Minggu, 26 Januari 2014

Shalawat ‘Azhimiyyah (As Sayyid Ahmad bin Idris (Tarekat Idrisiyyah)).


 
Shalawat ‘Azhimiyyah (As Sayyid Ahmad bin Idris (Tarekat Idrisiyyah)).
Sayyid Habib Muhammad Al-Haddar mengatakan : “Barang siapa membaca shalawat Azhimiyyah 3 kali, maka dia akan mimpi bertemu Nabi saww. “.
Sayyid Muhammad Alwi al Maliki berkata : “Barang siapa membacanya sebanyak 7 kali sebelum waktu shubuh, maka ia dapat berguna untuk mimpi bertemu Nabi saww.”. (Habib Husin Muhammad Syadad bin Umar, Do’a-do’a bertemu Nabi SAW, hal. 146, Pustaka Hidayah).
Habib Ahmad bin Hasan ra. berkata: “Aku memberi salah seorang sadah (keturunan ahlul bait) ijazah untuk membaca sholawat ini, setelah ia meninggal dunia, aku mimpi bertemu dengannya, ia berkata kepadaku : ‘ketika jasadku diletakkan di kubur, datang makhluk yang menakutkan dari alam barzakh. Sholawat Agung (Azhimiyyah) ini melindungiku hingga lenyaplah rasa takut dari hatiku”.
Ada sebuah peristiwa menakjubkan sehubungan dengan shalawat ini. Al Arif billah Habib Abu Bakar bin Abdullah ‘Atthas memperoleh shalawat ini dari SAYYID AHMAD BIN IDRIS secara langsung . Beliau lalu menulis shalawat ini dan menyimpannya dalam tas pakaian. Sewaktu berlayar dilaut , seorang darwis ahli sir batin dan kasyaf melihat cahaya keluar dari tas Habib Abu Bakar hingga ke langit. Ia lalu memberitahukan apa yang dilihatnya kepada Habib Au Bakar. habib abu Bakar berkata kepadanya, ” Tas ku ini hanya berisi pakaian dan shalawat”. habib Abu Bakar lalu menunjukan sholawat itu kepada si Darwisy.
Sayid Ahmad Syarif as-Sanusi ra. meriwayatkan bahwa Sayid Muhammad bin Ali as-Sanusi ra. suatu ketika menerangkan keutamaan membaca Shalawat ‘Azhimiyyah, bahwa sesungguhnya membaca Shalawat ‘Azhimiyyah sekali menandingi bacaan Kitab Shalawat Dala-ilul Khairat sebanyak 33.333 kali. Ditanyakan mengapa demikian? Karena keutamaan Shalawat ‘Azhimiyyah itu disebabkan keutamaan para guru-guru ra. (yang meriwayatkannya).
Ada yang mengatakan barangsiapa mendawamkan shalawat ‘Azhimiyyah ini dengan istiqomah minimal setiap harinya 1 kali (dibaca 1x habis shalat) maka apabila ia mati maka kuburannya akan disinari dengan cahaya/lampu dari syurga dan dilapangkan kuburnya.
Inilah Shalawat ‘Azhimiyyah:
Allaahumma innii as ‘aluka bi nuuri wajhillaahil ‘azhiim,
Alladzii mala-a arkaana ‘arsyillaahil ‘azhiim,
Wa qoomat bihii ‘awaalimullaahil ‘azhiim,
Antusholliya ‘alaa mawlaanaa Muhammadin dzil qodril ‘azhiim,
Wa ‘alaa aali Nabiyyillaahil ‘azhiim,
Biqodri ‘azhomati dzaatillaahil ‘azhiim,
Fii kulli lamhatin wanafasin ‘adada maa fii ‘ilmillaahil ‘azhiim,
Sholaatan daa-imatan bidawaamillaahil ‘azhiim,
Ta’zhiiman lihaqqika yaa mawlaanaa yaa Muhammadu yaa dzal khuluqil ‘azhiim, Wasallim ‘alayhi wa ‘alaa aalihii mitsla dzaalik,
Wajma’ baynii wabaynahuu kamaa jama’ta baynar ruuhi wanafsi,
Zhoohiron wabaathinan, Yaqzhotan wamanaaman,
Waj’alhu yaa Robbi ruuhal lidzaatii min jamii’il wujuuhi,
Fid dunyaa qoblal aakhiroti yaa ‘Azhiim.
Yaa Allah sesunggguhnya aku memohon kepadaMu dengan cahaya Wajah Allah Yang Agung,
Yang memenuhi tiang-tiang Arasy Allah Yang Agung,
Dan dengannya berdirilah alam-alam (ciptaan) Allah Yang Agung,
Agar shalawat tersampaikan atas pelindung kami, Muhammad SAW, yang memiliki derajat yang Agung,
Dan atas keluarga nabi Allah Yang Agung,
Dengan ukuran Keagungan Zat Allah yang Agung,
Disetiap kedipan dan nafas, sebanyak apa yang termaktub dalam Ilmu Allah Yang Agung,
Shalawat yang abadi dengan Kekekalan Allah Yang Agung,
(sebagai) pengagungan terhadap Haq (kebenaran) engkau wahai Muhammad, yang memiliki akhlak (perangai) yang Agung,
Dan salam atas beliau SAW serta keluarganya, semisal yang demikian itu,
Dan satukanlah aku dengan Beliau sebagaimana Engkau satukan ruh dengan nafas,
Secara Zahir dan Batin, dalam keadaan terjaga (sadar) atau tidur (mimpi),
Dan jadikanlah beliau yaa Tuhanku, sebagai ruhani jiwaku, di setiap arah,
Didunia ini sebelum (datangnya) hari akhir, wahai Zat yang memiliki Keagungan.
Alfaqir (Habib Muhammad Shulfi bin Abunawar Al ‘Aydrus) ijazahkan Shalawat Azhimiyyah ini bagi siapa saja yang mau mengamalkannya, yang insya Allah ijazah ini sambung menyambung sampai ke Asy Syaikh Ahmad bin Idris (Tarekat Idrisiyyah) dan terus ke Nabi Muhammad saww. yang alfaqir dapatkan dari Sayyid Muhammad bin Alwi bin Abbas Al Maliki Al Hasani dan Asy Syaikh Shalih bin Muhammad bin Shalih Al-Ja’fari Al-Husaini.
Penulis : Muhammad Shulfi bin Abunawar Al ‘Aydrus.