Rabu, 29 Januari 2014

BUYA HAMKA BERTAREKAT




Buya Hamka Pun Bertarekat Dan Bertasawuf?

Ternyata mantan pimpinan Muhammadiyah Buya Hamka mengikuti Thoriqoh Qodiriyah Naqsabandiyah ( TQN ). Ketua MUI dari Muhammadiyyah ini  pertama ini berbaiat kepada Syekh Ahmad Shohibul Wafa Taajul Arifin , seorang guru mursyid thoriqot dari Pesantren Suryalaya Tasikmalaya.

Hal ini diungkapkan oleh Dr Sri Mulyati, pengajar tasawwuf UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

" Ini penelitian pribadi saya ketika menyelesaikan disertasi, ada fotonya ketika berbaiat dengan Abah Anom. Cuma ada sebagian orang Muhammadiyah yang tak percaya ', katanya.
Mantan Ketua Umum Fatayat NU ini menuturkan, Buya Hamka sendiri pernah berujar di Pesantren Suryalaya Tasikmalaya bahwa dirinya bukanlah Hamka, tetapi Hampa. Beliau masuk thoriqoh , karena mungkin haus spiritual.

Buya Hamka berkata;  ' diantara makhluk dan kholik itu ada perjalanan yg harus kita tempuh. inilah yg kita katakan thoriqoh.



Ketika Buya Hamka berkunjungan ke Singapura pada tahun 1981, seorang Ikhawan TQN di Singapur sempat mendengar ceramahnya di Masjid Muhajirin. Dia mengatakan :
“masih teringat jelas kata-katanya dan penjelasannya yang menunjukkan beliau sudah berbaiát dengan Abah, ketika dalam ceramahnya beliau berkata :
‘Dalam berzikir kepada Allah ada kaifiatnya kemana di palingkan kepalanya, dari bawah dahulu kemudian ke atas, lalu ke kanan dan kemudian ke kiri. Bukan sebarangan..mengeleng ketika lafaz nafi, meng ‘ia’ ketika lafaz isbat.., .beliau berkata secara gurauan’- lebih kurang maknanya.

Hamka memang dikenali memahami dunia tasawuf. Salah satu karyanya adalah Tasawuf Modern, yang mengupas dunia tasawuf dan penerapannya pada era modern ini. Masih ada satu lagi karya tasawufnya yang terakhir belum dicetak.

Buya Hamka wafat pada 24 bulan Julai tahun 1981 bertepatan dengan bulan Ramadhan dalam umurnya 73 tahun masehi. Seluruh ikhwan TQN Indonesia, Singapura dan Malaysia menunaikan solat Ghaib baginya sebagaimana yang diminta Pondok Pesantren Suryalaya.
Mungkin ada yang berkata.. " Apa Bisa dipercaya Cerita ini.. ? Ini sebuah kebohongan "  !!

Hanya saja Foto diatas dan Buku Buya Hamka menjadi bukti dan saksi bahwa beliau bertarekat dan bertasawuf. klik bukunya http://kiosbukuislami.com/tasawuf-modern/

* foto :
Buya Hamka bersama Syeikh KH. Ahmad Shohibul Wafa Tajul Arifin. Syeikh KH. Ahmad Shohibul Wafa Tajul Arifin memberiklan Jubah dan Tongkat kepada Buya Hamka

Dibaca : 1087 kali
Penulis : Rachmat Mubarok

Baca Komentar (13)

Kompasiana adalah Media Warga. Setiap berita/opini di Kompasiana menjadi tanggung jawab Penulis.
Artikel Terkait
Mpu Sindok Islam?
Kethoprak Mataram, Sekeping Nostalgia
Pesantren Pertama di Indonesia
Yakinlah Bahwa Jodoh Itu di Tangan Tuhan (Kisah Paling Menarik, Wajib Baca)
Manusia dan Pandangan Hidup
Here I am
Batang yang Menyejarah (4)
Back to Top | View Full Site
Terbaru Headline Trending Article Topik Pilihan Lomba Berita Politik Humaniora Ekonomi Hiburan Olahraga Lifestyle Wisata Kesehatan Tekno Media Muda Green Jakarta Fiksiana
About | terms & Condition | FAQ | Contact Us
   
© 2013 KOMPAS.com • All Rights Reserved

BUYA HAMKA KE SURYALAYA



Saturday, January 5, 2013

Kisah Buya HAMKA berkunjung ke Pesantren Suryalaya

HAMKA merupakan ringkasan dari nama lengkapnya Haji Abdul Malik bin Abdul Karim Amrullah. Lahir di desa Tanah Sirah, Sungai Batang, Maninjau, Minangkabau, Sumatera Barat, Indonesia, pada tanggal 16 Februari 1908, atau bertepatan dengan 13 Muharram 1326 H.



Siapa sangka mantan pemimpin Organisasi Islam Muhammadiyah – biasa disapa Buya Hamka – ternyata pengikut Thoriqoh Qodiriyah Naqsabandiyah (TQN) Pondok Pesantren Suryalaya. Ketua Majlis Ulama Indonesia (MUI) pertama ini ditalqin oleh Pangersa Abah Anom, yaitu di sekitar awal tahun 1981. Menurut kesaksian H. Saleh Khan (ikhwan Singapura), ketika sedang berada di Suryalaya, bahwa Pangersa Abah menceritakan, ketika proses talqin hendak dilakukan, Buya Hamka dibawa masuk ke ruang keluarga dan ditutup pintunya. Hal ini dilakukan dalam rangka menghormati Buya Hamka sebagai ulama yang terhormat saat itu.

Sebab Buya Hamka masuk TQN, ketika sepulang dari Mekah dan datang ke Pondok Persantren Suryalaya (PPS) yang menurut penjelasannya karena mendapat petunjuk Baginda SAW. agar menjumpai seorang hamba Allah yang ikhlas. Ketika di Suryalaya, didapatinya seorang Mursyid yang sangat bersahaja: tidak berjubah, berserban, dan berjenggot, sebagaimana faham yang umum berkenaan dengan sunnah. Demikian juga para santrinya.

Maka Buya Hamka memohon izin untuk memperbaiki keadaan tersebut. Dikisahkan, selama 3 hari 3 malam, Buya Hamka asyik berceramah berbagai ilmu khasnya, yaitu tasauf, yang melingkupi sunnah dan adab. Berbagai hal yang dianggapnya tidak bersesuaian dengan sunnah disampaikan.

Sampailah masa perpisahan, dan ketika Buya Hamka hendak berpamitan pulang, Pangersa Abah memeluknya dan berkata: “Ucapan jutaan terima kasih atas banyak ilmu yang telah dicurahkan, tetapi Abah mohon agar Buya mau mengatakan kepada Abah, bagaimana mengamalkan semuanya itu. Abah sendiri juga tidak mampu, apatah lagi para santri. Mohon ditunjuki ya Buya“, demikian kurang lebih Pangersa Abah.

Ketika itu juga Buya Hamka tersadar, sehingga dia menangis terisak-isak dan berlutut di hadapan Pangersa Abah. Buya sadar, ilmu yang banyak tidaklah berguna bila tidak diamalkan. Kemudian Buya malah mintu ditunjukkan sebaik-baik amalan, sehingga akhirnya ditalqinkan kalimat yang tertinggi: La ilaha illa Allah.

Sebelum akhir hayat, Buya Hamka sempat berkunjung secara khusus kepada Pangersa Abah. Maka seminggu sebelum “masa” itu tiba, Pangersa telah memberikan pesan sebelum Buya pulang ke rumah, yaitu untuk menyelesaikan segara urusan wasiat kepada keluarga, dan kemudian agar memfokuskan pada tawajjuh dengan sepenuh hati, agar baik dan mulia di saat kembali kepada-Nya. Bahkan Pangersa Abah menyatakan, bahwa “masa” itu terjadi setelah sholat Jumat.

Subhanallah. Benar saja. Tepat setelah sholat Jumat, Buya Hamka kembali ke rahmatulloh, dengan akhir kalamnya adalah kalimat ikhlas. Terdapat keganjilan, di mana jari telunjuk kanan masih bergerak-gerak (sedang berdzikir khofi), sementara dokter telah mengesahkan kematiannya. Ketika dilaporkan kepada Pangersa Abah, Pangersa kemudian memberi pesan yang dibawa seorang wakil. Wakil Pangersa tersebut, setelah sampai di tempat jenazah Buya Hamka, mengatakan: “Sudah sudah, ruhmu sudah kembali, dan jasadmu harus tenang. Jangan mencari adat”. Maka berhentilah jari itu dari mengikuti gerakan dzikir. Sungguh merupakan kematian yang sangat indah.

Cerita yang sama diberikan oleh Dr. Sri Mulyati, Dosen Tasawwuf UIN. Syarif Hidayatullah Jakarta. “Ini penelitian pribadi saya ketika menyelesaikan disertasi. Ada fotonya ketika Buya Hamka mengambil talqin dari PangersaAbah Anom,” jelasnya.

Mantan Ketua Umum Fatayat NU., Dr Sri Mulyati menuturkan, bahwa Buya Hamka sendiri pernah berujar di Pesantren Suryalaya, bahwa dirinya bukanlah Hamka, tetapi Hampa. Katanya lagi: “Saya tahu sejarahnya, saya tahu tokoh-tokohnya, tetapi saya tidak termasuk di dalamnya, karena itu saya mau masuk”. Akhirnya Buya Hamka masuk ke dalam TQN, karena disebabkan oleh kehampaan spiritual, sebagaimana diakuinya. Buya Hamka juga menyatakan: “Di antara makhluk dan Kholik itu ada perjalanan yang harus ditempuh. Inilah yang kita katakan thoriqoh”.

Hamka memang dikenal seabgai ulama yang memahami tasawuf. Salah satu karyanya: Tasawuf Modern, mengupas dunia tasawuf dan penerapannya di era modern ini.

Buya Hamka wafat pada 24 Juli 1981, di usianya yang ke-73. Seluruh ikhwan TQN Indonesia, Singapura, dan Malaysia menunaikan sholat ghaib untuknya, sebagaimana dianjurkan oleh Pangersa Abah Anom dari Pondok Pesantren Suryalaya.
cepi cipta
Share



Home
View web version
Powered by Blogger

RAJA PARA WALI AKHIR ZAMAN


Rajanya Para Waliullah Zaman ini Abah Anom
Jumat, 18 Juni 2010

Karomah Syeikh Abdullah Mubarok ( Abah Sepuh )


Syekh Abdullah Mubarak bin Nur Muhammad r.a, diangkat menjadi mursyid di Mesjid Kholwat oleh Syeikh Tolhah r.a. dari Kalisapu Cirebon. Kemudian beberapa tahun setelah itu, Syeikh Tholhah r.a menyuruh beliau untuk mendirikan pesantren dan diamanati dengan nama Pesantren itu SURYALAYA yang artinya TEMPAT CAHAYA juga amanat agar pesantren itu dikembangkan, karena dalam pandangannya, Pesantren dengan nama Suryalaya ini nantinya akan menjadi pusat perkembangan Thoriqoh Qodiriyyah Naqsyabandiyyah di manca negara oleh putranya kelak yakni Syekh Ahmad Shohibulwafa Tajul Arifin ( Abah Anom )
Diceritakan ketika Syeikh Abdullah Mubarok ( Abah Sepuh ) pulang berguru dari pulau Madura kepada Syeikh Kholil Bangkalan Abah Sepuh langsung naik perahu tanpa dibekali dayung atau layar, dengan hanya bekal sholawat Bani Hasyim yang dibacanya sepanjang perjalanan, beliau sampai ke Cirebon. Artinya perahunya dijalankan hanya dengan bacaan sholawat Bani Hasyim yang beliau dapatkan dari gurunya Syeikh Kholil Bangkalan.



SHALAWAT BANI HASYIM

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى النَّبِىِّ الْهَاشِمِىِّ مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمً

Artinya :

Ya Allah, Berikanlah rahmat serta salam kepada seorang nabi keturunan Bangsawan Hasyim,

yakni Muhammad beserta keluarganya, semogalah tetap selamat dan sejahtera.

Rajanya Para Waliullah Zaman ini Abah Anom di 00.57



Beranda
Lihat versi web
Rajanya Para Waliullah Zaman ini Abah Anom
Lihat profil lengkapku
Diberdayakan oleh Blogger

KAROMAH ABAH ANOM 5


Rajanya Para Waliullah Zaman ini Abah Anom
Jumat, 18 Juni 2010

KAROMAH ABAH ANOM 5


Abdul telah tiada. Bunga di atas kuburan Abdul yang terletak di area kuburan blok Nyongklang Selajambe Kab. Kuningan tampak masih segar sekalipun sudah tiga hari terpanggang panas terik matahari. Begitu pula gundukan tanah merah tampak terlihat masih basah padahal kuburan sekelilingnya sudah kering bahkan terlihat retak-retak akibat kemarau berkepanjangan.

Sepintas, tak ada yang istimewa pada kuburan tersebut. Sama saja seperti kuburan yang lainnya. Namun sesuatu yang beda akan terasa disana. Wangi bunga akan tercium manakala orang melewati kuburan tersebut. Emangnya, siapa sich, yang “tertidur” di dalam sana? Inilah kisahnya….

Adalah Abdul, seorang laki-laki yang 3/4 usianya dihabiskan dalam lembah kemaksiatan. Di kota Metropolitan, Abdul menjelma menjadi bajingan yang Super Haram Jadah. Ia adalah jagoan yang tak pernah kenal rasa takut. Bagi sesama penjahat, Abdul adalah momok yang menakutkan. Bagi polisi lelaki yang sekujur tubuhnya dipenuhi tato wanita telanjang itu merupakan sosok penjahat yang super licin yang sulit ditangkap karena kepandaiannya menggunakan jampi-jampi sehingga mampu berkelit dari kejaran aparat. Kapanpun dan dimanapun, perbuatan maksiat tak pernah ia lewatkan.

Hingga suatu malam di bulan November 2005….. Niat jahatnya muncul kembali ketika melihat seorang penumpang wanita sendirian di mobil omprengan daerah Plumpang, Jakarta Utara. Bersama dua orang temannya, ditodongkannya pisau ke arah sopir dan kernet yang tidak berdaya menghadapi ancaman tersebut. Keduanya lalu diikat lalu Abdul CS. membawa kendaraan tersebut ke salah satu tempat di Bogor yang sudah mereka persiapkan sebelumnnya.

Sesampainya di tempat, Abdul CS. bermaksud untuk memperkosa wanita cantik tersebut. Dengan cara paksaan, wanita itu -sebut saja Sinta- diminta untuk melayani nafsu binatangnya. Namun Sinta berupaya sekuat tenaga untuk melepaskan diri dari bahaya sambil berteriak : “Abah, Abah, Abah, tolong saya!”. Subhanalloh, atas kehendak-Nya, disaat Abdul akan melampiaskan nafsu kebinatangannya, tiba-tiba saja “burung” miliknya mendadak terkulai lemas dan ia merasakan kesakitan yang luar biasa. Begitu juga kedua temannya yang akan memperkosa Sinta mengalami hal serupa. Dalam keadaan seperti itu, Sinta langsung melarikan diri………..

Setelah kejadian tersebut, Abdul CS mengalami nasib naas. Kemaluannya membengkak dan tiga bulan kemudian, dua orang temannya mati mengenaskan akibat “burung”nya MEMBESAR. Untunglah, Abdul cepat sadar. Ia tahu, bahwa peristiwa tersebut merupakan hukuman dari Allah atas dosa-dosa mereka yang telah diperbuat. Lalu, ia menemuia salah seorang temannya yang sudah terlebih dahulu insyaf dan bertaubat.

Setelah diutarakan maksud dan kedatangannya, teman Abdul tersebut membawanya ke salah satu Majlis Dzikir dan kemudian bertaubat. Melalui Kiayi yang menuntunnya, iapun tahu bahwa taubat tidak berarti harus menghilangkan seluruh tato yang ada ditubuhnya. Dengan semangat yang kuat dan tekad yang membaja, Abdulpun mendapatkan Talqin Dzikir dan mengamalkan semua amaliahnya seperti Khotaman meskipun dia hafalkan dari latinnya.

Teman-teman seprofesi dulu di Jakarta banyak yang ia temui sehingga dia memutuskan untuk hijrah dari Jakarta ke kampung halamannya, takut jika niat jahatnya kembali muncul. Di kampung halamannya, masyarakat tidak begitu saja bisa langsung menerimanya, malah menaruh rasa curiga bahkan tak jarang kata-kata pedas sering dilontarkan kepadanya. Berbekal TANBIH dan dzikrullah, ia tetap tersenyum dan berbaik budi. Sehingga akhirnya masyarakatpun dapat menerima, bahwa Abdul telah kembali ke jalan yang lurus.

Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, dia menjadi buruh tani dan pekerjaan serabutan lainnya hanya untuk sesuap nasi sehingga tetap bisa melaksanakan amaliah dzikrullah seperti yang pernah didapatkannya di Jakarta. Hingga akhirnya, pada hari Jum’at di tahun 2006 selepas Subuh, ia dipanggil kembali oleh Allah dalam posisi Tawajuh.
Rajanya Para Waliullah Zaman ini Abah Anom di 00.58



Beranda
Lihat versi web
Rajanya Para Waliullah Zaman ini Abah Anom
Lihat profil lengkapku
Diberdayakan oleh Blogger

KAROMAH ABAH ANOM 4


Rajanya Para Waliullah Zaman ini Abah Anom
Jumat, 18 Juni 2010

KAROMAH ABAH ANOM 4

Menyadarkan Kyai Sakti

Diceritakan Bapak Etje Juardi, ada Ulama yang dikenal sakti namanya Kyai Jured.

Suatu hari Kiai tersebut memiliki rencana untuk menguji karomah Abah Anom dengan kesaktian yang dimilikinya.

Kiai tersebut datang ke Pondok Pesantren Suryalaya dengan satu bis yang membawa 70 santrinya. Semua santri disebar disekitar Pesantren Suryalaya, setelah Kiai itu masuk ke halaman Abah Anom, tidak disangka Abah Anom sudah berada didepan madrasah dan menyuruh Kiai untuk masuk ke madrasah Abah Anom bersama 70 santrinya yang telah disebar. Kiai tersebut merasa kaget akan kasyaf (penglihatan batin)nya Mursyid TQN. Abah Anom meminta Kiai tersebut dan para santrinya untuk makan dahulu yang telah Beliau sediakan di madrasah.

Di dalam madrasah Kiai memuji Abah Anom tentang pesantren Beliau yang sangat luas nan indah, tetapi dibumbui kritik secara halus tentang kekurangan pesantrenya yaitu tidak adanya burung cendrawasih, burung yang terkenal akan bulunya yang indah. Beliau hanya tersenyum dan menimpalinya dengan jawaban yang singkat : “Tentu saja Kiai”. Suatu di luar jangkauan akal setelah jawaban itu burung cendrawasih yang berbulu indah melayang-layang di dalam madrasah yang sesekali hinggap. Kejadian itu membuat terpesonanya akan karomah yang dimiliki Beliau, Kiai itu diam seribu bahasa.

Keajaiban lagi, ketika makan dengan para santrinya yang 70 pun nasi yang di sediakan dalam bakul kecil itu tidak pernah habis.

Namun, Kiai ini masih penasaran dan tidak mau kalah begitu saja, setelah makan Kiai tersebut meminta kepada Beliau untuk mengangkat kopeah/peci yang telah “diisi“, yang sebelumnya dicoba oleh para santrinya tidak terangkat sedikitpun. Subhanallah .. hanya dengan tepukan tangan Abah Anom ke lantai kopeah itu melayang-layang.

Selanjutnya Kiai tersebut mengeluarkan batu yang telah disediakan sebelumnya, dan batu itu dipukul dengan “kekuatan” tangannya sendiri sehingga terbelah menjadi dua, sedangkan belahannya diberikan kepada Abah Anom. Kiai itu meminta kepada Abah Anom untuk memukulnya sebagaimana yang telah dicontohkannya.

Abah Anom mengatakan kepada kiai itu : “Abah tidak bisa apa-apa, baiklah” selanjutnya batu itu diusap oleh tangan Abah dan batu itu menjadi air ,subhanallah…

Kiai menguji lagi karomah Abah Anom dengan kelapa yang telah dibawa santri dari daerahnya. Kiai tersebut meminta yang aneh-aneh kepada Abah Anom agar isi dalam kelapa tersebut ada ikan yang memiliki sifat dan bentuk tertentu.

Dengan tawadlunya Abah Anom menjawab: “Masya Allah, kenapa permintaan kiai ke Abah berlebihan?, Abah tidak bisa apa-apa .
Selanjutnya Abah Anom berkata : “ Baiklah kalau begitu, kita memohon kepada Allah. Mudah-mudahan Allah mengabulkan kita”. Setelah berdoa Beliau menyuruh kelapa itu untuk dibelah dua, dan dengan izin Allah didalam kelapa itu ada ikan yang sesuai dengan permintaan sang kiai. Subhanalllah…

Selanjutnya, entah darimana datangnya di tangan Abah Anom sudah ada ketepel, dan ketepel itu diarahkan atau ditembakan kelangit-langit madrasah, sungguh diluar jangkauan akal, muncul dari langit-langit burung putih yang jatuh dihadapan Kiai dan Beliau

Setelah kejadian itu, Kiai menangis dipangkuan Abah Anom Akhirnya Kiai memohon kepada Abah Anom untuk diangkat menjadi muridnya.

Kiai itu ditalqin dzikir TQN Setelah ditalqin Kiai menangis dipangkuan Abah Anom sampai tertidur. Anehnya, Bangun dari tidur sudah berada dimesjid. Subhanallah….
Rajanya Para Waliullah Zaman ini Abah Anom di 00.59



Beranda
Lihat versi web
Rajanya Para Waliullah Zaman ini Abah Anom
Lihat profil lengkapku
Diberdayakan oleh Blogger

KAROMAH ABAH ANOM 3


Rajanya Para Waliullah Zaman ini Abah Anom
Jumat, 18 Juni 2010

KAROMAH ABAH ANOM 3


DAGING BERUBAH JADI MANUSIA

Cerita ini diambil dari ceramahnya KH.M.Abdul Gaous Saefulloh Al-Maslul atau Ajengan Gaos salah satu wakil Talqin Thoriqoh Qodiriyyah Naqsyabandiyyah Pondok Pesantren Suryalaya Tasikmalaya, Jawa Barat Indonesia.

KH. Maksum memiliki seorang istri yang sedang mengandung. Menurut fonis dokter, istri kiayi tersebut bukanlah kehamilan normal yang biasanya terjadi pada seorang wanita. Namun istri KH.Maksum di vonis menderita kangker dan harus segera dioperasi.

Sang Kiayi akhirnya datang ke Suryalaya ingin bertemu Pangersa Abah Anom untuk meminta doa beliau agar istrinya diberi kelancaran saat operasinya nanti. Ketika kiayi Maksum mengutarakan maksudnya tersebut, Abah hanya berkata: “Heug, sing jadi jelema”, dalam bahasa Indonesia: iya, jadi manusia, maksudnya adalah semoga kandungan istri kiayi Maksum menjadi manusia dengan izin Allah.

Dan ternyata, baru saja istri kiayi Maksum satu langkah keluar dari rumah Pangersa Abah, dia merasakan gerakan-gerakan dalam rahimnya itu, subhanallah. Kontan saja istri kiayi Maksum kaget, dan langsung memeriksakan dirinya ke Dokter. Lalu apa kata Dokter? Subhanallah, Dokter pun sama terkejutnya dengan pasangan suami istri Kiayi Maksum tersebut.

Allahu Akbar, kun fayakun, dengan izin-Nya melalui doa Kekasih-Nya, daging jadi yang asalnya akan diangkat tersebut, ternyata berubah menjadi sesosok manusia kecil yang menggemaskan berjenis kelamin laki-laki. Ya, ternyata setelah dioperasi daging jadi itu berubah menjadi seorang bayi, yang diberi nama Sufi Firdaus.

Idos panggilan anak ini, hingga saat ini masih hidup dan mengabdikan dirinya untuk menjadi murid Syeikh Ahmad Shohibul wafa Tajul ‘Arifin qs. (Abah Anom).
Rajanya Para Waliullah Zaman ini Abah Anom di 01.10



Beranda
Lihat versi web
Rajanya Para Waliullah Zaman ini Abah Anom
Lihat profil lengkapku
Diberdayakan oleh Blogger

KAROMAH ABAH ANOM 2


Rajanya Para Waliullah Zaman ini Abah Anom
Jumat, 18 Juni 2010

KAROMAH ABAH ANOM 2

BAYANGAN WAJAH ABAH ANOM MEMBUAT SEORANG PEMUDA BERTAUBAT DARI HOBI MELACUR.



Cerita ini diambil dari ceramahnya KH.M.Abdul Gaous Saefulloh Al-Maslul atau Ajengan Gaos salah satu wakil Talqin Thoriqoh Qodiriyyah Naqsyabandiyyah Pondok Pesantren Suryalaya Tasikmalaya, Jawa Barat Indonesia.

Diceritakan ada seorang pemuda yang hobinya melacur, pemuda tersebut berniat untuk berhenti dari pebuatannya yang tercela. Sudah berbagai cara dilakukan untuk menghentikannya itu tidak membuat minat lacurnya berhenti. Padahal, pelaksanaan amalan ibadah yang “super ketat” atas petunjuk dari para kiai yang pernah dikunjungi dari berbagai daerahpun belum berhasil. Jadi, Sudah tidak asing lagi baginya riyadloh (latihan) seperti puasa, dzikir, sholat baik yang sifatnya wajib maupun sunat dan amalan lainnya.

Dalam keadaan kondisi jiwa yang begitu kritis, datanglah pemuda itu ke Pondok Pesantren Suryalaya untuk menemui seorang Waliullah yaitu Abah Anom dan menceritakan maksud kedatangannya. Abah Anom berkata : “Tidak apa-apa, asal jangan dilakukan didepan Abah”. Setelah itu pemuda yang hobi “jajan” perempuan ditalqin dzikir TQN untuk diamalkan.

Seperti biasa pemuda tersebut datang ke hotel yang telah dipesan untuk melaksanakan hasrat nafsunya “meniduri” wanita pelacur. Setelah siap-siap semuanya, terbesit dalam jiwanya akan bayangan wajah Abah Anom “Asal jangan dihadapan Abah!”, pemuda itu terkejut dan gelisah, dengan segera meninggalkan hotel. Gagallah keinginan nafsunya.

Dihari yang lain, pemuda itu datang lagi ke hotel untuk melaksanakan hasrat nafsunya yang tidak terbendung. Namun, disaat detik-detik akan melaksanakan maksiatnya muncul wajah Abah Anom “Tidak apa-apa, asal jangan dihadapan Abah”. Pemuda itu kembali mengurungkan niatnya dan kembali pulang.

Kejadian itu terus terulang selalu melihat bayangan wajah Abah Anom disaat-saat akan melakukan maksiat dengan pelacur. Akhirnya, dengan kejadian itu pemuda tersebut menghentikan dari hobinya melacur untuk selamanya dan menjadi pengamal Thoriqoh Qodiriyyah Naqsyabandiyyah.

Sesungguhnya kejadian itu suatu anugrah dari Allah untuk hamba yang dicintai dengan perantara Mursyid sebagai pilihan-Nya. Subhanallah..

Bayangan wajah Mursyid itu adalah sebagai burhana robbihi (cahaya / tanda dari Allah) yang membawa berkah terhadap pemuda tersebut.

Kita teringat akan kisah salah satu utusan Allah yaitu Nabi Yusuf as. yang ditolong Allah ketika akan terjadi maksiat dengan Siti Zulaikha. Dalam al-Qur’an Surat Yusuf ayat 24: “Sesungguhnya wanita itu telah bemaksud (melakukan perbuatan itu) dengan Yusuf, dan Yusuf-pun bermaksud (melakukan pula) dengan wanita itu (Zulaikha) andaikata tidak melihat burhana robbihi yaitu tanda (dari) Tuhannya. Demikianlah agar Kami memalingkan daripadanya kemungkaran dan kekejian. Sesungguhnya Yusuf itu termasuk hamba-hamba Kami yang terpilih.” (QS: Yusuf 24)

Dalam ayat ini terdapat perkataan Allah “Burhana Rabbihi”. Menurut perkataan Imam Ibnu Katsir dalam Tafsir Ibnu Katsir, juz II / 474 : “Adapun maksud “Burhaana Rabbihi” yang terlihat oleh Yusuf, maka terdapat beberapa pendapat. Menurut sahabat Abdullah bin Abbas, Said, Mujahid, Sa’id bin Jubair, Muhamad bin Sirin, Hasan, Qatadah, Ibnu Sholeh, Dlohah, Muhammad bin Ishaq dan lain-lain yakni Yusuf melihat bayangan ayahnya (Ya’kub), rupanya, bentuknya seakan-akan ayahnya marah-marah. Menurut sebagian riwayat memukul dada Yusuf. Al-‘Aufi berpendapat dari Ibnu Abbas, maksud perkataan itu ialah Yusuf teringat kepada bayangan wajah suami Zulaikha yaitu raja Qithfir yang seolah-olah ada dirumah dan mengetahui apa yang akan diperbuat Yusuf. Demikian juga Muhammad bin Ishaq berpendapat yang sama.” (Tafsir Ibnu Katsir, II / 474) Subhanallah…




Rajanya Para Waliullah Zaman ini Abah Anom di 01.12



Beranda
Lihat versi web
Rajanya Para Waliullah Zaman ini Abah Anom
Lihat profil lengkapku
Diberdayakan oleh Blogger

KAROMAH ABAH ANOM 1


Rajanya Para Waliullah Zaman ini Abah Anom
Jumat, 18 Juni 2010

KAROMAH ABAH ANOM 1

Tersebutlah seorang kiayi bernama KH.Tohir yang sedang menimba ilmu di salah satu pesantren di kotanya. Konon Sang Guru yang mengajarkan ilmu di pesantrennya tersebut melarang Kiayi Tohir untuk tidak menemui seorang kiayi besar yang tinggal di Suryalaya bernama Abah Anom, apalagi berguru kepadanya. Namun, setelah melalui penelusuran dan pembelajaran ilmu tassawuf yang diajarkan di Pesantren Suryalaya, akhirnya kiayi Tohir meminta kepada Abah Anom untuk dibaiayat atau ditalqin dzikir (di ajarkan dzikir Thoriqoh). Namun, tentu saja dalam benak kiayi Tohir kunjungannya ke Abah Anom yang tanpa sepengatahuan gurunya itu akan membuat murka di pesantren dikotanya. Apalagi, setelah di talqin dzikir (pengajaran dzikir thoriqat) ada suatu amanat dari Abah Anom yakni ucapan salam yang harus disampaikan kepada guru dipesantrennya. Ketika kiayi Tohir sedang duduk menunggu sholat berjamaah di Mesjid Nurur Asror di Kompleks Pesantren Suryalaya sebelum ia kembali bertolak ke kampung halamannya, pikirannya terus berkecamuk tidak bisa tenang. Ketika dalam benaknya terbersit bagaimana wajah murka gurunya yang sedang memarahinya habis-habisan karena ketidak taatannya, tiba-tiba ada yang menepuk pundaknya dengan sorban dan berkata: “Tong sok goreng sangka kabatur, komo ka guru soranganmah, boa teuing teu kitu! dalam bahasa Indonesia : “jangan selalu berburuk sangka terhadap orang lain, apalagi terhadap guru sendiri, belum tentu seperti itu “. Kiyai Thohir begitu kaget ternyata yang menepuk pundak dan membaca pikirannya itu adalah guru ruhaninya yang baru, yaitu Syekh Ahmad Shohibul Wafa Tajul ‘Arifin ra (Abah Anom). Dari kejadian itu Kiai Thohir mendapatkan pelajaran yang berharga bahwa seorang guru ruhani Mursyid Thoriqoh Qodiriyyah wan Naqsyabandiyyah bisa mengetahui hati murid-muridnya dimanapun mereka berada. Mursyid akan terus mengawasi dan membimbing hati murid-muridnya agar hati selalu menuju Allah
Sepulang dari Pesantren Suryalaya dan kembali ke Pesantren dikampungnya, Kiai Thohir menyampaikan amanat salam dari Mursyid Kammil Mukammil Syekh ahmad Shohibul Wafa Tajul ‘Arifin ra kepada gurunya. Dan ternyata, diluar dugaan Kiayinya yang dipesantren itu malah memuji Abah Anom bahkan Kiayi Thohir sebagai salah satu murid kesayangannya itu dianjurkan untuk menjalankan ajaran yang di bawa oleh Abah Anom sebagai pewaris para Nabi.

Selanjutnya, Kiayi Thohir mengabdikan diri sepenuhnya kepada Abah Anom dan mengamalkan ajaran yang telah diajarkannya. Akhirnya Kiai Thohir dipercaya menjadi salah satu wakil Talqin, yaitu orang yang di izinkan untuk mengajarkan atau mengijazahkan dzikir Thoriqoh kepada orang yang membutuhkannya.



Rajanya Para Waliullah Zaman ini Abah Anom di 01.18



Beranda
Lihat versi web
Rajanya Para Waliullah Zaman ini Abah Anom
Lihat profil lengkapku
Diberdayakan oleh Blogger

KAROMAH HABIB MUNZIR ALMUSAWWA


Rajanya Para Waliullah Zaman ini Abah Anom
Jumat, 18 Juni 2010

Sekilas karomah Habibunal mahbub al Habib Munzir Bin Fuad AlMusawa


Pernah ada seorang wali besar di Tarim, guru dari Guru Mulia Almusnid alhabib Umar bin Hafidh, namanya Hb Abdulqadir Almasyhur, ketika hb munzir datang menjumpainya, maka habib itu yg sudah tua renta langsung menangis.. dan berkata : WAHAI MUHAMMAD...! (saw), maka Hb Munzir berkata : saya Munzir, nama saya bukan Muhammad.., maka habib itu berkata : ENGKAU MUHAMMAD SAW..!, ENGKAU MUHAMMAD.. SAW!, maka Habib Munzir diam... lalu ketika ALhabib Umar bin Hafidh datang maka segera alhabib Abdulqadir almasyhur berkata : wahai umar, inilah Maula Jawa (Tuan Penguasa Pulau Jawa), maka Alhabib Umar bin Hafidh hanya senyam senyum.. (kalo ga percaya boleh tanya pada alumni pertama DM)lihat kemanapun beliau pergi pasti disambut tangis ummat dan cinta, bahkan sampai ke pedalaman irian, ongkos sendiri, masuk ke daerah yg sudah ratusan tahun belum dijamah para da'i, ratusan orang yg sudah masuk islam ditangannya, banyak orang bermimpi Rasul saw selalu hadir di majelisnya,

Bahkan ada orang wanita dari australia yg selalu mimpi Rasul saw, ia sudah bai'at dengan banyak thariqah, dan 10 tahun ia tak lagi bisa melihat Rasul saw entah kenapa, namun ketika ia hadir di Majelis Hb Munzir di masjid almunawar, ia bisa melihat lagi Rasulullah saw..maka berkata orang itu, sungguh habib yg satu ini adalah syeikh Futuh ku, dia membuka hijabku tanpa ia mengenalku, dia benar benar dicintai oleh Rasul saw, kabar itu disampaikan pada hb munzir, dan beliau hanya menunduk malu..

Ketika orang ramai minta agar Habib Umar maulakhela didoakan karena sakit, maka beliau tenang tenang saja, dan berkata : Habib Nofel bin Jindan yg akan wafat, dan Habib Umar Maulakhela masih panjang usianya.. benar saja, keesokan harinya Hb Nofel bin Jindan wafat, dan Hb Umar maulakhela sembuh dan keluar dari opname.., itu beberapa tahun yg lalu..

ketika Habib Anis Alhabsyi solo sakit keras dan dalam keadaan kritis, orang orang mendesak hb munzir untuk menyambangi dan mendoakan Hb Anis, maka beliau berkata pd orang orang dekatnya, hb anis akan sembuh dan keluar dari opname, Insya Allah kira kira masih sebulan lagi usia beliau,..betul saja, Hb Anis sembuh, dan sebulan kemudian wafat..

Ketika gunung papandayan bergolak dan sudah dinaikkan posisinya dari siaga 1 menjadi "awas", maka Hb Munzir dg santai berangkat kesana, sampai ke ujung kawah, berdoa, dan melemparkan jubahnya ke kawah, kawah itu reda hingga kini dan kejadian itu adalah 7 tahun yg lalu (VCD nya disimpan di markas dan dilarang disebarkan).

Demikian pula ketika beliau masuk ke wilayah Beji Depok, yg terkenal dg sihir dan dukun dukun jahatnya., maka selesai acara hb munzir malam itu, keesokan harinya seorang dukun mendatangi panitya, ia berkata : saya ingin jumpa dg tuan guru yg semalam buat maulid disini..!, semua masyarakat kaget, karena dia dukun jahat dan tak pernah shalat dan tak mau dekat dg ulama dan sangat ditakuti, ketika ditanya kenapa??, ia berkata : saya mempunyai 4 Jin khodam, semalam mereka lenyap., lalu subuh tadi saya lihat mereka (Jin jin khodam itu) sudah pakai baju putih dan sorban, dan sudah masuk islam, ketika kutanya kenapa kalian masuk islam, dan jadi begini??, maka jin jin ku berkata : apakah juragan tidak tahu?, semalam ada Kanjeng Rasulullah saw hadir di acara Hb Munzir, kami masuk islam..!

Kejadian serupa di Beji Depok seorang dukun yg mempunyai dua ekor macan jadi jadian yg menjaga rumahnya, malam itu Macan jejadiannya hilang, ia mencarinya, ia menemukan kedua macan jadi2an itu sedang duduk bersimpuh didepan pintu masjid mendengarkan ceramah hb munzir..

Demikian pula ketika berapa muridnya berangkat ke Kuningan Cirebon, daerah yg terkenal ahli santet dan jago jago sihirnya, maka hb munzir menepuk bahu muridnya dan berkata : MA'ANNABIY.. !, berangkatlah, Rasul saw bersama kalian..maka saat mereka membaca maulid, tiba tiba terjadi angin ribut yg mengguncang rumah itu dg dahsyat, lalu mereka mnta kepada Allah perlindungan, dan teringat hb munzir dalam hatinya, tiba tiba angin ribut reda, dan mereka semua mencium minyak wangi hb munzir yg seakan lewat dihadapan mereka, dan terdengarlah ledakan bola bola api diluar rumah yg tak bisa masuk kerumah itu..ketika mereka pulang mereka cerita pd hb munzir, beliau hanya senyum dan menunduk malu..

Demikian pula pedande pndande Bali, ketika Hb Munzir kunjung ke Bali, maka berkata muslimin disana, habib, semua hotel penuh, kami tempatkan hb ditempat yg dekat dengan kediaman Raja Leak (raja dukun leak) di Bali, maka hb munzir senyum senyum saja, keesokan harinya Raja Leak itu berkata : saya mencium wangi Raja dari pulau Jawa ada disekitar sini semalam..

Demikian pula ketika hb munzir dicaci maki dg sebutan Munzir ghulam ahmad..!, karena ia tidak mau ikut demo anti ahmadiyah, beliau tetap senyum dan bersabar, beliau memilih jalan damai dan membenahi ummat dg kedamaian daripada kekerasan, dan beliau sudah memaafkan pencaci itu sebelum orang itu minta maaf padanya, bahkan menginstruksikan agar jamaahnya jangan ada yg mengganggu pencaci itu,kemarin beberapa minggu yg lalu di acara Masjid alMakmur tebet hb munzir malah duduk berdampingan dg si pencaci itu, ia tetap ramah dan sesekali bercanda dg Da'i yg mencacinya sebagai murtad dan pengikut ahmadiyah..

Rajanya Para Waliullah Zaman ini Abah Anom di 01.24



Beranda
Lihat versi web
Rajanya Para Waliullah Zaman ini Abah Anom
Lihat profil lengkapku
Diberdayakan oleh Blogger

Rajanya Para Wali


Rajanya Para Waliullah Zaman ini Abah Anom
Jumat, 18 Juni 2010

Pengakuan Waliullah Tuan Guru Ijai tentang sosok Abah Anom



Al Imam al Alim al Alamah al Arif Billah Muhadits al Musnid al Mufasir Qutb al Haramain Syeikh Muhammad al Maliki al Hasni al Husaini as Syadzili Mekah menyebutkan bahwa Syekh ahmad Shohibul wafa Tajul ‘Arifin adalah Sulthonul Awliya fi hadza zaman ( RAJANYA PARA WALI ZAMAN SEKARANG )









Al 'Arif Billah Sayyid Muhammad al Maliki al Hasani as Syadzily Mekah dan Al 'Arif Billah Syekh Muhammad Zaini Abd. Ghani al Aidrus Martapura



Ada cerita menarik dari Subhan seorang Dosen IAILM Suryalaya pernah silaturahmi kepada Tuan Guru Ijai Martapura Kalimantan Selatan. Di kisahkan Tuan guru Ijai menyampaikan bahwa SYEH A. SHOHIBUL WAFA TAJUL ARIFIN ADALAH LAUTAN THORIQOH, hal ini disampaikan kepada Pangersa Abah Anom kemudian di balas oleh Abah Anom bahwa Tuan Guru Ijai adalah LAUTAN ILMU ....







Tuan Guru Ijai dikenal sebagai seorang Wali Mursyid yg masyhur yang di kunjungi para alim ulama Habaib dari belahan dunia nama lengkapnya Alimul ‘allamah Al ‘Arif Billah Asy-Syekh Muhammad Zaini Abd. Ghani ( Tuan Guru Ijai ) bin Al ‘arif Billah Syekh Abd. Ghani bin Syekh Abd. Manaf bin Syekh Muh. Seman bin Syekh. M, Sa’ad bin Syekh Abdullah bin ‘Alimul ‘allamah Mufti Syekh. M. Khalid bin ‘Alimul ‘allamah Khalifah Syekh. Hasanuddin bin Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari.






Seorang Wali besar Tuan Guru Sapat Syek Abdurraham Siddiq Mufti Kerajaan Indragiri dimakamkan di desa Hidayat (dekat Sapat) Kec. Kuala Indragiri, Kabupaten Indragiri Hilir, Provinsi Riau berpendapat bahwa Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari adalah keturunan Alawiyyin melalui jalur Sultan Abdurrasyid Mindanao.

Jalur nasabnya ialah Maulana Muhammad Arsyad Al Banjari bin Abdullah bin Abu Bakar bin Sultan Abdurrasyid Mindanao bin Abdullah bin Abu Bakar Al Hindi bin Ahmad Ash Shalaibiyyah bin Husein bin Abdullah bin Syaikh bin Abdullah Al Idrus Al Akbar (datuk seluruh keluarga Al Aidrus) bin Abu Bakar As Sakran bin Abdurrahman As Saqaf bin Muhammad Maula Dawilah bin Ali Maula Ad Dark bin Alwi Al Ghoyyur bin Muhammad Al Faqih Muqaddam bin Ali Faqih Nuruddin bin Muhammad Shahib Mirbath bin Ali Khaliqul Qassam bin Alwi bin Muhammad Maula Shama’ah bin Alawi Abi Sadah bin Ubaidillah bin Imam Ahmad Al Muhajir bin Imam Isa Ar Rumi bin Al Imam Muhammad An Naqib bin Al Imam Ali Uraidhy bin Al Imam Ja’far As Shadiq bin Al Imam Muhammad Al Baqir bin Al Imam Ali Zainal Abidin bin Al Imam Sayyidina Husein bin Al Imam Amirul Mu’minin Ali Karamallah wa Sayyidah Fatimah Az Zahra binti Rasulullah SAW. http://id.wikipedia.org/wiki/Muhammad_Arsyad_al-Banjari_bin_Abdullah_Al_Aidrus.



‘Alimul ‘allamah Al ‘Arif Billah Syekh M. Zaini Abd. Ghani adalah seorang ulama yang menghimpun antara thariqat dan haqiqat, dan beliau seorang yang Hafazh AI-Quran beserta hafazh Tafsirnya, yaitu Tafsir Al-Quran Al-‘Azhim Lil-Imamain Al-Jalalain. Beliau seorang yang “mahfuzh”, yaitu suatu keadaan yang sangat jarang sekali terjadi, kecuali bagi orang orang yang sudah dipilih oleh Allah SWT. beliau tidak pernah ihtilam.

Pada usia 9 tahun di malam jumat beliau bermimpi melihat sebuah kapal besar turun dari langit. Di depan pintu kapal berdiri seorang penjaga dengan jubah putih dan di gaun pintu masuk kapal tertulis “Safinah al-Auliya”. Beliau ingin masuk, tapi dihalau oleh penjaga hingga tersungkur. Beliaupun terbangun. Pada malam jum’at berikutnya, beliau kembali bermimpi hal serupa. Dan pada malam jumat ketiga, beliau kembali bermimpi serupa. Tapi kali ini beliau dipersilahkan masuk dan disambut oleh salah seorang syaikh. Ketika sudah masuk beliau melihat masih banyak kursi yang kosong. Ketika beliau merantau ke tanah Jawa untuk mencari ilmu, tak disangka orang yang pertama kali menyambut beliau dan menjadi guru adalah orang yang menyambut beliau dalam mimpi tersebut.

Dalam usia 10 tahun sudah mendapat khususiat dan anugerah dari Tuhan berupa Kasyaf Hissi yaitu melihat dan mendengar apa-apa yang ada di dalam atau yang terdinding. Pernah rumput-rumputan memberi salam kepada beliau dan menyebutkan manfaatnya untuk pengobatan dari beberapa penyakit, begitu pula batu-batuan dan besi.

Di masa remaja 'Alimul 'allamah Al 'Arif Billah Asy-Syekh H. M. Zaini Abd Ghani pernah bertemu dengan Saiyidina Hasan dan Saiyidina Husin yang keduanva masing-masing membawakan pakaian dan memasangkan kepada beliau lengkap dengan sorban dari lainnya. Dan beliau ketika itu diberi nama oleh keduanya dengan nama Zainal 'Abidin.



Karomah- Karomahnya

Ø Ketika beliau masih tinggal di Kampung Keraton, biasanya setelah selesai pembacaan maulid, beliau duduk-duduk dengan beberapa orang yang masih belum pulang sambil bercerita tentang orang-orang tua dulu yang isi cerita itu untuk dapat diambil pelajaran dalam meningkatkan amaliyah. Tiba-tiba beliau bercerita tentang buah rambutan, pada waktu itu masih belum musimnya; dengan tidak disadari dan diketahui oleh yang hadir beliau mengacungkan tangannya ke belakang dan ternyata di tangan beliau terdapat sebuah buah rambutan yang masak, maka heranlah semua yang hadir melihat kejadian akan hal tersebut. Dan rambutan itupun langsung beliau makan.

Ø Ketika beliau sedang menghadiri selamatan dan disuguh jamuan oleh shahibul bait maka tampak ketika itu makanan tersebut hampir habis beliau makan, namun setelah piring tempat makanan itu diterima kembali oleh yang melayani beliau, ternyata makanan yang tampak habis itu masih banyak bersisa dan seakan-akan tidak di makan oleh beliau.

Ø Pada suatu musim kemarau yang panjang, di mana hujan sudah lama tidak turun sehingga sumur-sumur sudah hampir mengering, maka cemaslah masyarakat ketika itu dan mengharap agar hujan bisa turun. Melihat hal yang demikian banyak orang yang datang kepada beliau mohon minta doa beliau agar hujan segera turun, kemudian beliau lalu keluar rumah dan menuju pohon pisang yang masih berada di dekat rumah beliau itu, maka beliau goyang goyangkanlah pohon pisang tersebut dan ternyata tidak lama kemudian, hujan pun turun dengan derasnya.

Ø Ketika pelaksanaan Haul Syekh Muhammad Arsyad yang ke 189 di Dalam Pagar Martapura, kebetulan pada masa itu sedang musim hujan sehingga membanjiri jalanan yang akan dilalui oleh 'Alimul 'allamah Al 'Arif Billah Asy Syeikh H. M. Zaini Abd. Ghani menuju ke tempat pelaksanaan haul tersebut, hal ini sempat mencemaskan panitia pelaksanaan haul tersebut, dan tidak disangka sejak pagi harinya jalanan yang akan dilalui oleh beliau yang masih digenangi air sudah kering, sehingga dengan mudahnya beliau dan rombongan melewati jalanan tersebut; dan setelah keesokan harinya jalanan itupun kembali digenangi air sampai beberapa hari.

Ø Banyak orang-orang yang menderita sakit seperti sakit ginjal, usus yang membusuk, anak yang tertelan peniti, orang yang sedang hamil dan bayinya jungkir serta meninggal dalam kandungan ibunya, sernuanya ini menurut keterangan dokter harus di operasi. Namun keluarga mereka pergi minta do'a dan pertolongan. 'Allimul'allamah 'Arif Billah Asy Syekh H. M. Zaini Abd. Ghani. Dengan air yang beliau berikan kesemuanya dapat tertolong dan sembuh tanpa di operasi.


Ø Kesaksian al-Aalimul faadhil Guru Haji Ahmad Bakri : Jika saya berdusta dalam kesaksian ini maka bolehlah saya dicap sebagai munafik. Ketika saya akan berangkat haji pada suatu tahun, saya sowan kepada Guru Sekumpul. Dalam kesempatan itu saya bertanya: wahai Abah! Siapakah Wali Qutub di negeri Makkah pada masa sekarang? Guru Sekumpul tersenyum seraya berkata : “Bakri, Bakri… nama beliau adalah Habib Abu Bakar bin Abdullah al-Habsyi. Guru Bakri Berkata: “Dimanakah ulun dapat menjumpai beliau?”. Guru Sekumpul menjawab; “engkau pasti akan berjumpa dengan beliau”
Saya pun (Guru Bakri) berangkat haji. Satu minggu sebelum pulang ke tanah air, belum juga saya jumpa dengan beliau (Habib Abu Bakar). Akhirnya saya bertanya kepada salah seorang mukimin di Makkah, dimanakah ada seorang yang terkenal sebagai Wali di Makkah ini. Maka dijawab: “ada, beliau tinggal di daerah jabal Nur, nama beliau adalah Habib Abu Bakar al-Habsyi”. Sayapun mencarter taxi ke sana dengan satu orang teman (tidak ramai-ramai, karena ahlussunnah wal jama’ah sangat dicurigai dan diawasi di Saudi). Sesampainya di sana pas waktu Ashar. Selesai sholat Ashar, saya kagum dan terkejut karena ternyata wiridan yang dibaca di sana persis seperti wiridan di sekumpul. Setelah selesai wirid dilanjutkan dengan majelis ta’lim dengan membaca kitab syarah ‘ainiyyah, inipun ternyata sama seperti di sekumpul (waktu itu Guru sekumpul pun sedang mengajarkan kita syarah ‘ainiyyah). Setelah selesai majelis, maka sayapun minta izin untuk bertemu dengan beliau. Tidak lama beliaupun keluar. Ternyata orangnya sudah tua tetapi tampak masih sangat kuat dan bertenaga. Belum sempat saya mengucap salam, beliau langsung berkata مرحبا العالم الكبير شيخ زيني غني مرتابورا (selamat datang, seorang Alim yang Besar syaikh Zaini Ghani Martapura), padahal saya tidak pernah memberi tahu beliau. Ternyata yang beliau lihat bukan saya, tetapi Guru Sekumpul. Berarti Guru sekumpul sudah memberi tahu beliau (entah bagaimana caranya) kalau saya akan sowan kepada beliau.
Tanpa panjang pembicaraan saya pun pulang. Karena sebelumnya sudah dinasehati oleh Guru sekumpul untuk tidak banyak bicara. Yang penting minta diakui sebagai murid, itu sudah cukup, sebab seorang guru akan memberi syafaat kepada muridnya.
Setibanya di Banjarmasin saya pun sowan ke Guru sekumpul dengan niat menceritakan kepada beliau apa yang terjadi sekaligus menggembirakan beliau dengan kajadian itu. Malam itu pas malam kamis, selesai pengajian, saya ikuti beliau dari belakang. Beliau menoleh dan berkata: “Naik, Bakri”. Sayapun mengikuti beliau. Kami masuk ke rumah beliau sampai ke dalam kamar beliau. Beliau mematikan lampu dan berdoa agak lama. Setelah kurang lebih sepuluh menitan, selesai berdoa beliau berkata: “sudah Bakri, kada usah bakesah lagi, Abah Tahu ai (yang terjadi).” ا.ه. (selesai kisah Guru Haji Bakri)

Nabi Muhammad Saw. bersabda bahwa Allah SWT berfirman,

"Tidak ada yang lebih mendekatkan seorang hamba kepada-Ku yang sebanding dengan menunaikan semua kewajiban yang Kuperintahkan dan senantiasa mendekati-Ku dengan perbuatan-perbuatan sunnah hingga Aku mencintainya. Dan jika Aku telah mencintainya, maka aku menjadi pendengaran, penglihatan, lidah, hati, tangan, dan kakinya. Ia mendengar melalui Aku, ia melihat melalui Aku, ia berbicara melalui Aku, dan berjalan melalui Aku.'




Dalam kitab al-Futuhat, Ibnu 'Arabi menyebutkan kitabnya yang berjudul Mawaqi' al-Nujum, yang sering dipujinya sebagai kitab yang sangat bagus dalam mengupas masalah karamah yang muncul dari anggota-anggota tubuh yang taat. Anggota tubuh itu adalah mata, telinga, lidah, tangan, perut, kemaluan, kaki, dan hati. Apabila masing-masing anggota tubuh menaati hukum syara' dan dilakukan oleh orang yang bertanggung jawab, maka akan muncul karamah. Dalam kitab tersebut disebutkan berbagai pengetahuan, rahasia ilmu hakikat, dan manfaat ilmu syariat.


1. Mata

Di antara karamah mata jika digunakan untuk melakukan ketaatan dan menjauhi kemaksiatan adalah mampu melihat tamu dari jarak jauh sebelum ia datang, bisa melihat dari balik dinding tebal, melihat Ka'bah ketika shalat, dan lain-lain. Di antara karamah lainnya adalah dapat menyaksikan alam malakut spiritual baik malaikat, penghuni ketinggian (mala'ul a'la), jin, Nabi Khidir, dan para Abdal.

Di antaranya pula ada yang dibukakan baginya alam ghaib di hadapan pandangan matanya, sehingga ia dapat melihat apa saja yang terselubung di sebalik dinding, bahkan ia dapat mengetahui apa yang dilakukan oleh orang dirumahnya. Di antaranya pula ada yang diberi karamah kasyaf. Misalnya jika seorang wali mendatangi rumah seorang yang telah berbuat zina atau mabuk atau mencuri atau berbuat maksiat, maka wali itu dapat mengetahuinya, seperti yang terjadi pada Syeikh Ibnu Arabi. Mukasyafah semacam ini dikhususkan bagi mereka yang hidup secara wara’. Di antaranya pula ada yang diberi karamah dapat mengetahui gerak gerik orang, misalnya seorang wali bergerak hatinya ingin bertemu dengan gurunya, maka gurunya segera hadir di hadapannya. Ada pula jenis karamah berupa didatangkannya sebuah pohon kepada seorang wali, kemudian wali itu menikmati buah dari pohon yang hadir di hadapannya. Di antaranya pula ada yang diberi karamah dapat mengetahui segala jenis batu-batu mulia dan logam-logam mulia yang ada di perut bumi, meskipun demikian, seorang wali yang diberi karamah jenis ini tidak memperdulikan sedikit pun tentang harta kekayaan yang terpendam itu.

karamah Abu Ishak As-Syirazi dapat melihat Ka’bah sedangkan beliau berada di kota Baghdad.

Adakalanya seorang wali diberi kehebatan peribadi yang dapat menyebabkan kematian orang tertentu ketika ia melihat diri wali tersebut. Hal ini pernah terjadi pada seorang pembesar yang mati ketika berhadapan dengan Abu Yazid Al Busthami. Adakalanya seorang yang berhadapan dengan seorang wali seperti ini, maka ia akan tunduk, bahkan akan mengakui apa sahaja yang tersembunyi dalam hatinya. Kejadian seperti ini banyak terjadi.

Mendapat perlindungan Allah dari segala kejahatan yang akan menimpa. Bahkan kejahatan yang semula direncanakan itu akan berbalik jadi kebaikan. Hal ini terjadi pada diri Imam Syafi’I apabila beliau akan dihukum oleh khalifah Harun Rasyid, tetapi akhirnya dengan izin Allah beliau dibebaskan.



2. Telinga

Bila telinga digunakan untuk melakukan ketaatan dan menjauhi kemaksiatan, karamah yang akan muncul adalah mendengar kabar gembira bahwa sang pemiliknya merupakan salah seorang yang diberi hidayah dan akal oleh Allah. Ini merupakan karamah terbesar, sebagaimana dinyatakan dalam firman Allah, Sebab itu sampaikanlah kabar kembira kepada hamba-hamba-Ku, yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik di antaranya (QS Al-Zumar [39]: 17-18).
Karamah lainnya adalah dapat mendengar ucapan benda mati, sehingga terdengar semua benda bertasbih kepada Allah dengan bahasa yang jelas, sebagaimana bahasa manusia.


Di antaranya pula ada yang diberi karamah berupa ilmu yang dapat memahami segala ucapan benda-benda yang mati, sehingga seorang wali yang diberi karamah seperti ini, ia dapat mendengar ucapan tasbih benda-benda yang mati. Di antaranya pula ada yang diberi karamah dapat mengetahui segala rahsia benda-benda yang hidup. Di antaranya pula ada yang diberi karamah segala macam ilmu pengetahuan, baik yang berupa ilmu-ilmu zahir mahupun ilmu-ilmu bathin. Seorang yang diberi karamah berupa ini, ia akan dapat memahami berbagai macam persoalan dunia dan akhirat. Di antaranya pula ada yang diberi karamah berupa tingkatan-tingkatan Al Quthbiyah. Di antaranya pula ada yang diberi karamah pengetahuan dan kasyaf, sehingga dapat membedakan mana-mana pendapat mazhab-mazhab yang benar. Di antaranya pula ada yang diberi karamah dapat melihat dan mendengar hal-hal yang ghaib, sehingga antara yang terang dan yang terselubung tidak ada beda baginya. Di antaranya pula ada yang diberi karamah dapat berbicara dengan makhluk alam malakut dan dapat mendengar guratan-guratan pena di Lauh Mahfuz.

Karomah Syeikh Ibrahim Bin Adham. Beliau pernah mendengar suara dari pohon delima yang minta dimakan. Ketika Ibrahim Bin Adham makan buahnya, tiba-tiba pohon itu bertambah tinggi dan buahnya yang masam berubah jadi manis, serta dapat menghasilkan dua kali setiap tahun.


3 Lidah

Ketika lidah digunakan untuk melaksanakan ketaatan dan menghindari kemaksiatan, karamah yang akan muncul adalah mampu berbicara dan bercakap-cakap dengan alam yang lebih tinggi (alam a'la). Jadi, apabila seorang hamba memperoleh karamah atas telinganya, maka ia akan bisa memanggil dan berhubungan dengan para penghuni alam yang lebih tinggi. Apabila ia hanya sekedar berbicara dengannya, penghuni alam itu tidak menjawabnya. Apabila terjadi pembicaraan antara dia dengan mereka, maka kemampuannya berbicara dengan mereka adalah karamah lisan, kemampuannya mendengar ucapan mereka adalah karamah telinga, dan kemampuannya menyaksikan mereka adalah karamah mata. Demikian juga anggota-anggota tubuh lainnya, karena ada hubungan antara anggota-anggota badan dan ketaatan yang dilakukannya. Di antara karamah lainnya adalah mampu mengatakan suatu keadaan sebelum terjadinya, memberitahukan hal-hal gaib, dan akan munculnya benda-benda.

Di antaranya pula ada yang diberi karamah dapat berkata-kata dengan makhluk alam arwah, sehingga ia dapat mengetahui keadaan mereka yang sudah wafat, walaupun telah wafat bertahun tahun. Di antaranya pula ada yang diberi karamah dapat melenyapkan dirinya dari alam wujud ke alam ghaib, sehingga ia dapat menghilang dari suatu majlis tanpa pengetahuan mereka yang hadir.

Karamah Abu Said ibnu Abil Khair Al Maihani. Singa dan binatang yang lain takut kepadanya. Ada pula sebahagian wali yang dipatuhi segala benda seperti yang terjadi pada diri Syeikhul Islam Izzudin Ibnu Abdis Salam beliau pernah berkata kepada angin di waktu peperangan antara kaum Muslimin dan umat Nasrani: “Hai angin terbangkan musuh-musuh kami”. Dengan izin Allah kaum Nasrani diterbangkan angin dan dilempar ke tanah sampai binasa.

Karamah lain pernah terjadi pada seorang wali yang diancam oleh seorang raja zalim. Raja zalim itu berkata: “Tunjukkanlah padaku bukti kebenaranmu, jika tidak, aku akan hukum kamu”. Pada waktu itu si wali melihat dekatnya kotoran unta. Maka ia berkata: “Lihatlah itu”. Tiba-tiba kotoran unta itu jadi sebungkal emas. Kemudian ia melihat sebuah tempat air yang tidak ada airnya. Si wali itu melemparkan tempat air yang kosong itu ke udara. Ketika tempat air itu jatuh tiba-tiba telah berisi air penuh dan tempat air itu terjungkir. Namun air yang didalamnya tidak tertumpah setitik pun. Melihat kejadian tersebut raja itu hanya berkata: “Ini hanyalah perbuatan sihir belaka”. Kemudian raja memerintahkan untuk melemparkan si wali ke dalam api yang bernyala-nyala. Tidak lama si wali tersebut segera keluar dan menarik putera raja yang masih kecil ke tengah api yang sedang menyala. Melihat kejadian ini raja hampir jadi gila, kerana putera satu-satunya diseret ke tengah api yang sedang menyala. Setelah beberapa saat, si wali keluar bersama putera raja itu dari api, sedang ditangan kanan putera raja itu memegang buah apel dan dikirinya memegang buah delima. Raja bertanya pada puteranya: “Wahai puteraku, dari mana kamu tadi?” Jawab si putra: “Aku dapat dari sebuah kebun”.Mendengar keterangan putera raja itu para pembesar kerajaan hanya berkata: “Itu hanyalah suatu sihir belaka”. Kemudian raja berkata kepada si wali: “Jika kamu dapat minum racun ini, aku akan percaya padamu”. Setelah itu, si wali minum racun itu. Namun ia tidak mati hanya bajunya sahaja yang koyak. Kemudian ditambah lagi meminum racun. Setiap kali minum racun ia tetap hidup hanya bajunya saja yang koyak-koyak. Pada terakhir kali ketika ia diberi minuman racun lagi bajunya tidak koyak dan ia pun selamat.

Di antaranya pula ada yang diberi karamah dapat menjadikan air asin atau payau menjadi air tawar dan segar. Karamah seperti ini pernah diberikan kepada Syeikh Abdullah Ibnul Ustad Al Marwazi sahabat Syeikh Abu Madyan.

4. Tangan

Di antara karamah yang akan muncul bila tangan dipergunakan untuk melakukan ketaatan dan menjauhi kemaksiatan adalah munculnya warna putih bersih tanpa noda di tangan ketika dimasukkan ke dalam saku seperti yang terjadi pada Nabi Musa as, memancarkan air di sela-sela jari yang terjadi pada Nabi Muhammad Saw., melemparkan tanah ke muka musuh, sehingga mereka kalah. Para wali Allah dengan kehendak-Nya mengepalkan tangan ke udara, lalu ketika mereka membukanya muncullah perak, emas, dan lain-lain.


Diriwayatkan bahawa sebahagian wali ada yang diikuti oleh hujan. Salah seorang dari mereka bernama Syeikh Abul Abbas As Syatir, ia sering menjual hujan dengan harga beberapa dirham. Kisah semacam ini banyak terjadi, sehingga sukar untuk dimungkiri kewujudannya.

Karamah Abu Turab, ketika beliau menghentakkan kakinya ke bumi, maka Allah mengeluarkan air dari tanah itu. Kata Imam Subki: “Di antara jenis karamah seperti ini ialah terpancarnya sumber mata air di musim kemarau dan bumi tunduk pada seorang yang memukulkan kakinya ke bumi”. Pernah diceritakan bahawa ada seorang yang berjalan ke kota Mekkah untuk berhaji. Dalam perjalanan itu ia merasa haus sekali. Namun ia tidak mendapat seteguk air pun. Kemudian ia menemui seorang fakir yang bertongkat. Tepat di tempat itu terpancarlah sumber mata air yang dapat memberikan minuman kepada para jemaah haji yang sedang lewat di tempat itu. Semua jemaah haji yang lewat di tempat itu membekali dirinya dengan air yang terpancar di bawah tongkat si fakir.
Karomah lain Adakalanya untuk menulis sebuah karangan sahaja seorang akan menghabiskan seluruh umurnya. Apalagi akan menulis berpuluh-puluh buah karangan dalam waktu yang sangat singkat. Karamah semacam ini termasuk jenis karamah waktu dapat menjadi panjang. Jenis karamah ini pernah dialami oleh Imam Syafi’i Rahimullah. Beliau mampu mengarang berpuluh-puluh kitab, padahal sebenarnya waktunya tidak akan cukup untuk melakukan hal itu, disebabkan kesibukan beliau sehari-harinya untuk mengkhatamkan Al Qur’an setiap harinya dengan bacaan yang penuh oleh tadabbur dan di bulan Ramadhan pun beliau dapat mengkhatamkannya dua kali setiap harinya. Di samping itu, beliau juga di sibukkan oleh banyaknya memperdalami ilmu pengetahuan, memberikan pelajaran, berzikir dan banyaknya penyakit yang dialaminya. Dalam suatu riwayat dikatakan bahawa beliau menderita tiga puluh macam penyakit. Karamah semacam ini dialami juga oleh Imamul Haramain Abul Ma’ali Al Juwaini. Dengan umur yang tidak panjang, beliau mampu mengarang beberapa buah kitab. Sebenarnya umur yang sependek itu tidak akan cukup untuk mengarang berpuluh-puluh kitab disebabkan kesibukan beliau dalam belajar dan mengajar serta berzikir.

Jenis karamah seperti ini diberikan juga kepada seorang wali yang mampu mengkhatamkan Al Quran sebanyak lapan kali dalam sehari. Imam Nawawi juga diberi Allah kemampuan untuk mengarang berpuluh-puluh kitab dalam waktu singkat. Sebenarnya umur beliau yang sedemikian itu tidak cukup untuk mengarang kitab sebanyak itu. Ditambah lagi dengan berbagai macam ibadah yang beliau lakukan setiap harinya. Karamah seperti ini diberikan juga kepada Imam Taqiuddin As Subki. Beliau mampu menulis berpuluh-puluh kitab. Sebenarnya umur yang sependek itu tidak akan cukup untuk menulis kitab sebanyak itu disebabkan beliau sangat sibuk memberi pengajaran, tekun beribadat, banyak membaca Al Quran dan berzikir. Sebenarnya jika kita hitung pekerjaan besar yang dikerjakannya dengan umurnya yang singkat, pasti tidak cukup untuk memenuhi sepertiganya, namun Allah memberinya barakah dalam umur, sehingga beliau dapat merampungkan segala tugas besar dipikulnya.



5. Perut

Di antara karamah yang muncul bila perut digunakan untuk melakukan ketaatan dan menjauhi kemaksiatan —tidak termasuk dalam kategori makr dan istidraj— adalah terpeliharanya perut dari makanan, minuman, dan pakaian yang tidak halal dengan munculnya tanda yang disampaikan oleh Allah. Adakalanya tanda itu muncul dalam dirinya sendiri atau dari sesuatu yang bersifat syubhat atau haram, sehingga ia hanya memperoleh sesuatu yang baik saja. Dikisahkan bahwa ketika disajikan makanan syubhat kepada Al-Harits al-Muhasibi r.a., mengucurlah keringat di sela-sela jarinya. Begitu juga yang terjadi pada ibunda Abu Yazid al-Busthami r.a. ketika sedang mengandung Abu Yazid, tangannya tidak pernah menyentuh makanan haram. Pada wali lain, muncul suara yang berkata "jauhi". Wali lainnya jatuh pingsan ketika menemukan makanan yang tidak halal. Ada juga wali yang
makanan haram di hadapannya berubah menjadi darah, berwarna hitam, seekor babi, dan lain-lain yang Allah khususkan bagi para wali dan orang-orang suci-Nya.
Karamah lain yang muncul karena ketaatan perut adalah makanan yang sedikit bisa mengenyangkan orang banyak. Ini merupakan warisan dari Rasulullah Saw. Ketika itu, Rasulullah menggelar sebuah tikar kulit dan didatangi oleh pemilik gandum dengan memberikan setangkai gandumnya dan pemilik biji-bijian dengan memberikan setangkai biji-bijiannya, hingga terkumpullah sedikit makanan. Beliau berdoa agar makanan itu diberkati, lalu orang-orang mengisi tempat yang mereka bawa dengan makanan itu sampai penuh, sebagaimana dijelaskan dalam hadis sahih riwayat Muslim.
Karamah perut yang lainnya adalah dapat membuat satu macam makanan di atas piring menjadi berbagai macam jenis makanan sesuai dengan keinginan orang-orang yang hadir di tempat itu. Termasuk karamah perut lainnya adalah didatangi jin atau raja yang membawakan makanan, minuman, dan pakaiannya, atau menggantungkannya di udara.
Karamah lain dalam maqam ini adalah mampu mengubah air minum yang asin dan pahit menjadi manis. Ibnu 'Arabi berkata, "Saya pernah meminum minuman seperti itu dari tangan Abu Muhammad 'Abdullah bin Ustad Al-Marwazi Al-Hajj, termasuk murid khusus Abu Madyan r.a., beliau selalu disebut sebagai Al-hajj al-mabrur. Makanan halal itu adakalanya diperoleh dengan bekerja atau dengan menjauhi dosa-dosa, seperti yang dikatakan beberapa syaikh, "Ahli ma'rifat adalah orang yang tidak memadamkan cahaya ma'rifatnya sebagai cahaya wara'nya, maka ketika diperoleh barang halal, sedikit saja cukup baginya. Bila ia melaksanakan hal ini, maka tumbuh dalam batinnya keinginan melakukan perbuatan baik yang diwujudkan Allah dalam jiwa hamba ini sebagai karamah karena kedudukan dan kejujurannya." Dan dari kehendak kuat itu keluar semua yang telah kami sebutkan dan banyak karamah yang belum terlintas dalam benak manusia.

Di antaranya pula ada yang diberi karamah tidak tersentuh makanan, minuman dan pakaian yang berasal dari hasil syubhat, apa lagi yang haram. Jenis karamah ini, biasanya si wali diberi tanda tertentu oleh Allah jika ada makanan, minuman dan pakaian dari hasil syubhat yang menyentuh dirinya. Di antara yang mendapat karamah macam ini adalah ibunya Abu Yazid Al Bustami. Setiap kali ia mendapat makanan atau minuman yang syubhat, maka tangannya berpeluh dan gementar, sehingga ia harus menjauhi makanan dan minumannya.
Di antaranya pula ada yang diberi karamah berupa makanan atau minuman sedikit yang dihidangkan dapat menjadi banyak. Karamah ini pernah diberikan kepada Syeikh Abu Abdullah At Tawudi ketika ia menyuruh kawannya ke tukang jahit, maka ia mengeluarkan sepotong kain yang sempit dari balik bajunya, kemudian ia menyuruh kawannya untuk membawanya ke tukang jahit seraya berkata: “Dari kain yang sempit ini buatlah pakaian yang cukup untuk beberapa orang”. Nyatanya kain yang sedemikian sempit itu dapat mencukupi pakaian untuk beberapa orang.

Disebutkan bahawa ada seorang ingin menguji karamah Syeikh Isa Al Hattar. Ia menyuruh pelayannya membawa dua botol minuman keras kepada beliau. Setelah kedua botol itu diterima oleh Syeikh Isa, maka ia menuang isi kedua botol itu seraya berkata kepada sebilangan orang yang ada di sisinya: “Minumlah minyak samin ini”. Maka minuman keras yang ada di kedua botol itu berubah menjadi minyak samin yang rasanyaamat lazat. Kisah karamah jenis ini sering terjadi.

6. Kemaluan

Di antara karamah yang dihasilkan ketika kemaluan dipergunakan untuk melaksanakan ketaatan dan menjauhi kemaksiatan adalah anugerah dari Allah berupa rahasia menghidupkan orang-orang mati, menyembuhkan orang yang buta sejak lahir dan penderita lepra, dan meninggalkan semua perkara yang membuatnya melupakan Allah. Allah berfirman, Dan Maryam puteri 'Imran yang memelihara
kehormatannya, maka Kami tiupkan ke dalam rahimnya sebagian dari ruh Kami (QS Al-Tahrim [66]: 12). Dan Kami jadikan dia dan anaknya tanda (kekuasaan Allah) yang besar bagi semesta alam (QS Al-Anbiya' [21]: 91). Dalam hal ini, Ibnu 'Arabi juga telah menjelaskan secara mendalam hubungan-hubungan lain antara ketaatan anggota tubuh dan karamah yang dikeluarkannya, hikmah-hikmah dan rahasia ilmu hakikat.

Karamah seperti ini pernah terjadi pada Syeikh Sirri As-Saqathi. Seorang pernah menemuinya ketika beliau sedang menyembuhkan orang yang sakit kusta dan buta. Syeikh Abdul Qadir Jailani pernah berkata kepada seorang anak yang sakit lumpuh, buta dan kusta: “Berdirilah engkau dengan izin Allah”. Dengan izin Allah, maka anak tersebut segera bangun tanpa suatu cacat pun.
Imam Taajus Subki memberi contoh karamah Abi Ubaid Al Busri. Beliau pernah berdoa kepada Allah agar kudanya yang mati ditengah medan perang dihidupkan kembali. Doa beliau terkabul dan kuda Abi Ubaid akhirnya hidup kembali.

Pernah Mifraj Ad Damamini berkata kepada anak burung yang telah dipanggang: “Terbanglah wahai burung dengan izin Allah”. Ucapan beliau terkabul dan burung itu hidup kemudian terbang.

Syeikh Ahdal pernah memanggil kucing yang telah mati. Akhirnya kucing itu hidup dan datang kepada Syeikh Ahdal.

Syeikh Abdul Qadir Al Jailani pernah berkata kepada seekor ayam yang baru di makan dagingnya: “Hai ayam hiduplah kau dengan izin Zat yang dapat menghidupkan tulang belulang”.

Dengan izin Allah, tulang belulang tersebut berubah wujudnya menjadi ayam kembali.

Pernah Abi Yusuf Dahmani berkata kepada seorang mayat:

“Hai fulan, hiduplah dengan izin Allah”. Ucapan beliau terkabul sehingga mayat itu hidup kembali selama beberapa waktu.

Imam Subki pernah bercerita: “Aku pernah dengar kisah Syeikh Zainuddin Al Faruqy Asy Syafi’i, bahawa pada suatu hari ada seorang anak kecil jatuh dari atap rumahnya lalu mati. Ketika Syeikh Zainuddin melihat kejadian itu, beliau berdoa kepada Allah. Maka dengan izin Allah, anak kecil yang mati itu hidup kembali.

Selanjutnya Imam Subki berkata: “Sesungguhnya kejadian semacam itu tidak terhitung banyaknya. Dan aku yakin benar adanya karamah seperti itu. Hanya saja yang belum pernah kudengar adanya seorang wali yang dapat menghidupkan orang

mati yang telah lama atau yang sudah menjadi tulang belulang. Yang kami dengar hanyalah pada diri sebagian Nabi di zaman dulu.Dan itu pun merupakan suatu mukjizat baginya. Bukan termasuk jenis karamah. Yang mungkin terjadi pada diri seorang Nabi terdahulu adalah menghidupkan suatu kaum yang telah mati beberapa abad, kemudian mereka dihidupkan. Dengan izin Allah kaum itu hidup selama beberapa waktu. Yang tidak mungkin terjadi dimasa ini adalah adanya seorang wali yang menghidupkan Imam Syafi’i atau Abu Hanifah, kemudian keduanya dapat hidup lama dan bergaul dengan masyarakat seperti pada waktu sebelumnya.



7. Kaki

Di antara karamah yang akan muncul jika digunakan untuk melaksanakan ketaatan dan menjauhi kemaksiatan ada-lah mampu berjalan di atas air, dapat mengelilingi bumi, dan berjalan di udara. Hikayat-hikayat tentang maqam ini sangat terkenal, saking terkenalnya hingga tidak perlu lagi kami jelaskan di sini. Kitab-kitab kumpulan syair dipenuhi hikayat-hikayat tentang karamah ini. Karena Allah Swt. adalah pemilik para wali, maka Dia memunculkan semua karamah ini bersama mereka. Ibnu 'Arabi menyatakan, "Kami telah menyaksikan dengan jelas penempuh jalan ini berjalan di atas air dan di udara, dan dapat melipat bumi."

Karamah seperti ini pernah terjadi pada diri seorang wali yang berada di Masjid kota Tursus (Turki). Wali tersebut pernahtergerak dalam hatinya ingin pergi ke Masjidil Haram, kemudian beliau memasukkan kepalanya dikantungnya lalu mengeluarkannya kembali. Maka dengan izin Allah, wali itu telah berada di Masjidil Haram . Kisah semacam ini pada umumnya dikisahkan secara berurutan dari orang-orang yang dapat dipercaya.

Karamah di kalangan ahli Sufi dengan “Alamul Mithsal, iaitu antara alam yang nyata dan alam arwah. Orang yang yang mendapat karamah seperti ini dapat berubah bentuk dan berpindah tempat dengan bebas. Karamah seperti jenis ini pernah di alami oleh seorang wali yang bernama Qadhibul Bani. Orang yang tidak mengenal beliau akan menyangkanya tidak pernah melakukan solat dan ia membencinya. Pada suatu hari, ketika beliau dicela oleh seorang yang menyangkanya tidak pernah melakukan solat, di saat itu Allah memperlihatkan karamahnya, sehingga beliau dapat berubah dalam beberapa bentuk yang menunjukkan bahawa beliau sedang melakukan solat. Beliau bertanya : “Dalam gambaran atau bentuk manakah yang kamu lihat aku tidak solat?” Perkara serupa ini pernah terjadi pula pada seorang wali yang pernah dilihat oleh seorang ketika beliau sedang berwudhu di Masjid Sayufiah di Cairo. Orang itu menegur: “Hai orang tua, nampaknya cara kamu berwudhu itu tidak tertib”. Jawab si wali: “Aku tidak pernah berwudhu dengan cara yang tidak tertib. Hanya saja anda tidak dapat melihatku, kalau anda dapat melihat, pasti kamu akan melihat ini”. Beliau berkata demikian sambil memegang tangan orang itu, sampai ia dapat melihat Ka’bah, kemudian beliau membawanya ke Mekkah dan menetap di sana selama beberapa tahun.

Di antara karomah pengarang kitab al-Hikam adalah, suatu ketika salah satu murid beliau berangkat haji. Di sana si murid itu melihat Ibn Athoillah sedang thawaf. Dia juga melihat sang guru ada di belakang maqam Ibrahim, di Mas'aa dan Arafah. Ketika pulang, dia bertanya pada teman-temannya apakah sang guru pergi haji atau tidak. Si murid langsung terperanjat ketika mendengar teman-temannya menjawab "Tidak". Kurang puas dengan jawaban mereka, dia menghadap sang guru. Kemudian pembimbing spiritual ini bertanya : "Siapa saja yang kamu temui ?" lalu si murid menjawab : "Tuanku... saya melihat tuanku di sana ". Dengan tersenyum al-arif billah ini menerangkan : "Orang besar itu bisa memenuhi dunia. Seandainya saja Wali Qutb di panggil dari liang tanah, dia pasti menjawabnya".



8. Hati

Di antara karamah hati ketika digunakan untuk melakukan ketaatan dan menjauhi kemaksiatan adalah mampu mengetahui sesuatu sebelum terjadi. Ibnu 'Arabi berkata, "Ketahuilah anakku, Allah telah menolongmu, menerangi hatimu, melapangkan dadamu, dan menyucikan pakaian serta hatimu. Segala karamah yang berkaitan dengan anggota tubuh lainnya merujuk dan kembali kepada hati. Kalau tidak ada hati, maka seluruh anggota tubuh lainnya tidak berarti.

Setiap perbuatan berasal dari hati, kalau tidak didasari keikhlasan sebagai aktivitas hati, maka amal tersebut bagai debu beterbangan, tidak bermanfaat dan tidak mendatangkan kebahagiaan." Allah berfirman, Padahal mereka tidak diperintahkan kecuali untuk menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam menjalankan agama dengan lurus (QS Al-Bayyinah [98]: 5). Dan Rasulullah bersabda, "Sesungguhnya segala perbuatan tergantung pada niat, dan tiap-tiap orang akan mendapatkan apa yang diniatkannya. Barangsiapa berhijrah kepada Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya adalah kepada Allah dan Rasul-Nya, dan barangsiapa berhijrah kepada dunia dan perempuan yang akan dinikahinya, maka hijrahnya adalah kepada apa yang menjadi tujuan hijrahnya." Dari sini jelaslah bahwa sudi dan ternodanya semua perbuatan lahir maupun batin tergantung
pada hati. Jadi, gerakan atau diamnya anggota tubuh untuk menaati syariat dan melakukan maksiat hanya berdasarkan pada perintah dan
kehendak hati.

Gagasan muncul pertama kali di dalam hati. Apabila hati ingin mewujudkan gagasan itu, maka ia mempertimbangkan anggota tubuh mana yang sesuai untuk melakukan gagasan itu, lalu hati menggerakkan anggota tubuh yang dipilihnya untuk mewujudkan gagasan itu, baik untuk ketaatan maupun kemaksiatan, dan atas anggota tubuh itulah pahala dan siksa diberikan. Tidakkah kamu merenungkan bagaimana Allah menganggap pandangan pertama kepada seorang perempuan bukan muhrim yang dilakukan tanpa sengaja dan tidak diniati dalam hati sebagai suatu hal yang dimaafkan dan tidak dikenai siksa?
Demikian pula ketika seorang hamba melakukan perbuatan salah tanpa sengaja, maka Allah benar-benar telah mengampuni perbuatannya itu, sebagaimana bila hati menghendaki dan berniat melakukan kemaksiatan, tetapi tidak jadi melakukannya, maka niatnya itu tidak ditulis dan tidak dihitung, selama belum dilakukan atau hanya sebatas ucapan semata. Adapun jika hati berniat melakukan ketaatan, maka ia akan diberi ganjaran sesuai dengan niat dan harapannya, meskipun ia belum melakukan ketaatan yang telah diniatkannya, niatnya telah ditulis sebagai kebaikan. Bila kamu meyakini hal ini, maka tetaplah yakin bahwa hati adalah pemimpin raga. Seluruh karamah yang muncul dari anggota tubuh merujuk kepada hati, dan hati itu sendiri dapat memunculkan karamah-karamah tertentu.

Karamah hati lainnya adalah Allah Swt. memperlihatkan kepadanya semua yang tersimpan di dunia, berupa rahasia-rahasia, alasan dan sebab perintah-Nya, atau apa pun yang mewujud dalam alam, baik spiritual maupun non spiritual


Rajanya Para Waliullah Zaman ini Abah Anom di 01.19



Beranda
Lihat versi web
Rajanya Para Waliullah Zaman ini Abah Anom
Lihat profil lengkapku
Diberdayakan oleh Blogger

Rajanya Para Wali Akhir Zaman


Rajanya Para Waliullah Zaman ini Abah Anom
Jumat, 18 Juni 2010

Kedudukan Abah Anom Dalam Pandangan Al Imam al Alim al Alamah al Arif Billah Muhadits al Musnid al Mufasir Qutb al Haramain Syeikh Muhammad al Maliki








 


Kisah ini diambil dari majalah nuqthoh terbitan yang no 9 tanggal 26 januari 2010 M, hal 32 dengan judul “Mengenal Abah Anom melalui pandangan batinnya”

KH. Dodi Firmansyah ditanya oleh almarhum Sayyid Muhammad Al-Maliki Al-Hasani Ra pada saat 40 hari menjelang wafatnya. Kiyai muda asal Garut tersebut terperanjat saat al-‘alamah tersebut tiba2 menanyakan sosok guru yang telah menanamkan kalimat agung dilubuk hatinya. Lebih terkejut lagi saat Ulama tersebut “tercekat” sewaktu disebutkan nama Syekh Ahmad Shohibul wafa Tajul ‘Arifin. Secara sepontan Al Imam al Alim al Alamah al Arif Billah Muhadits al Musnid al Mufasir Qutb al Haramain Syeikh Muhammad al Maliki al Hasni al Husaini as Syadzili Mekah menyebutkan bahwa Syekh ahmad Shohibul wafa Tajul ‘Arifin adalah Sulthonul Awliya fi hadza zaman ( RAJANYA PARA WALI ZAMAN SEKARANG ) bahkan beliaupun menyebutkan QODDASALLAHU SIRROHU bukan rodliyallohu ‘anhu seperti yang kebanyakan disebutkan oleh para ikhwan. Walaupun secara dhohir Syekh Muhammad Alawy Al-Maliki belum bertemu dengan pangersa Abah namun keduanya telah mengenal di alam ruhani yang tak dibatasi ruang dan waktu.

Sayyid Prof. Dr. Muhammad ibn Sayyid ‘Alawi ibn Sayyid ‘Abbas ibn Sayyid ‘Abdul ‘Aziz al-Maliki al-Hasani al-Makki al-Asy’ari asy-Syadzili lahir di Makkah pada tahun 1365 H. Profil beliau selengkapnya bisa dibuka di alamat http://www.darul-ihya.com/biografi/28-sayyid-muhammad-ibn-alawi-al-maliki.html atau dihttp://cupi-flight29.blog.friendster.com halaman judul Sayyid Muhammad ibn Alwi Al-Maliki.

Sekilas profil KH.Dodi Firmansyah Usianya masih muda kelahiran garut tahun 1978. Sejak usia SMP ia dikenal ahli hikmah sedangkan ketertarikan dalam dunia tasawwuf ia ke Pondok Pesanttren Suryalaya sejak dimulai kelas 4 SD . Kiayi ini pernah di didik langsung oleh almarhum Al-Alamah Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Maliki ra di mekkah selama 6 tahun. Pulang mesantren dari mekkah pada tahun 2006, kiyai ini menikah dengan Hj.Siti Fatimah putri seorang pengusaha asal Tasikmalaya dan dikaruniai putra yang diberinama M.Lutfi L. Makki.

Pendapat KH.Dodi tentang sosok Pangersa Abah Anom : Saya tidak bisa mengungkapkannya dengan kata-kata. Cukuplah 2 pendapat Ulama kelas dunia yang mengomentarinya. Pertama ungkapan dari guru saya sendiri di mekkah, yaitu Sayyid Muhammad bin Alawy bin Abbas Al-Maliki Al-Hasani ra. Beliau sendiri yang mengungkapkan bahwa Syekh Ahmad Shohibul wafa Tajul ‘Arifin qs. Adalah Sulthonul Awliya fi Hadza Zaman dan kedua Mursyid Kammil Mukammil Thoriqoh Naqsyabandi Al-Haqqani, As-Sayyid Al-‘Alamah Al-‘Arif billah Syekh Mohammad Nazim Adil al-Haqqani, sufi kenamaan dari Cyprus-Turkey yang menyebutkan Pangersa Abah (Syekh Ahmad Shohibul wafa Tajul ‘Arifin qs) adalah Sufi agung di timur jauh.Dalam majalah sintoris (Sinar thoriqoh islam) disebutkan As-Sayyid Al-‘Alamah Al-‘Arif billah Syekh Mohammad Nazim Adil al-Haqqani ra mengatakan bahwa Syekh Ahmad Shohibul wafa Tajul ‘Arifin adalah WALI AGUNG DITIMUR JAUH.. hal itu pernah disampaikan juga di kampus oleh KH.Wahfiuddin setelah mendampingi syekh Mohammad Nazim Adil al-Haqqani ke P.P.Suryalaya.

Jauh sebelum Syeh Nazim datang Syeh A. Shohibul Wafa Tajul Arifin telah mengabarkan akan kedatangannya dan terbukti beberapa tahun kemudian Syeh Nazim datang berkunjung menemui beliau….Subhanalloh.







Syaikh Nazim Adil al-Haqqoni r.a bermimpi bertemu Alloh dan mengajukan pertanyaan kepadaNya, "Siapakah manusia yang puasanya paling ikhlas di muka bumi sekarang ini .... ?? jawabanNya adalah Syeikh A. Shohibul Wafa Tajul Arifin carilah dia di bumi bagian timur.

Berkata Habibunal Mahbub al Habib Munzir Bin Fuad al Musawa Thoriqoh sangat banyak dimuka bumi saat ini, dan sulthon Auliya hanya satu saja, jika Wali ini wafat akan digantikan Wali lainnya, mereka adalah Khalifah batiniyah pada ummat ini, sebagai pengganti para khulafa'urrasyidin, dialah hamba Allah yang paling taqwa dan ibadahnya paling ikhlas dizamannya...






As-Sayyid Al-‘Alamah Al-‘Arif billah Syekh Mohammad Nazim Adil al-Haqqani al-Hasani dari Cyprus Turkey telah menegaskan :

"Banyak para alim ulama dan para cendikiawan muslim memberikan pengetahuan agama kepada umat, pengetahuan itu bagaikan lilin-lilin, apalah artinya lilin-lilin yang banyak meskipun lilin-lilin itu sebesar pohon kelapa kalau lilin-lilin itu tidak bercahaya. Dan cahaya itu salah satunya berada dalam qalbunya beliau ( Syekh Ahmad Shohibul Wafa Tajul 'Arifin).

Saya tidak tahu apakah Nur Illahi yang dibawanya akan putus sampai pada beliau saja, atau masih akan berlanjut pada orang lain. Tapi saya yakin dan berharap, sesudah beliau nanti masih akan ada orang lain yang menjadi pembawa Nur Illahi itu. Siapakah orangnya, saya tidak tahu.

Maka Anda sekalian para hadirin, ambillah Nur Illahi itu dari beliau saat ini. Mumpung beliau masih ada, mumpung beliau masih hadir di tengah kita, sulutkan Nur Illahi dari qalbu beliau kepada qalbu anda masing-masing. Sekali lagi, dapatkanlah Nur Ilahi dari orang-orang seperti Syekh Ahmad Shohibulwafa Tajul 'Arifin.

Dari qalbu beliau terpancar pesan-pesan kepada qalbu saya. Saya berbicara dan menyampaikan semua pesan ini bukan dari isi qalbu saya sendiri. Saya mengambilnya dari qalbu beliau. Di hadapan beliau saya terlalu malu untuk tidak mengambil apa yang ada pada qalbu beliau. Saya malu untuk berbicara hanya dengan apa yang ada pada qalbu saya sendiri."




KH.Wafiuddin Bersama Syaikh Nazim dan Syaikh Hisyam di TVRI



Bagi yang ingin berlangganan majalah tasawuf nuqthoh, sinthoris, atau tabloid tentang tasawuf robithoh.Bisa Hubungi Kiai Ayi abdul Jabbar dengan no. contak 081395124170.


Salam Untuk Wali Mursyid

السَّلَامُ عَلَيْكَ – Salam untukmu
يَا مَالِكَ الزَّمَانِ wahai penguasa zaman
,وَ يَا إِمَامَ الْمَكَانِ pemimpin wilayah
,وَ يَا قَائِمَ بِأَمْرِ الرَّحْمَانِ penegak ketentuan ar-Rahman
,وَ يَا وَارِثَ الْكِتَابِ pewaris kitab
,وَ يَا نَائِبَ الرَّسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ wakil Rasulullah s.a.w.
,يَا مَنْ مِنَ السَّمَاءِ وَ الْأَرْضِ عَائِدَتُهُ yang selalu pergi pulang antara bumi dan langit
,يَا مَنْ أَهْلَ وَقْتِهِ كُلُّهُمْ عَائِلَتُهُ yang orang-orang sezamannya adalah keluarganya
,يَا مَنْ يُنَـزَّلُ الْغَيْثُ بِدَعْوَتِهِ yang diturunkan pertolongan karena doanya
,وَ يُدَرُّ الضَّرْعُ بِبَرَكَتِهِ – yang dikucurkan limpahan susu karena keberkahannya
وَ رَحْمَةُ اللهِ وَ بَرَكَاتُهُ – الْفَاتِحَةُ beserta rahmat Allah dan keberkahanNya, al-Fatihah…
Rajanya Para Waliullah Zaman ini Abah Anom di 01.21



Beranda
Lihat versi web
Rajanya Para Waliullah Zaman ini Abah Anom
Lihat profil lengkapku
Diberdayakan oleh Blogger

Minggu, 26 Januari 2014

Shalawat ‘Azhimiyyah (As Sayyid Ahmad bin Idris (Tarekat Idrisiyyah)).


 
Shalawat ‘Azhimiyyah (As Sayyid Ahmad bin Idris (Tarekat Idrisiyyah)).
Sayyid Habib Muhammad Al-Haddar mengatakan : “Barang siapa membaca shalawat Azhimiyyah 3 kali, maka dia akan mimpi bertemu Nabi saww. “.
Sayyid Muhammad Alwi al Maliki berkata : “Barang siapa membacanya sebanyak 7 kali sebelum waktu shubuh, maka ia dapat berguna untuk mimpi bertemu Nabi saww.”. (Habib Husin Muhammad Syadad bin Umar, Do’a-do’a bertemu Nabi SAW, hal. 146, Pustaka Hidayah).
Habib Ahmad bin Hasan ra. berkata: “Aku memberi salah seorang sadah (keturunan ahlul bait) ijazah untuk membaca sholawat ini, setelah ia meninggal dunia, aku mimpi bertemu dengannya, ia berkata kepadaku : ‘ketika jasadku diletakkan di kubur, datang makhluk yang menakutkan dari alam barzakh. Sholawat Agung (Azhimiyyah) ini melindungiku hingga lenyaplah rasa takut dari hatiku”.
Ada sebuah peristiwa menakjubkan sehubungan dengan shalawat ini. Al Arif billah Habib Abu Bakar bin Abdullah ‘Atthas memperoleh shalawat ini dari SAYYID AHMAD BIN IDRIS secara langsung . Beliau lalu menulis shalawat ini dan menyimpannya dalam tas pakaian. Sewaktu berlayar dilaut , seorang darwis ahli sir batin dan kasyaf melihat cahaya keluar dari tas Habib Abu Bakar hingga ke langit. Ia lalu memberitahukan apa yang dilihatnya kepada Habib Au Bakar. habib abu Bakar berkata kepadanya, ” Tas ku ini hanya berisi pakaian dan shalawat”. habib Abu Bakar lalu menunjukan sholawat itu kepada si Darwisy.
Sayid Ahmad Syarif as-Sanusi ra. meriwayatkan bahwa Sayid Muhammad bin Ali as-Sanusi ra. suatu ketika menerangkan keutamaan membaca Shalawat ‘Azhimiyyah, bahwa sesungguhnya membaca Shalawat ‘Azhimiyyah sekali menandingi bacaan Kitab Shalawat Dala-ilul Khairat sebanyak 33.333 kali. Ditanyakan mengapa demikian? Karena keutamaan Shalawat ‘Azhimiyyah itu disebabkan keutamaan para guru-guru ra. (yang meriwayatkannya).
Ada yang mengatakan barangsiapa mendawamkan shalawat ‘Azhimiyyah ini dengan istiqomah minimal setiap harinya 1 kali (dibaca 1x habis shalat) maka apabila ia mati maka kuburannya akan disinari dengan cahaya/lampu dari syurga dan dilapangkan kuburnya.
Inilah Shalawat ‘Azhimiyyah:
Allaahumma innii as ‘aluka bi nuuri wajhillaahil ‘azhiim,
Alladzii mala-a arkaana ‘arsyillaahil ‘azhiim,
Wa qoomat bihii ‘awaalimullaahil ‘azhiim,
Antusholliya ‘alaa mawlaanaa Muhammadin dzil qodril ‘azhiim,
Wa ‘alaa aali Nabiyyillaahil ‘azhiim,
Biqodri ‘azhomati dzaatillaahil ‘azhiim,
Fii kulli lamhatin wanafasin ‘adada maa fii ‘ilmillaahil ‘azhiim,
Sholaatan daa-imatan bidawaamillaahil ‘azhiim,
Ta’zhiiman lihaqqika yaa mawlaanaa yaa Muhammadu yaa dzal khuluqil ‘azhiim, Wasallim ‘alayhi wa ‘alaa aalihii mitsla dzaalik,
Wajma’ baynii wabaynahuu kamaa jama’ta baynar ruuhi wanafsi,
Zhoohiron wabaathinan, Yaqzhotan wamanaaman,
Waj’alhu yaa Robbi ruuhal lidzaatii min jamii’il wujuuhi,
Fid dunyaa qoblal aakhiroti yaa ‘Azhiim.
Yaa Allah sesunggguhnya aku memohon kepadaMu dengan cahaya Wajah Allah Yang Agung,
Yang memenuhi tiang-tiang Arasy Allah Yang Agung,
Dan dengannya berdirilah alam-alam (ciptaan) Allah Yang Agung,
Agar shalawat tersampaikan atas pelindung kami, Muhammad SAW, yang memiliki derajat yang Agung,
Dan atas keluarga nabi Allah Yang Agung,
Dengan ukuran Keagungan Zat Allah yang Agung,
Disetiap kedipan dan nafas, sebanyak apa yang termaktub dalam Ilmu Allah Yang Agung,
Shalawat yang abadi dengan Kekekalan Allah Yang Agung,
(sebagai) pengagungan terhadap Haq (kebenaran) engkau wahai Muhammad, yang memiliki akhlak (perangai) yang Agung,
Dan salam atas beliau SAW serta keluarganya, semisal yang demikian itu,
Dan satukanlah aku dengan Beliau sebagaimana Engkau satukan ruh dengan nafas,
Secara Zahir dan Batin, dalam keadaan terjaga (sadar) atau tidur (mimpi),
Dan jadikanlah beliau yaa Tuhanku, sebagai ruhani jiwaku, di setiap arah,
Didunia ini sebelum (datangnya) hari akhir, wahai Zat yang memiliki Keagungan.
Alfaqir (Habib Muhammad Shulfi bin Abunawar Al ‘Aydrus) ijazahkan Shalawat Azhimiyyah ini bagi siapa saja yang mau mengamalkannya, yang insya Allah ijazah ini sambung menyambung sampai ke Asy Syaikh Ahmad bin Idris (Tarekat Idrisiyyah) dan terus ke Nabi Muhammad saww. yang alfaqir dapatkan dari Sayyid Muhammad bin Alwi bin Abbas Al Maliki Al Hasani dan Asy Syaikh Shalih bin Muhammad bin Shalih Al-Ja’fari Al-Husaini.
Penulis : Muhammad Shulfi bin Abunawar Al ‘Aydrus.