri Wahabi itu mendapat perlindungan dari Muhammad bin Saud, yang notabene bermusuhan dengan Amir Uyainah. Dalam kurun tujun tahun, sejak tinggal di Dar’iyyah, dakwah Wahabi berkembang pesat. 

Tahun 1747 M, Muhammad bin Saud, yang notabene adalah agen Inggris, menyatakan secara terbuka penerimaannya terhadap berbagai pemikiran dan pandangan keagamaan Muhammad bin Abdul Wahhab. Keduanya pun sama-sama diuntungkan. Dalam kurun 10 tahun, wilayah kekuasaan Muhammad bin Saud berkembang seluas 30 mil persegi. Muhammad bin Abdul Wahhab pun diuntungkan, karena dakwahnya berkembang dan pengaruhnya semakin menguat atas dukungan politik dari Ibn Saud. Namun, pengaruhnya berhenti sampai di wilayah Ihsa’ 1757 M. 

Ketika Ibn Saud meninggal dunia tahun 1765 M, kepemimpinannya diteruskan oleh anaknya, Abdul Aziz. Namun, tidak ada perkembangan yang berarti dari gerakan ini, kecuali setelah tahun 1787 M. Dengan kata lain, selama 31 tahun (1957-1788 M), gerakan ini stagnan. 

Namun, setelah Abdul Aziz, yang juga agen Inggris itu, mendirikan Dewan Imarah pada tahun 1787 M, sekaligus menandai lahirnya sistem monarki, Wahabi pun terlibat dalam ekspansi kekuasaan yang didukungnya, sekaligus menyebarkan paham yang dianutnya. Tahun 1788 M, mereka menyerang dan menduduki Kuwait. Melalui metode baru ini, gerakan ini menimbulkan instabilitas di wilayah Khilafah Utsmani; di semenanjung Arabia, Irak dan Syam yang bertujuan melepaskan wilayah tersebut dari Khilafah. Gerakan mereka akhirnya berhasil dipukul mundur dari Madinah tahun 1812 M. Benteng terakhir mereka di Dar’iyyah pun berhasil diratakan dengan tanah oleh Khilafah tahun 1818 M. Sejak itu, nama Wahabi seolah terkubur dan lenyap ditelan bumi. 

2. Namun, pandangan dan pemikiran Wahabi memang tidak mati. Demikian juga hubungan penganut dan pendukung Wahabi dengan keluarga Ibn Saud. 

Metamorfosis berikutnya terjadi ketika mereka mengubah nama. Nama Wahabi tidak pernah lagi digunakan, mungkin karena rentan. Akhirnya, mereka lebih suka menyebut diri mereka Salafi. Namun, pandangan dan cara mereka berdakwah tetap sama. Inilah fakta sejarah tentang Wahabi. Dari fakta ini jelas sekali, bahwa Wahabi (Salafi) ikut membidani lahirnya Kerajaan Arab Saudi. Karena itu, tidak aneh jika kemudian Wahabi (Salafi) senantiasa menjadi pendukung kekuasaan Ibn Saud sekalipun Wahabi (Salafi) bukan merupakan gerakan politik. 

Ini jelas berbeda dengan Hizbut Tahrir (Hizb). Hizbut Tahrir (Hizb) adalah partai politik yang berideologi Islam. Tujuannya adalah untuk mengembalikan kehidupan Islam dengan mendirikan Khilafah yang menerapkan sistem Islam dan mengemban dakwah Islam ke seluruh dunia. Politik adalah aktivitasnya.
3 . Meski begitu, Hizbut Tahrir (Hizb) tidak pernah terlibat dalam pendirian rezim manapun yang berkuasa saat ini di dunia. Hizb juga tidak pernah terlibat dalam dukung-mendukung kekuasaan/negara manapun. Sebabnya, semua negara yang ada di seluruh dunia saat ini bukanlah negara yang dibangun berdasarkan akidah Islam dan memerintah berdasarkan hukum-hukum Allah. Dalam pandangan Islam, menurut Hizb, satu-satunya negara bagi umat Islam di seluruh dunia adalah Khilafah, yang notabene pernah dirongrong oleh konspirasi Inggris dan agennya, dinasti Ibn Saud, termasuk di dalamnya menggunakan Wahabi. 

Pandangan keagamaan Wahabi sebenarnya bukan hal yang baru. Dalam masalah akidah, misalnya, Wahabi, banyak mengambil pandangan Ibn Taimiyyah dan muridnya, Ibn al-Qayyim al-Jauziyyah. Tauhid, menurut mereka, ada dua yaitu: tauhid rububiyyah wa asma’ wa shifat dan tauhid rububiyyah. Tauhid yang pertama bertujuan untuk mengenal dan menetapkan Allah sebagai Rabb, dengan nama-nama dan sifat-sifat-Nya. Tauhid yang kedua terkait dengan tuntutan dan tujuan (at-thalab wa al-qashd).4 Syaikh ‘Abd al-’Aziz bin Baz, kemudian membagi tauhid tersebut menjadi tiga: tauhid rububiyyah, tauhid uluhiyyah dan tauhid al-asma’ wa as-shifat. 

5.Ini berbeda dengan Hizb. Dalam tauhid, Hizb tidak mengenal klasifikasi seperti ini. Dalam pembahasan tentang sifat, misalnya, Hizb tidak membahas sifat dan asma dalam konteks itsbât bilâ tahrîf wa la ta’thîl wa la takyîf wa la tamtsîl (menetapkan sifat dan asma Allah, tanpa menyelewengkan, mengabaikan, mendes-kripsikan tatacara-Nya dan menyerupakannya dengan yang lain), sebagaimana lazimnya Wahabi.
6 . Hizb membahas sifat justru untuk meluruskan perdebatan yang tidak berkesudahan, antara Muktazilah, yang menyatakan bahwa sifat Allah sama dengan Dzat-Nya, dan Ahlussunnah, yang menyatakan, bahwa sifat Allah tidak sama dengan Zat-Nya. Dalam pandangan Hizb, perdebatan seperti ini tidak bisa dan tidak boleh dilakukan, karena tidak berangkat dari fakta, melainkan didasarkan pada asumsi mantik.7 

7.Bagi Wahabi, masalah utama umat Islam adalah masalah akidah; akidah umat ini dianggap sesat, karena dipenuhi syirik, tahayul, bid’ah dan khurafat. Karena itu, aktivitas dakwah mereka difokuskan pada upaya purifikasi (pemurnian) akidah dan ibadah umat Islam. Akidah dimurnikan dari syirik, baik syirik ashghar (syirik kecil), akbar (syirik besar) maupun syirik khafi (syirik yang samar-samar); juga tahayul dan khurafat. Ibadah juga harus dimurnikan dari bid’ah, yang didefinisikan sebagai membuat metode yang tidak dicontohkan sebelumnya. Dalam pandangan mereka, bid’ah ada dua: bid’ah dalam adat dan tradisi; bid’ah dalam agama. Bid’ah yang pertama, menurut mereka, hukumnya mubah/boleh. Bid’ah yang kedua semuanya haram dan sesat (dhalalah). Bid’ah yang kedua ini mereka bagi menjadi dua: Bid’ah qawliyyah i’tiqadiyyah, seperti ucapan dan pandangan Jahmiyah, Muktazilah, Rafidhah dan sebagainya; bid’ah fi al-’ibâdah. 

8.Ini berbeda dengan Hizb. Pandangan seperti ini, menurut Hizb, juga berbahaya karena menganggap seolah-oleh umat Islam belum berakidah Islam. Ini tampak pada pandangan mereka terhadap kaum Muslim yang lain, selain kelompok mereka, yang dianggap sesat. Bahkan mereka tidak jarang saling sesat-menyesatkan terhadap kelompok sempalan mereka. Pandangan ini, menurut Hizb, sebagaimana disebutkan dalam kitab Nidâ’ al-Hâr, tidak proporsional. Betul, bahwa ada masalah dalam akidah umat Islam, tetapi tidak berarti mereka belum berakidah Islam. Bagi Hizb, umat Islam sudah berakidah Islam. Hanya saja, akidahnya harus dibersihkan dari kotoran dan debu, yang disebabkan oleh pengaruh ilmu kalam dan filsafat. Karena itu, Hizb tidak pernah menganggap umat Islam ini sesat. Hizb juga menganggap, bahwa persoalan akidah ini, meski penting, bukanlah masalah utama. Bagi Hizb, masalah utama umat Islam adalah tidak berdaulatnya hukum Allah dalam kehidupan mereka. Karena itu, fokus perjuangan Hizb adalah mengembalikan kedaulatan hukum Allah, dengan menegakkan kembali Khilafah. 

Bagi Hizb, akidah umat harus dibersihkan agar bisa menjadi landasan yang kokoh dalam kehidupan pribadi, masyarakat dan negara. Setelah itu, akidah yang hidup di dalam diri umat ini akan mampu membangkitkan mereka dari keterpurukan, dan akhirnya mendorong mereka untuk memperjuangkan tegaknya Khilafah dan hukum Allah di muka bumi. 

Dengan pandangan Wahabi seperti itu terhadap akidah umat Islam, ditambah ketidaktahuan mereka tentang konstruksi masyarakat—yang terdiri dari manusia, pemikiran, perasaan dan system—maka wajar jika sejarah Wahabi berlumuran darah kaum Muslim. Situs-situs penting dan bersejarah di dalam Islam pun mereka hancurkan. Semuanya dengan dalih membebaskan umat Islam dari syirik dan khurafat. Ini jelas berbeda dengan Hizb. Hizb tahu persis konstruksi masyarakat sehingga dalam dakwahnya tidak pernah menyerang manusia atau obyek-obyek fisik, seperti situs-situs penting dan bersejarah; melainkan menyerang pemikiran, perasaan dan sistem yang diyakini dan dipraktikkan oleh manusia. Itulah yang menjadi fokus serangan Hizb. Karena itu, dakwah Hizb dikenal sebagai dakwah fikriyyah lâ ‘unfiyyah (intelektual dan non-kekesaran). 

Pendek kata, perbedaan Hizb dengan Wahabi begitu jelas dan nyata. Menyamakan Hizb dengan Wahabi bisa jadi karena tidak mengerti tentang kedua-duanya, atau sengaja untuk melakukan monsterisasi terhadap Hizb, agar disalahpahami, dibenci dimusuhi dan dijauhi oleh umat. Inilah yang sebenarnya hendak dilakukan. Lalu siapa yang diuntungkan dengan semuanya ini, tentu bukan Islam dan kaum Muslim, melainkan kaum kafir penjajah dan para boneka mereka, yang tetap menginginkan negeri-negeri Muslim, seperti Indonesia, ini tetap terjajah. Na’ûdzu billâh. [] KH Hafidz Abdurrahman 

Catatan kaki: 

1 Lihat, Muhammad Basyir as-Sahsawani, Shiyânah al-Insân, hlm. 475. 

2 Lihat, ‘Abdul Qadîm Zallûm, Kayfa Hudimat al-Khilâfah, Dâr al-Ummah, Beirut, 1994. 

3 Taqiyuddîn an-Nabhâni, Mafâhîm Hizb at-Tahrîr, Min Mansyûrat Hizb at-Tahrîr, cet. ke-6, edisi Muktamadah, 2001, hlm. 84. 

4 Syaikh ‘Abdurrahman bin Hasan ‘Ali as-Syaikh, Fath al-Majîd: Syarah Kitâb at-Tawhîd, Muassasah Qurthubah, t.t., hlm. 25. 

5 Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin Bâz, Al-Ahkam al-Mulimmah ‘ala ad-Durus al-Muhimmah li ‘Ammati al-Ummah, Makatabah al-Malik Fahd al-Wathaniyyah, cet. II, 1423 H, hlm. 30. 

6 Syaikh ‘Abdurrahman bin Hasan ‘Ali as-Syaikh, Fath al-Majîd: Syarh Kitâb at-Tawhîd, hlm. 25; Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin Bâz, Al-Ahkam al-Mulimmah ‘ala ad-Durus al-Muhimmah li ‘Ammati al-Ummah, hlm. 20. 

7 Syaikh Taqiyuddin an-Nabhani, Asy-Syakhshiyyah al-Islamiyyah al-Juz al-Awwâl, Min Mansyûrat Hizb at-Tahrîr, cet. ke-6, edisi Muktamadah, 2003, hlm. 116-124. 

8 Dr. Fauzan bin ‘Abdullah Fauzan, ‘Aqîdah at-Tawhîd, Mamlakah al-’Arabiyyah as-Sa’udiyyah, Muassasah al-Haramain al-Khairiyyah, Riyadh, hlm. 176-177.

Sabtu, 15 Januari 2022

FITNAH TANDUK SYETAN DARI NAJD

Anggota tetap komisi kajian ilmiah dan fatwa kerajaan Saudi Arabia mengakui bahwa Masyriq adalah Najd.

Sebenarnya para ulama wahhabi-salafi yang bergabung dalam komisi tetap kajian ilmiah dan fatwa telah mengakui bahwa yang disebut masyriq dalam hadits shahih tentang Qornus syaitan adalah NAJD. Namun mereka enggan dan shok (terkejut) mengakuinya, sehingga mereka menutup-nutupinya dari para pengikutnya.

Berikut petikan hujjah-hujjah mereka dalam kitab Fatawa Al-Lajnah ad-Daimah jilid 3 fatwa nomer 6667 :

س؛ ما هي الفتنة التي يقول عليه الصلاة والسلام في هذا الحديث : ألا إن الفتنة ها هنا….من حيث يطلع قرن الشيطان الحديث…؟؟؟

جـ ؛ ….. وقيل: يعني نجد مسكن ربيعة ومضر وهي مشرق لقوله في حديث ابن عمر حين قال صلى الله عليه وسلم: {اللهم بارك لنا في شامنا وفي يـمننا، قالوا: وفي نجدنا؟؟ قال رسول الله: هنالك الزلازل والطاعون وبها يطلع قرن الشيطان…}

وأهل المشرق يومئذ من مضر….والظاهر أن الحديث يعم جميع المشرق الأدنى والأقصى والأوسط ومن ذلك فتنة مسيلمة الكذاب، وفتنة المرتدين من ربيعة ومضر وغيرهما في الجزيرة

Soal : Apakah fitnah yang dimaksud dalam Hadits Nabi Saw tentang tanduk syaitan ?
Jawab : dikatakan adalah yg dimaksud Najd tempat pemukiman bani Rabi’ah dan Mudhar, yaitu di daerah Timur. karena ada Hadits Ibnu Umar ketika Rasul Saw bersabda : ” Ya Allah berkahilah syam kami dan yaman kami, mereka berkata ” Dan juga Najd kami wahai Rasul..Maka Nabi menjawab ” Di sanalah muncul kegoncangan dan Tho’un dan juga di sanalah muncul tanduk syaitan “.
Penduduk timur saat itu dari kalangan Mudhar. Yang jelas adalah bahwasanya hadits tersebut mencangkup semua Timur, baik dataran rendah, tinggi maupun tengah. Di antara fitnahnya adalah Fitnah Musailamah Al-Kadzdzab dan fitnah murtadnya bani Rabi’ah dan Mudhar dan selain kedua kelompok tersebut di JAZIRAH ARAB “.

Catatan :
Bukti-bukti kuat baik peta, ilmu bahasa, sejarah dan hadits-haditsnya telah menunjukkan bahwa masyriq yang dimaksud Nabi Saw dalam hadits tanduk syaitan adalah NAJD, sehingga bahkan ulama komisi tetap mereka pun mengakui kebenaran masyriq adalah NAJD bukan IRAQ.

Lantas kenapa mereka enggan mengakuinya ?? Sadarlah wahai para pengaku-ngaku bermanhaj salaf, bahwa kalian telah ditipu dan dibodoh-bodohi oleh wahhabi-salafi si tanduk syaitan…!!
(Oleh: Ibnu Abdillah Al-Katibiy)

Rabu, 12 Januari 2022

MURID JADI YANG MULIA GURU AGUNG PANGERSA ABAH ANOM RA

بسم الله الرحمن الرحيم

Menjadi murid itu gampang tinggal talqin dan mengamalkan Amaliah tapi itu baru jadi murid belum menjadi murid jadi, talqin dzikir itu adalah pintu kewalian makanya Abah Anom disebut Pencetak wali karena beliau itu Rajanya wali.

Setiap murid itu akan di uji dengan ujian yang beragam sehingga dengan ujian tersebut murid akan menjauh atau tetap mendekat kepada guru mursyidnya yang hakikaknya Kepada Allah SWT karena segala ujian itu tujuannya untuk mengenalkan dan mendekatkan kepada Nya.

Abah Aos diuji dengan kemiskinan luar biasa yang hanya sampai masak batu agar anak anaknya tenang karena di bilang sedang masak padahal tidak ada yang bisa di masak, kemudian dijauhkan dari istri nya selama 11 tahun 11 bulan. Tak hanya itu fitnah juga luar biasa setelah Abah Anom tiada juga tak kalah sehingga beliau harus Hijrah dari Suryalaya ke Sirnarasa.

Beliau diusir karena dianggap mengaku mursyid penerus Abah Anom yang sejatinya itu kesaksian pengakuan dari para muridnya diantara nya kesaksian dari wakil talqin Abah Anom yakni KH Soleh Hujatul Arifin adalah yang mengakui kemursyidan Abah Aos sehingga beliau diangkat menjadi wakil talqin yang pertama Abah.

Sementara Almarhum Presiden Soeharto adalah Ikhwan TQN Suryalaya sejak 1970 M.
Pada saat Presiden Soeharto memasuki usia tuanya sehingga dengan berkah dan karomah Abah Anom ra membuat Presiden Soeharto di masa tuanya semakin dekat dengan kalangan Islam dan menyuburkan perkembangan Thoriqoh di Indonesia. Dan pihak Asing (Anti Islam) pun ketakutan akan 'Kebangkitan Islam dan Thoriqoh' di Indonesia sehingga mengkudeta Presiden Soeharto.

Berikut pernyataan dari salah satu anak HMS (Haji Muhammad Soeharto) : 
Saya pernah bertanya pada HMS kenapa HMS mengambil inisiatif untuk Membubarkan PKI padahal Bung Karno tetap Bertahan tidak Mau Membubarkan PKI ?

Ini jawaban HMS : 
Sebagai Bawahan ayah wajib melindungi Harga Diri bung Karno karena Kapasitas nya sebagai pemimpin besar dan juga di akui sebagai pemimpin besar dunia, bung Karno sudah mengucapkan pemikirannya kepada dunia tentang menyatukan Nasionalisme, Agama, dan Komunisme melalui sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). 
Bung Karno menyebut Gagasannya itu 
"to build a new world".

Setelah melontarkan di Forum Internasional, bagaimana mungkin kemudian Bung Karno mau membubarkan Partai Komunis Indonesia (PKI)? 
"Jadi Ayah berpikir biarlah Ayah yang membubarkan PKI yang semakin merajalela saat itu" 
"Kadang kala Bawahan Harus mengerti keteguhan seorang pemimpin, karena saat itu jika sampai bung Karno membubarkan PKI dan menjilat ludah sendiri maka akan di cap Apa negara kita ini di mata internasional...
Ayah mengambil inisiatif karena ayah juga sudah menyadari Risikonya" 
Tidak masalah ayah disalahkan kelak, namun pasti suatu hari anak cucu bangsa ini akan mengerti dengan sendirinya Apa arti kebenaran dan kesalahan di masa-masa perjuangan"...

Begitu juga fitnah terhadap Gusdur kebenaran hanya sejarah yang akan membuktikan.
Pertama, kenapa harus sejarah yang membuktikan? Semua sudah tahu bahwa pengadilan memutuskan bahwa GUSDUR TERBUKTI TIDAK BERSALAH akan tetapi itu tidak menghilangkan celah tuduhan prasangka buruk terhadap Gusdur atau terhadap pengadilan.
Ternyata walaupun pengadilan telah memvonis bahwa Gusdur terbukti tidak bersalah akan tetapi pengadilan tidak mengungkapkan siapa yang bersalah. Idealnya jika ada pihak yang difitnah berarti ada pihak yang membuat fitnah. Nah... Pengadilan hanya memvonis Gusdur terbukti tidak bersalah tetapi tidak memvonis siapa yang bersalah.

Kedua, kenapa harus sejarah yang membuktikan? Karena pembuktian sejarah mampu mengungkap konspirasi, persekongkolan jahat dan pengkhianatan terhadap Presiden RI yang sah yang berarti juga pengkhianatan terhadap negara. Dan pengungkapan persekongkolan jahat ini tidak terungkap berkat pembuktian pengadilan melainkan oleh pembuktian sejarah.
Ketiga, kenapa harus sejarah yang membuktikan? Kita tahu keputusan pengadilan tidak membuat terungkapnya sebuah konspirasi dan persekongkolan jahat di balik kasus yang menimpa Gusdur tersebut. Sehingga walaupun Gusdur dibebaskan dari segala tuduhan dan terbukti tidak bersalah mereka yang oleh Gusdur digelari "Preman-preman" tetap merasa menang karena berhasil mencapai tujuan yaitu menumbangkan Gusdur dari kursi Kepresidenan.

Ada baiknya memahami penjelasan berikut adalah pandangan dari KH Ali Asyiq Masruri ...."Murid Jadi itu Murid yang Tahan Banting Tahan Uji. Kuat di Hina. Kalau sudah kuat di Hina "Jadi"....Hinaan itu Darojat...."Sabda Pangersa Abah Anom RaQs "Murid Suryalaya kalau mau di angkat Derajatnya di Hina dulu. Kalau Kuat Jadi Kalau Tidak Kuat Gugur." 
Wakil Talqin Pangersa Guru Agung Abah Aos RaQs 
KH.Ali Asyiq Masruri 
(Wakil Talqin Abah Aos dari Bekasi)
Guru Pembina Madrosah Futuhul Arifin Manaqib FA21 28 - 02 - 2020

Sumber :
Para Ikhwan TQN Ma'had Suryalaya

#SuhartoDiFitnahPKIdanUlahOnumDisekitarnya_MundurJadiPresiden_waliKe10TanahJawa
#GusurDifitnahKasusBulog_MundurJadiPresiden_waliyulloh
#AbaAosDifitnahMursyidPalsu_HijrahDariSuryalayaKeSirnarasa_SuthonulAuliyafiiHadzaZaman