Minggu, 26 Januari 2014

SINAR MU TETAP KU RASA ( Sirnarasa )


A) Wajib mengenali Mursyid secara dzohir didunia ini

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhT0gZb99TyH2JXe035vv0IF-vAwISIATUpWOgKmHynyOCjI9OsrRSYInOdL-j2inF-FPd-VAnnnPCWEtd5DzH0Bwyh9GpAr_1n1k2lEd8t7UZtOxv4ti-X9b_erJiWgNAI8Bmrs1KAb9c/s320/as.jpg
Siapa diantara kalian yang menyembah Muhammad (Rasulullah), maka Muhammad sudah wafat. Tapi barangsiapa menyembah Allah SWT maka Allah SWT itu hidup dan tidak akan mati ”. ( Sayyidina Abu Bakar As-Siddiq r.a )

Tuan Syaikh Ahmad Sohibul Wafa Tajul Arifin q.s adalah matahari dan juga obor (penerang) dalam hidup si murid. Kini Matahari itu telah terbenam didalam rasa Sang Murid yang dicintainya Yaitu Hadrotus Syaikh Muhammad Abdul Gaos Saefulloh Maslul Ra ini tertuang jelas didalam isyarah pemberian nama Pesantren " SIRNARASA " oleh Guru Agung Pangersa Abah Anom qs. Dapatkah kita selaku murid akan mengenali dan menemukan pancaran nur ilahiyah  yang terbenam pada qolbu beliau ?


Nabi saw. bersabda :


“ Siapa yang mati  sedang ia tidak mengenal imam zamannya maka ia mati dalam keadaan jahiliyyah ”.


Hadis di atas telah disepakati kesahihannya, baik oleh Ahlusunnah wal Jama’ah maupun Syi’ah dapat anda jumpai dalam banyak kitab-kitab mu’tabarah para ulama Ahlusunnah, di antaranya:


Shahih Bukhari, bab Al Fitan 5 / 13
Shahih Muslim, 6 / 21 - 22 hadist 849
Musnad Ahmad 2 / 83.  3 / 446 dan 4 / 96
Shahih Ibn Hibban, 6 / 49 hadist 4554
Al Mu’jam Al Kabir; Al Thabarani,10/350 hadis 10687.
Mustadrak; Al Hakim,1/77.
Hilyatul Awliyaa’,3/224.
Jaami’ Al Ushuul; Ibn Al Atsiir Al Jazari,4/7.
Musnad Ath Thayalisi:259.
Al Kuna wa Al Alqaab,2/3.
Sunan Al Baihaqi,8/156 dan 157.
Al Mabshuuth; Al Sarkhasi,1/113.
Syarah Nahj Al Balaghah; Ibn Abi Al Hadid,9/155.
Syarah Muslim; Al Nawawi,12/44.
Talkhis Al Mustadrak; Al Dzahabi,1/77 dan177.
Tafsir Ibn Katsir,1/517.
Syarh Al Maqashid,2/275.
Majma' Al Zawaid, 5 / 218, 219, 223 dan 312  
Kanz Al Ummal, 3 / 200.
Taisiir Al Wushuul, 2 / 39 dain-lainnya  

Didalam falsafah jawa mengatakan : 

" Nek kowe pengin dadi wong sing iso gondelan waton, gole ono geni nganggo obor, nek wis ketemu kowe mesti iso melaku... "

Artinya:
Jika kamu ingin menjadi  orang yang ahli takwa, maka carilah Guru Mursyid yang mampu membakar semua dosa melalui dzikir, kemudian kamu menyakini bahwa Guru Mursyid tersebut sebagai obor atau penerang. Selanjutnya jika kamu sudah menemukan Guru Mursyid didunia ini, maka Insya Alloh kamu akan menjadi orang yang beruntung lahir dan bathin


Seorang Mursyid adalah ibarat sebuah tali bagi si murid. Tanpa tali tersebut kita tidak akan mungkin menyambungkan ruhani kita ke ruhani Rosululloh Saw. Al-Qanduzi menyebutkannya di dalam kitabnya Yanabi’ al-Mawaddah. Dia berkata tentang firman Allah SWT yang berbunyi :

“Dan berpegang teguhlah kamu semua kepada tali Allah”, “Tsa’labi telah mengeluarkan dari Aban bin Taghlab, dari Ja’far ash-Shadiq a.s yang berkata, ‘Kami inilah tali Allah yang telah Allah katakan di dalam firman-Nya ‘Dan berpegang teguhlah kamu semua kepada tali Allah danjanganlah berpecah-belah.’” 


Penulis kitab al-Manaqib juga mengeluarkan dari Sa’id bin Jabir, dari Ibnu Abbas yang berkata:

“Kami pernah duduk di sisi Rasulullah saw, lalu datang seorang orang Arab yang berkata, ‘Ya Rasulullah, saya dengar Anda berkata, ‘Berpegang teguhlah kamu kepada tali Allah’, lalu apa yang dimaksud tali Allah yang kita diwajibkan berpegang teguh kepadanya?’ Rasulullah saw memukulkan tangannya ke tangan Ali seraya berkata, ‘Berpegang teguhlah kepada ini, dia lah tali Allah yang kokoh itu.’” [14] Yanabi’ al- Mawaddah, hal. 118, terbitan Muassasah al- A’lami Beirut – Lebanon.


Secara tekstual kita akan mendapati apa yang di maksud tali allahtersebut yaitu " sesuatu" yang berkelanjutan dari Pangkalnya, dari Rasul allah ke Imam ali. Secara tekstual ayat ini berhenti pada IMAM ALI berdasar hadis nabi, jika kita fahami hanya pada batas tekstualan ayat saja.


Permasalahan sekarang yang muncul adalah ada orang-orang yang tidak sepaham dan tidak mengakui keberlanjutan tali allah tersebut, mereka menyangka tali Allah putus sampai pada 37 padahal apabila kita yakin  kepada yang 1, berarti harus mengikuti yang ke 2 dan seterusnya itu rumus yang sederhana untuk memahami keberaturan dan keberlanjutan amaliayah dan tali Allah tersebut hingga yamul qiamah..


Selain itu, ada juga yang meyakini akan adannya sang penerus tali Allah tersebut namun mereka menolak wujud seorang Mursyid secara dzohir. Walaupun sudah banyak pengakuan-pengakuan dari orang-orang yang  sangat dapat dipercaya yang menopang atas keberadaan dan eksitensinya sebagai Penerus kemursyidan Hadrotus Syaikh Ahmad Sohibul Wafa Tajul Arifin Qs seperti :


Prof. Dr. KH. Manarul Hidayat dari Jakarta, pernah berkata kepada KH IQRO dari lampung: " bahwa penerus Guru Agung Pangersa Abah Anom qs, pasti adalah Syaikh Abdul Gaos Saefulloh Maslul...Subhanalloh 
K.H Soleh Mukhtar hujjatul arifin (wakil talqin PP Suryalaya) Dalam ceramahnya pada waktu managib di PP Sirnarasa (Rabu, 26/09/2012) menyatakan bahwa mursyid silsilah ke 38 adalah syeikh Muhammad Abdul Gaos Saeful Maslul R.A ...dan masih banyak lainnya.
Tetapi tetap saja mereka menolaknya meskipun sudah jelas ciri kemursyidan Tuan Syaikh Muhammad Abdul Gaos Saefulloh Maslul Ra. 
Jadi hemat saya pentafsiran tali allah oleh rasul menunjukan sebuah ke berkelanjutan atau regenerasi yang membawa teladan Rasulallah oleh seorang Mursyid secara turun temurun akan berlanjut hingga yaumul akhir.

Indikasi-indikasi atas penolakan kemursyidan Syaikh Muhammad Abdul Gaos Saefulloh Maslul Ra itu bisa disebabkan oleh lemahnya pancaran nur Ilahiyah yang menerangi kecerdasan-kecerdasan pola pikir kita, antara lain:

1. Jiwa Kehilangan Power dan Energi

Indikasinya adalah ketidak sukaan ketika melihat sesuatu yang berbeda dengan pendapat kita, hati menjadi panas, cepat emosional, mengebu-gebu, mudah mengeluarkan perkataan kotor, keinginan menghina lawan bicara sangat memonopoli, menganggap rendah orang lain, sedikit-sedikit mengatakan kafir, Makar, Virus, kurang adab  itu adalah salah satu tanda jiwa kita telah kehilangan power dan energi  Nur Illahiyah

2. Akal Pikiran telah Kehilangan Power dan Energi
Indikasinya yang terlihat jelas adalah sikap kita yang tampak pandai ketika berbicara tentang teori-teori kebaikan dan kebenaran tapi itu cuman dimulut, sedikit sedikit selalu mengatakan mana dalilnya, akan tetapi mereka tidak berpikir keras bagaimana bisa diaplikasikan secara kongkrit kedalam dirinya sendiri sebelum disampaikan kepada orang lain, bahkan yang lebih parah lagi akal pikirannya menjadi pengecut dan tidak kesatria didalam memanifestasikan kebanaran kedalam dirinya sendiri

3. Qolbu Kehilangan Power dan Energi
Indikasinya sangat terlihat jelas ketika mereka kehilangan rasa seperti rasa kasih sayang, sikap toleransi, kelembutan dan lain-lainnya. Sehingga mereka sangat sulit untuk menangkap dan menerima pancaran Nur Ilahiyah secara kasyaf (penyingkapan alam ghaib) yang berupa hidayah, Irsyad, firasat, dan ilham. 
Firman Alloh:
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhmMUk8QcI2G6pAkrqK8793sGf8hjTMGCMSQEMx4gdMLvLjSaferceEDMmLtMlSdHvSKVHqukoYcUX-WnrYzB-NAk7_UEY0mJHLuM_-srb-Rzhk-1NThq5MNp6dwEaAIQg39gDmeMhSZx8/s400/Al+baqoroh+ayat+10.png
 Artinya:
" Di dalam hati mereka terdapat penyakit, lalu Alloh menambah penyakit itu untuk mereka; dan hal itu bagi mereka sebagai siksa yang pedih, disebabkan oleh apa-apa yang telah mereka dustakan ". ( Al-Baqarah, 2:10 )
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjFJzS1pCHpcQ9fo6qX2Btpaf9_-KYwPxGxTfMHu7i4ZvLyKuHViAlZLOUrMbjZkhscmpYi9-7IlbsNR0RLqVUe9fhyphenhyphenHKmOhwB87BcW26U4nL95paG7VAe48-aRJ26hzXi9Ed1h1IqNFjo/s400/Al+Muthaffifin+ayat+14.png
Artinya:
" Sekali-kali tidak , tetapi apa-apa yang senantiasa mereka lakukan itu telah menutupi hati mereka ". ( Al-Muthaffifin, 83:14 )

4. Inderawi Kehilangan Power dan Energi
Indikasinya adalah secara lahiriyah kita sangat sulit menangkap obyek dari hakikat  lahiriyah seperti penglihatan hanya dapat melihat obyek lahiriyah, Pendengaran hanya dapat menangkap suara dan bunyi lahiriyah, Penciuman hanya dapat membau aroma lahiriyah saja, Pengecap hanya dapat mengecap rasa lahiriyah, Peraba hanya dapat meraba obyek lahiriyah. Sedangkan Obyek bathiniyah tidak dapat ditangkap. Firman Alloh:
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj6U6lL6lB5UvIMfVahqgzxTzwcZpeahscdKILSM_GgnXd-4hrDfBJowjGdybfCsSEeIHaKVhXZU2fHx1pwAUFljaXSZteXSqEKLg8E3FS9VsU4tCbwRzD7ipExmtOX6Rq17una9jjJhfc/s400/al+baqoroh+ayat+7.png
Artinya:
" Alloh telah menutup mati hati dan pendengaran mereka, serta penglihatan mereka pun ditutup; dan mereka memperoleh siksa yang besar " ( Al-Baqarah, 2:7 )

5. Jasad telah Kehilangan Power dan Energi

Indikasinya adalah badan terasa malas ketika melaksanakan ibadah wajib, terlebih lebih ibadah yang sunah dan sebaliknya jika melakukan aktifitas kejahatan, perusakan, kedustaan, kehancuran dan tipu daya badan sangat kuat dan kokoh berdiri

Pancaran Nur Illahiyah yang terbenam pada qolbu beliau ( Syaikh Muhammad Abdul Gaos Saefulloh Maslul Ra) Dapat kita saksikan terlihat jelas di masyarakat dengan menjamurnya manaqib baik dirumah, sekolah, pesantren, kantor (pemerntah maupun swasta), rumah sakit bahkan lembaga pemasyarakatan. Begitu pula dari musholah berlantai bambu sampai masjid yang berlantai marmer, dari masjid umum sampai masjid Istiqlal, masjidil haram, masjidil aqsho dan dari masjid kampung sampai masjid agung. 



Renungkanlah ! Tanpa adanya pancaran Nur Ilahiyah dari Guru Agung Pangersa Abah Anom qs, tidak akan mungkin bisa sampai mengembangkan Managib Tqn Suryalaya ketempat asalnya. Ketika Sang Matahari kini telah terbenam didalam rasa sang Murid yang dicintainya, akankah kita mengingkari hati yang telah tertanam nama-Nya. 

Hati yang telah tersucikan oleh Gurunya, Ia tak menatap dan tak tertatap kecuali oleh pandangan mata yang telah kembali kepada Sang Pemilik-Nya. Hatinya diliputi Nur, PandanganNya Nur, Pendengaran-Nya Nur, Lisan-Nya Nur, Kanan-Nya Nur, Kiri-Nya Nur, Depan-Nya Nur, Belakang-Nya Nur dan seluruh jasadnya diliputi Nur. Makanya Guru Agung Syaikh Ahmad Sohibul Wafa Tajul Arifin Qs bersabda: "...tuturkeun Aos (ikuti Aos)..."



B) Sabda Guru Agung Syaikh Ahmad Sohibul Wafa Tajul Arifin Qs bersabda: "...tuturkeun Aos (ikuti Aos)..."

Kalau seorang Guru Agung Pangersa Abah Anom Qs menyuruh seperti itu berarti sabda beliau itu adalah sebuah dalil yang tidak bisa dibantahkan. Ini adalah sebuah isyarah bukti kemursyidan Syekh M. Abdul Gaos Saefulloh Maslul R.a, dan ini bisa dijadikan sebagai  petunjuk legitimasi estafet penerus Silsilah ke-38 TQN Suryalaya

Jika kita cermati dan teliti makna kata ikuti AOS, dan dikaitkan dengan angka 405 maka mengandung isyarah yang sangat menakjubkan dibalik angka tersebut. Didalam dunia thoriqoh tidak ada kata yang kebetulan, semuanya sudah direncanakan oleh Yang Maha Agung. Sekarang pertanyaannya bagaimana kita bisa menyingkapinya, itu yang perlu kita cari dan gali serta telaah lebih dalam lagi.


Susunan isyarah angka 405 jika kita gunakan pendekatan metode kajian angka ala hikmah kamilah. kajian ini bukanlah tafsir Al Qur'an karena hanya menguraikan angka dari jumlah, macam huruf dan jumlah bilangan ala abajadun (Abjad Suryaniyyah) serta jumlah total dan global yang menjadi saran takholuq (berakhlaq) dengan kalimat Toyyibah melalui suatu ayat yang mengandung angka-angka tersebut.


Jadi jika angka 405 kita pecah dan tambahkan hasilnya ( 4 + 0 + 5 = 9 ) dan jika kita kalikan hasilnya ( 4 x 0 x 5 = 0 ) maka akan menghasilkan sebuah angka yang sangat menakjubkan, yaitu angka 9 dan angka 0. Angka 9 mengandung isyarah dari macam huruf yang terdapat pada kalimah Thoyyibah (LAA ILAAHA ILLALLOHU MUCHAMADUR ROSUULULLOHI). Dan angka 0 (kosong) ialah mengandung isyarah takholuq bahwa sesungguhnya seorang muslim HARUS bisa berakhlaq dengan akhlaq 9 macam huruf kalimat toyyibah. 


Kalau dilihat dari metode pendekatan ala hikmah kamilah yang terdapat didalam Buku Angka dibalik Surah Al Fatihah karangan As Syaikh Ahmad Mishbachul Munir Muslim ( AMIM MUSLIM ) maka angka 9 adalah merupakan suatu jalan yang harus di tempuh oleh setiap muslim khususnya Tqn Suryalaya di dalam mengamalkan, melestarikan dan mengamankan amaliyah Syaikh Ahmad Sohibul Wafa Tajul Arifin Qs harus merujuk atau mengacu dan mengikuti kepada penerusnya Syaikh Muhammad Abdul Gaos Saefulloh Maslul Ra sesuai dengan isyarah 9 macam huruf yang ada di kalimat toyyibah sbb:
  1. Seorang muslim harus bisa berakhlak dengan huruf WAWU yakni : WACHDATU WUJUDILLAH FIL QULUUBI (meng-Esakan Allah di dalm hatinya), bukan berarti Alloh menyatu dengan hamba-Nya atau yang kita kenal di dalam bahasa jawa dengan istilah manunggaling kawula gusti.
  2. Harus bisa berakhlak dengan huruf SIN yakni : SUNNATU MUCHAMMADIRROSULULLOH (mencontoh langkah-langkah Nabi Muhammad) sesuai dengan kemampuan dan pemahamannya di dalam menyimpulkan wahyu yang di bawa olehnya.
  3. Harus bias berakhlak deangan huruf RO yakni : ROJI’UN ILLALLOHI (kembali kepada Alloh) yakni senantiasa bertaubat kepada-Nya.
  4. Harus bisa berakhlak dengan huruf DAL yakni : DAMUTH THOO’ATI (ta’at secara intensif) baik ta’at secara vertical maupun horizontal.
  5. Harus bisa berakhlak dengan huruf CHA yakni : CHIFDUL A’DLO’I ‘ANIL MA’SHIYATI (menjaga organ tubuh supaya tidak maksiat) kepada Alloh dan Rosul-Nya.
  6. Harus bisa berakhlak dengan huruf MIM yakni : MUCHITHUM BIL ‘ILMIDH DHOHIRI WAMUCHITUM BIL ‘ILMIL BAATHINI (menguasai ilmu lahir dan ilmu batin) yakni ilmu dunia dan ilmu akherat.
  7. Harus bisa berakhlak dengan huruf HA yakni : HUDUU,UL KHUSYUU,I BILCHAWASIL KHOMSI (menempatkan khusu di dalam panca indera), baik indra raga, jiwa, maupun nyawa.
  8. Hurus bisaberakhlak dengan huruf ALIF yakni : ITTICHAADUT TAQWAA BILJIHATI (menyatukan taqwa dengan arah / ahli taqwa) dimanapun berada.
  9. Harus bisa berakhlak dengan huruf LAM yakni LUBBUL IKHLASHI (inti ikhlas/bersih raga, jiwa, dan nyawa) dalam setiap amalnya (murni).
SEMBILAN MACAM HURUF yang ada di dalam kalimah Toyyibah (LAA ILAAHA ILLALLOHU MUCHAMMADUR ROSULULLOHI), yakni : WAWU, SIN, RO, DAL, CHA, masing-masing satu huruf. Sedangkan MIM ada dua, HA ada tiga, ALIF ada enam, dan LAM ada delapan.

Pangersa Guru Agung Syeikh Ahmad Sohibul Wafa Tajul Arifin Qs bersabda : " Kalau mau ikut Abah, ikut Aos (405). Tidak mau ikut Aos (405), Abah-kan sudah ngomong kepadamu, Abah tidak pernah mengundang orang untuk datang kesini ". ( pukul 23.31)

Selanjutnya Syaikh Muhammad Abdul Gaos saefulloh Maslul Ra bersabda : "Mustahil Guru Agung Meninggalkan jutaan umat TQN begitu banyaknya kalau tidak ada yang ngurus. Karena sudah ada makanya abah pulang". 

Inilah arahnya sabda beliau kepada seluruh ikhwan dan akhwat Tqn Suryalaya, karena beliau sudah tahu dan sudah diberi tahu oleh Guru Agung. Siapa lagi yang tahu dan diberi tahu kalau bukan seorang Mursyid dan penerusnya itu sendiri. Renungkanlah wahai saudaraku...!!!! 
Selanjutnya lagi Guru Agung Syekh Ahmad Shohibul wafa tadjul Arifin Qs bersabda kepada Syekh Abdul Gaos Saefulloh Maslul Ra "...segini banyaknya yang berbondong-bondong ke suryalaya BELUM TENTU 20%-NYA JADI ". Mari ikut yang sudah pasti,  masuk 20%-nya jadi.

Sirnarasa Ada di Pundak Beliau Hadrotus Syaikh Muhammad Abdul Gaos Saefulloh Maslul Ra. Sirnarasa itu Ada 20% yang sudah mulai mengikuti beliau sesuai perintah abah "IKUTI AOS", dan ada 80% yang harus diselamatkan. Menurut saya yang 80 %nya Murid mencari Guru, yang 20 % murid kebanggaan guru, yang 100 % harapan guru.

Alloh berfirman :
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg81JGrDfJByLwkO2vbarQiFBZj4IThVBTGsIv1gw-3z0_fwMcLvpaAIcMZP0Q-pS0NrcfLvnIb6ADqzFTqkk3zQRV96JIFD6RY6BdIqw2fJ3jxUpBgDl6gfXHGJLLhNrzyee3JOMFzzvk/s1600/al+arof+ayat+10.png

walaqad makkannaakum fii al-ardhi waja'alnaa lakum fiihaa ma'aayisya qaliilan maa tasykuruuna

Artinya:

" Sesungguhnya Kami telah menempatkan kamu sekalian di muka bumi dan Kami adakan bagimu di muka bumi (sumber) penghidupan. Amat sedikitlah kamu bersyukur ".

Dan ternyata Angka 9 yang terdapat dari macam huruf dalam kalimat toyyibah menuntut kepada kita untuk NGAJI. Ngaji menurut falsafah jawa maksudnya adalah Bolongan Sanga Dadi siji, supaya oleh Aji saking Alloh Dzat Maha Siji (Lubang sembilan jadi satu, supaya mendapatkan kelebihan dari Dzat Yang Maha Esa). Menurut Syaikh Achmad Mishbachul Munir Muslim Angka 9 yang terdapat dari kalimat Toyyibah menuntut kepada 2 masalah yang ada didalam tujuan NGAJI, yaitu :
  1. Bisa menutup Lubang 9 sehingga tidak maksiat kepada Alloh
  2. Bisa mengamalkan, melestarikan dan mengamankan ilmu yang dihasilkan dari NGAJI tersebut.
Lubang 9 itu antara lain : 2 lubang mata, 2 lubang hidung, 2 lubang telinga, mulut, kemaluan dan anus, artinya menutup lubang-lubang tersebut agar tidak maksiat kepada Alloh Swt, sehingga bisa mengamalkan, melestarikan dan mengamankan ajaran-ajaran Nabi Muhammad Saw melalui wasilah Guru Agung Pangersa Abah Qs.

Jadi maksud Guru Agung untuk mengikuti AOS (405) adalah menuntut kepada semua muridnya untuk mengamalkan, melestarikan dan mengamankan baik waktu siang ataupun malam hari selama 24 jam yang terimplisit dari jumlah huruf laa ilaaha illalloh Muhammadur Rosulullah, agar bisa menutup 9 macam bolongan agar tidak maksiat kepada Alloh dengan dzikir jahar 165x dan dzikir khofi setiap helaian nafas, agar mencapai hakikat dari tujuan NGAJI.

C) Sinarmu Tetap Kurasa ( Sirnarasa )

Abah Sepuh membuat nama SURYALAYA sedangkan Pangersa Abah Anom Qs menciptakan nama SIRNARASA  semuanya saling berkaitan. Syaikh M Abdul Gaos Saefulloh maslul Ra bersabda : Sirnarasa itu " uriidu an laa uriida Qolahu Syeikh Abu Yazid Al-Busthomi " (aku menghendaki apa yang aku tidak kehendaki.. telah berkata kepadanya Syekh Abu Yazid Al- Bisthomi).

Beliau juga menegaskan pula " tidak tahu apa-apa, tidak mempunyai apa-apa, tidak mau apa-apa selain Guru Ruhku ", inilah isyarah dari angka ( 0 ) yang berasal dari perkalian angka 405 ( 4 x 0 x 5 = 0 ). Angka O mengandung isyarah takholluq secara bulat bahwa sesungguhnya seorang muslim harus bisa berakhlak dengan akhlak sembilan (9) macam huruf pada kalimat toyyibah dengan sungguh-sungguh. Itu artinya kita harus membulatkan tekad mengikuti AOS (405).

Menurut bahasa sunda halus Sirnarasa itu sama dengan mapan rasa ( sempurna rasa ) = Sajatining Hurip (hakikatnya Hidup) = ruh sulthoony mahalul ismits tsaali-tsi wahuwa " HU " (Alam Jabarut - alam malakut - Alam Naasuut - Alam Mulki), ruh sulthoni itu bertempat di nama yang ke 3 yaitu HU, jadi ada rahasia dibalik nama SIRNARASA.

Kalau boleh saya tafsirkan bahwa Sirnarasa itu sendiri adalah Wadah (Tempat) dan Isi (Silsilah). Berbicara tentang wadah (tempat) sudah seharusnya membicarakan tentang isi pula, karena kedua hal tersebut tidak bisa dipisah-pisahkan, makanya dalam penulisan Sirnarasa itu disambung tidak dipisahkan, karena mengisyaratkan sebuah tempat jalinan rasa yang menyambung antara Para ahli silsilah sampai Rosululloh Saw.

Dimana  jalinan tempat / silsilah rasa antara Guru dan Murid sudah terukir jelas pada bab silsilah. Jalinan rasa ini sebelum diukir oleh Guru, Si Murid sudah dipersiapkan jauh hari sebelum jadi murid, itu artinya sudah ada tali silsilah sebelum si murid dilahirkan yang menyambung sampai ke Rosululloh, dengan kata lain  Murid itu merupakan wadah (tempat) Guru dan Guru merupakan isi dari Murid. Jadi jelaslah bahwa ketika jalinan rasa itu dilaksanakan oleh Guru dan murid maka meneteslah benih Silsilah diantara keduanya yang tertuang dan diukir didalam nama SIRNARASA. Subhanalloh !


Kata Abah Anom Qs kepada Abah Gaos Ra :,,, "aya urang didinya" (Apakah ada nama kita disana) ditunjukan kepada sehelai dokumen,,, kata Abah Gaos Ra: "aya bah" (Ada Bah), kata Abah Anom : "tah geuning urang teh turunan gurame"(Nah ternyata kita tuch turunan ikan gurame) .

Dalam pengamatan saya yang bodoh ini yang dimaksud ...turunan ikan Gurame adalah  benih silsilah itu sendiri yang sudah diaplikasikan dengan jelas pada pemberian nama SIRNARASA oleh Guru Agung Syaikh Ahmad sohibul Wafa Tajul Arifin Qs. Ini adalah sebagai isyarah yang menunjuk pusat dan benih penerus perjuangan (Khirqoh) beliau kepada Syaikh M. Abdul Gaos Saefulloh Maslul Ra. Dikalangan orang sunda itu sendiri ikan Gurame  diibaratkan ikan paling istimewa, sampai-sampai menanam ikan gurame pun pasti jadi gurame. Begitu juga waliyullah atasnya waliyulloh maka kebawahnya (keturunannya) juga waliyullah..

Jadi menurut hemat penulis nama SIRNARASA yang diberikan oleh Guru Agung Syaikh Ahmad Sohibul Wafa Tajul Arifin Qs atau bisa disingkat ASWAJA adalah merupakan isyarah yang menunjukkan legalitas sebuah tempat atau wadah yang menampung isi benih-benih ahli silsilah sebagai pusat penerus perjuangan Guru Agung Pangersa Abah qs dan merupakan lingkaran penghubung antara murid dengan Gurunya.

Lingkaran penghubung itulah yang hidup dan apapun yang hidup pasti mempunyai arti dan apapun yang mempunyai arti itu hidup. Sama halnya apapun Yang hidup mempunyai Rasa dan apapun yang mempunyai Rasa itu Hidup, itulah hakikat Sirnarasa.

Dengan penjelasan ini,maka dapat diambil kesimpulan bahwa hakikat Sirnarasa itu adalah Hidup. Dan Hidup itu sendiri ialah Sang Maha Pencipta (ALLOH SWT). Padahal kita semua ini umat yang hidup. Hidup umat karena belajar. Maka dari itu tetaplah belajar untuk untuk meraih hidup. Belajar lebih baik untuk menjadi yang terbaik. Oleh sebab itu Hidup bukan untuk dunia tetapi hidup untuk Allah dan untuk mencari bekal kembali ke Akhirat

Mungkin suatu hari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang belum kita pahami secara ruhaniyah itu akan terungkap dengan sendirinya, setiap pertanyaan dalam hati bukan untuk dipertanyakan, dan setiap jawaban bukanlah sesuatu yang dicari apabila didapatkan, dan jika kita mendapatkan pernyataan apapun dari Guru kita bukan untuk diterima begitu saja, perlu waktu untuk mengerti, bahkan bisa bertahun-tahun untuk pengertiannya apa yang di maksud.

Wallohu 'alam.

 Haul Pangersa 4 Agustus 2012 di Pesantren Sirnarasa
Lagu : Matahari Terbenam di Sirnarasa
Ciptaan : Syeikh Mursyid Kamil Mukamil M. Abdul Gaos Saefulloh maslul R.A


Aransemen : Ikhwan TQN PP. Sirnarasa
Lyric Lagu  :

Semakin Cinta padamu

Semakin dalam rinduku
Ketika sang matahari kini
tlah terbenam sudah
Menetes air mataku
saat aku membayangkan
bagaimana jika tak ada dia
pasti ku tersesat jauh

Reff :

Bagai purnama

Hati yang tlah tertanam nama-NYA
dan ku berderai
walau dalam kegelapan
Dan aku menangis
aku menangis bahagia
ketika matahari terbenam di Sirnarasa